Konten Media Partner

Mengenal Soka Papak, Tarian Penyambutan Tamu di Sikka, NTT

16 Juni 2019 22:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarian Soka Papak yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tampak para penari dari Sanggar Doka Tawa Tana, Desa Uma Uta, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka sedang menarikan tarian ini. Foto oleh : Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Tarian Soka Papak yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tampak para penari dari Sanggar Doka Tawa Tana, Desa Uma Uta, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka sedang menarikan tarian ini. Foto oleh : Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
Setiap daerah di Indonesia memiliki cara khusus menyambut tamu. Salah satunya dengan menyuguhkan tarian penyambutan. Demikian halnya di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, ada pula tarian yang khusus ditarikan untuk menyambut tamu -tamu kehormatan seperti tetua, pemimpin daerah atau tamu kehormatan lainnya yang datang berkunjung ke Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
Biasanya, selain pemercikan air atau yang dikenal dengan Huler Wair oleh Tua Adat setempat kepada tamu yang datang, disuguhkan pula Tarian Soka Papak. Tarian ini khusus disuguhkan untuk menyambut tamu - tamu kehormatan.
Seperti disaksikan florespedia pada Selasa (4/6) lalu di Pelabuhan Feri Kewapante, Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga dalam seremonial penyambutan kapal Roro Windu Karsa Dwitya yang akan beroperasi dari Maumere menuju Surabaya. 
Diiringi dengan tetabuhan musik Gong Waning (alat musik tradisional Sikka), tampak para penari yang berjumlah lebih dari 10 orang menari dengan gemulainya. Kurang lebih 30 menit lamanya, tarian ini dibawakan para penari sampai tamu memasuki tenda tempat kegiatan berlangsung.
Alat musik tradisional Sikka, Gong Waning sebagai musik pengiring Tarian Soka Papak.Foto oleh: Mario WP Sina,florespedia/kumparan.com
Usai menggelar tarian itu, saya pun berkesempatan berdialog dengan ketua Sanggar Doka Tawa Tana, Cletus Beru tentang tarian Soka Papak.
ADVERTISEMENT
Cletus, demikian ia disapa, menjelaskan, secara harfiah, tarian Soka Papak terdiri dari dua suku kata, yakni Soka yang artinya menari dan Papak artinya menyambut, menghormati, dan mengawal.
"Jadi, secara harfiah, Soka Papak ini berarti tarian menyambut dan mengawal tamu," jelas Cletus.
Ia mengisahkan, zaman dulu, tarian Soka Papak digelar untuk menyambut tamu-tamu agung atau terhormat yang berkunjung ke daerah-daerah di Sikka. Dijelaskan Kletus, dulu pada zaman kerajaan, tarian itu digelar ketika raja dan ratu masuk di perkampungan. 
"Seluruh warga kampung itu bersama-sama, turun ke tengah kampung, untuk menyambut raja dan ratu bersama rombongannya," terang Cletus.
Para penari dari Sanggar Doka Tawa Tana sedang membawakan Tarian Soka Papak. Foto oleh: Mario WP Sina,florespedia/kumparan.com
Ia menjelaskan, tarian itu dilakoni lebih dari 10 orang wanita dan 1 orang pria. Seorang pria sebagai komandan yang memegang tombak menjadi figur utama dalam Tarian Soka Papak. Tombak yang dibawa sebagai lambang jika ada musuh yang menyerang maka langsung mengamankan.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat bahwa di tangan para wanita itu ada pegang pisau, kemudian ada tombak dan juga ada parang. Dulu tidak ada, tentara dan polisi untuk mengawal orang-orang penting atau pejabat. Sehingga pengamanan itu tetap dilakukan dengan senjata tradisonal mereka pegang di tangan. Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, peserta tarian Soka Papak itu yang akan menyerang orang langsung musuh-musuh yang membuat kacau," jelas Cletus.
Ia menerangkan, zaman dulu, orang-orang yang masuk dalam tarian Soka Papak itu tidak diambil sembarang di kampung. Harus orang tertentu, yang punya ahli dalam mengawal dan mengamankan raja dan ratu. 
Ia mengatakan, tarian penyambutan atau Soka Papak itu memang merupakan tarian massal yang dibawakan oleh orang-orang pilihan, untuk mengkawal tamu-tamu agung. 
ADVERTISEMENT
"Tarian soka papak ini dilakoni lebih dari belasan orang. Harus massal. Disebut massal karena jumlahnya tidak tentu. Kalau massal berarti dalam jumlah banyak," jelas Cletus.
Ia menuturkan, tidak ada durasi waktu dalam tarian Soka Papak. Di mana tamu disambut, di mana tempat tamu masuk gedung atau panggung, di situ tarian itu selesai. Lanjutnya, dalam tarian itu ada satu pria yang memimpin dan mangatur gerak gerik para penari. Yang memimpin itu disebut komandan. 
"Dia yang mengatur jalannya tarian. Dia yang membuat aba-aba untuk memulai dan berhentinya tarian ini," terangnya. 
Lanjutnya, irama musik dari tetabuhan gong waning untuk mengiringi Tarian Soka Papak terdiri dari dua jenis yang dikenal dengan Kebak dan Ladu Baba. Kebak dan Ladu Baba berupa irima musik dari Gong Waning yang dimainkan cepat, tetapi Kebak dimainkan dengan irama lebih cepat dari Ladu Baba.
Bapa Yohanis (56) yang melakoni peran sebagai pemimpin atau komandan dalam Tarian Soka Papak. Foto oleh: Mario WP Sina,florespedia/kumparan.com
Ia mengatakan, sejak tahun 1990-an sanggarnya memainkan tarian Soka Papak. Sejak adanya sanggar, selalu diminta pemerintah, swasta, gereja, dan masyarakat untuk memeriahkan acara yang digelar. 
ADVERTISEMENT
Salah seorang penari, Bapa Yohanis (56) mengatakan, dirinya sudah berkali -kali menarikan Tarian Soka Papak dan melakoni peran sebagai komandan dalam tarian penyambutan ini. Menurutnya, melalui Sanggar Doka Tawa Tana, mereka sering diundang baik oleh pemerintah maupun pihak swasta membawakan Tarian Soka Papak.
Lanjut Bapa Yohanis, tarian ini jumlah personel penari berjumlah 10 - 20 orang dengan 1 orang penari pria sebagai pemimpin, beberapa penaria pria juga sebagai pengawal dan didampingi sejumlah penari wanita.
Dikatakan Bapa Yohanis, sebagai pemimpin atau komandan, dirinya tidak hanya mengenakan pakaian adat Sikka untuk kaum pria, tetapi juga membawa tombak, sebuah tas kecil atau disebut rebing, ditambah berbagai asesoris kalung.
" Saya senang menari Tarian Soka Papak karena tarian ini dibawakan oleh orang - orang pilihan untuk mengawal tamu agung yang datang berkunjung ke Nian Sikka,"ungkap Bapa Yohanis. FP-01).
ADVERTISEMENT