Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mbarase, Jenis Ikan yang Hanya Ditemukan di Paga dan Wolowiro, Sikka
27 Maret 2022 9:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Pantai Selatan di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, NTT, kurang lebih 47 kilometer dari Kota Maumere, bukan saja dikenal karena keindahan pantainya.
ADVERTISEMENT
Tetapi juga memiliki keunikan yang sudah berlangsung ratusan tahun silam, yakni munculnya jenis ikan kecil berwarna merah yang oleh masyarakat setempat disebut Mbarase (ikan se) pada bulan tertentu setiap tahun.
Sius Kombe (46) warga Desa Paga, Kecamatan Paga, kepada media ini, Sabtu (26/3) mengatakan Mbarase/ikan se, hanya ditemukan di sekitar pantai Desa Paga dan Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, dalam bulan tertentu setiap tahunnya.
Keunikan munculnya ikan Mbarase atau juga dikenal dengan Wogi itu sejak awal ratusan tahun silam dan hanya sebatas untuk konsumsi atau sekedar ole-ole untuk keluarga yang jauh.
Seiring perkembangan waktu, Mbarase tidak lagi sekedar buah tangan untuk sanak saudara di luar Kecamatan Paga, tetapi sudah menjadi barang yang bernilai ekonomis tinggi.
"Mbarase hanya ada di perairan pantai Paga dan dulu hanya sebatas buah tangan, tapi sekarang menjadi peluang bisnis yang menjanjikan," kata Sius Kombe.
ADVERTISEMENT
Sius menjelaskan bahwa keberadaan ikan Wogi atau Mbarase di perairan pantai Paga dan Wolowiro itu yang muncul sekali dalam setahun menjadi ajang membina keakraban antar warga.
Mbarase muncul saat bulan sabit namun hanya sekali dalam setahun. Saat musim Mbarase muncul di perairan Paga dan Wolowiro, ribuan warga akan berbondong-bondong ke pantai.
"Kalau sudah musim Mbarase, ribuan warga, laki-laki dan perempuan ke pantai, untuk menangkap mbarase," kata Sius Kombe.
Cara penangkapan Ikan se yakni para wanita membawa sebuah wadah disebut sere oleh masyarakat setempat. Bentuknya seperti kerucut. Mulutnya lebar dan ujungnya kecil.
"Jadi ibu-ibu pegang sere di pinggir air laut yang dangkal. Lalu laki laki dengan kayu menghalau ikan se dari kedalaman laut agar lari dan terperangkap dalam sere," kata Sius.
ADVERTISEMENT
Oleh warga, mengolah mbarase dengan mencampur garam kasar dalam sebuah wadah, kemudian didiamkan kurang lebih 2 hari, agar garamnya meresap.
Setelah itu ikan Wogi yang sudah bercampur garam lalu dimasukkan di dalam wadah seperti toples atau botol air kemasan berbagai ukuran dan siap dipasarkan.
Mbarase selain menjadi ole-ole untuk keluarga yang berada di luar Kabupaten Sikka, juga dipasarkan bebas, melalui sistem online atau dipajang di pinggir jalan.
Harga sangat variatif dan tergantung banyak sedikitnya Mbarase dalam musim itu. Jika musim Mbarase banyak maka harga relatif murah dan kalau musim itu hanya sedikit, harga relatif mahal
"Kalau dalam musim itu Mbarase banyak harga per botol kemasan air minum ukuran 600 mililiter Rp 25.000, Tetapi kalau mahal bisa mencapai Rp 100.000,- per botol kemasan air mineral yang 600 mililiter," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Wogi atau Mbarase diminati oleh semua kalangan, termasuk wisatawan manca negara. Bahkan yang membeli dalam jumlah banyak dan untuk dijadikan ole-ole khas Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka.
Ia menambahkan di tahun 1960 sampai 1980, Mbarase disimpan dalam bambu lalu ditutup kulit lalu disimpan. Namun seiring perkembangan modern, kebanyak warga sudah menggunakan kemasan botol air mineral.
Memiliki citarasa yang khas dan nikmat. Ketika Mbarase hendak dikonsumsi, terlebih dahulu dicampur dengan cabe, daun kemangi, bawang merah, bawang putih serta jeruk nipis atau jeruk marica.
Kontributor : Athy Meaq