Konten Media Partner

Loe Unur, Ritual Adat Mengantar Arwah ke Tempat Keabadian di Natarmage, Sikka

8 Oktober 2022 7:28 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto:Anggota Suku Uran menggelar ritual adat Loe Unur yang diselenggarakan di Desa Natarmage Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka, Jumat, 7 Oktober 2022. Foto oleh:Mario WP Sina.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto:Anggota Suku Uran menggelar ritual adat Loe Unur yang diselenggarakan di Desa Natarmage Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka, Jumat, 7 Oktober 2022. Foto oleh:Mario WP Sina.
ADVERTISEMENT
MAUMERE -Masyarakat Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, masih memegang teguh adat istiadat di tengah gempuran kemajuan zaman.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (7/10/2022) pagi, ratusan warga masyarakat Desa Natarmage memenuhi salah satu rumah warga dari Suku Uran, untuk melaksanakan ritual Loe Unur.
Rumah salah satu warga dari Suku Uran ini terletak di Kampung Api Matan, salah satu perkampungan kecil dengan kurang lebih 6 Kepala Keluarga (KK) yang mendiami.
Suku Uran sendiri adalah salah satu suku dari beragam suku yang mendiami perkampungan di Desa Natarmage.
Di salah satu lahan kosong yang berada persis di belakang pemukiman, digelar ritual adat Loe Unur.
Keterangan foto:Anggota Suku Uran saat menyembelih ternak kurban pada ritual adat Loe Unur yang diselenggarakan di Desa Natarmage, Jumat, 7 Oktober 2022. Foto oleh:Mario WP Sina.
Hadir dalam pelaksanaan ritual ini, tak hanya warga sekampung, tetapi anggota keluarga Suku Uran yang dari luar desa dan kecamatan pun turut hadir.
Mereka datang dengan membawa ternak babi dan kambing yang akan dipersembahkan dalam ritual adat Loe Unur.
ADVERTISEMENT
Bersama 2 orang polisi dari Pospol Nebe dan 2 orang tentara dari Koramil Talibura, kami menghadiri pelaksanaan ritual Loe Unur tersebut.
Tampak tenda dan bale-bale bambu, meja panjang yang dilengkapi dengan kursi dari bambu dibuat berjejer di sekeliling tempat ritual.
Di tengahnya, sebuah tanah lapang diletakkan sebuah kayu bulat pendek menyerupai lesung padi. Pada awal ritual, yang dipotong adalah hewan babi yang mana jumlahnya ada 20 ekor. 20 ekor hewan babi ini dihitung dari jumlah arwah anggota suku yang akan diritualkan yakni berjumlah 10 orang dikali 2.
Keterangan foto:Tua adat tengah melaksanakan ritual adat Loe Unur, Jumat (7/10/2022) pagi. Foto:Mario WP Sina.
Dalam penyembelihan hewan babi, dilakukan oleh keluarga inti dimana wajib babi yang disembelih harus terlepas antara kepala dan tubuh dalam sekali tebas.
Jika babi telah ditebas. Warga akan menyoraki si pemotong semacam memberi selamat. Kemudian kepala babi akan dibawa oleh tua adat ke tempat berkumpul para tetua adat dan oleh tua adat, darahnya akan dipercikkan pada bungkusan kain yag berisi kuku dan rambut dari para anggota keluarga suku yang meninggal yang akan diritualkan.
ADVERTISEMENT
Selain menyoraki anggota suku yang menyembelih babi dengan sekali tebas, biasanya mereka juga saling meninju pada punggung sebagai rasa saling menyemangati.
Usai penyembelihan babi, dilanjutkan dengan kambing. Kambing yang disembelih biasanya kambing yang dibawa oleh keluarga dan kenalan yang bukan merupakan keluarga inti.
"Hewan yang akan disembelih dipegang kaki dan kepalanya. Petugas yang akan memenggal kepala hewan tersebut harus sekali tebas kepala hewan baik babi dan kambing pun putus, ungkap Markus Mare (52) Pemangku adat suku Uran.
Ia menjelaskan, dalam ritual adat Loe Unur ini semua keluarga besar suku Uran hadir. Baik yang ada di kabupaten Sikka maupun di luar kabupaten Sikka biasanya hadir mengikuti ritual adat ini.
Makna Ritual Adat Loe Unur
Keterangan foto:Markus Mare, Pemangku adat suku Uran dan Sebastianus Sebas, Tokoh adat Desa Natarmage. Foto:Mario WP Sina.
Menurutnya, ritual adat Loe Unur tidak bisa ditentukan kapan waktu pelaksanaannya, karena ditentukan berdasarkan persiapan-persiapan materi dari anggota suku yang akan melaksanakan. Jika telah siap, maka akan digelar musyawarah adat untuk menentukan waktu pelaksanaannya.
ADVERTISEMENT
Sebastianus Sebas (70), Tokoh adat Desa Natarmage mengatakan ritual adat Loe Unur merupakan ritual puncak. Ritual ini diselenggarakan berawal dari adanya kematian di keluarga anggota suku.
Ia menjelaskan awal mulanya , setelah seseorang meninggal dunia, sebelum dikuburkan maka kuku kaki dan tangan kanan serta rambut diambil sedikit. Potongan kuku dan rambut ini disimpan di sebuah wadah lalu diletakkan di dalam rumah.
"Ketika anggota keluarga merasa sudah mempunyai ternak dan hasil kebun atau panen yang bagus maka disampaikan kepada kepala suku. Setelah ditetapkan tanggal dan waktu ritual Loe Unur, maka di persiapkan segala sesuatunya," ujarnya.
Segenap anggota keluarga, akan membahas persiapan ritual dan segala kebutuhannya. Termasuk hewan dan makanan serta minuman untuk konsumsi masyarakat dan peserta yang hadir.
Keterangan foto:Tua adat tengah mengamati limpah kambing dalam ritual adat Loe Unur, Jumat (7/10/2022) pagi. Foto:Mario WP Sina.
Saat ritual Loe Unur jelas dia, semua kuku dan rambut dari keluarga orang yang meninggal akan disatukan dan dimasukkan ke dalam wadah (sobeh) berbentuk kerucut dari anyaman daun gebang atau lontar. Kepala suku yang akan menyimpan sobe ini.
ADVERTISEMENT
Sebastianus Sebas mengungkapkan, dalam kepercayaan pihaknya, arwah dari anggota keluarga yang telah meninggal dipercaya masih berada di sekitar keluarga yang masih hidup atau masih mengembara.
Untuk mengantar arwah menuju tempat peristirahatan yang abadi, maka keluarga yang masih hidup wajib melaksanakan ritual adat Loe Unur.
Dalam ritual ini pula, tampak tua adat Sebastianus Sebas dan beberapa tua adat lain, mengamati limpa dari kambing yang dikurbankan.
"Limpa dari kambing ini dari kepala suku akan dilihat garisnya, darahnya, panas atau dingin atau tanda-tandanya seperti apa," ujarnya.
Pihaknya percaya dengan melihat tanda-tanda yang tergambar pada limpa kambing kurban, maka dapat memprediksi nasib, peruntungan dan usaha kebun yang akan dikerjakan ke depan.
"Apakah susah, apakah berhasil, itu ada tanda-tandanya semua dalam widin keek itu. Nanti mereka bilang ini tanda kami (surat amin). Kalau kami lihat ada tanda semua pada pinggir limpa maka ini tidak sehat, kalau tanda hitam melulu ini tidak sehat. Jika bersih semua dan ada darah keluar maka tanda kita berusaha ke depan seperti kerja kebun dan lainnya akan berhasil," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jika telah selesai upacara adat dan dilakukan pemotongan hewan kurban oleh anggota suku, maka daging kurban yang telah dipotong-potong tersebut, akan diambil sedikit untuk dipersembahkan atau piong dan selanjutnya akan dibagi-bagi kepada yang hadir. Daging yang dibagikan itu, biasanya ditaruh dalam daun pohon mune.
Keterangan foto: Anggota suku yang hadir duduk bersama untuk persiapan makan siang usai ritual adat Loe Unur, Jumat (7/10/2022) siang. Foto:Mario WP Sina.
Selain pembagian daging kurban, ritual adat ini juga diakhiri dengan makan bersama di tenda panjang yang telah dipersiapkan oleh tuan rumah yang melaksanakan ritual.
Sebastianus Seba dan Markus Mare mengungkapkan, tradisi leluhur berupa ritual adat Loe Unur perlu untuk diwariskan kepada anak cucu ke depan.
Mengingat, ritual ini adalah ritual penting dalam siklus kehidupan yang dipercaya oleh segenap anggota suku.
"Setiap orang yang telah meninggal dunia maka wajib dilaksanakan ritual adat Loe Unur," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Desa Natarmage, Nikolaus Nong mengatakan, untuk pelaksanaan ritual adat adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dihilangkan.
"Tujuan inti dari proses pembuatan adat ada dua karena kita menderita, kerja kebun tidak berhasil dan tidak sehat, maka secara adat kami harus buat adat. Dengan pelaksanaan adat, kami percaya segala bidang kehidupan yang akan kami jalankan dapat berhasil," ungkapnya.
Ia juga menuturkan, dalam ritual adat ini, pelaksanaannya tentu dipersiapkan secara matang sehingga butuh partisipasi semua anggota suku dan juga persiapan materi untuk pelaksanaannya.