Misa Uskup di NTT Tetap Digelar di Tengah Wabah Corona, 7.000 Orang Akan Hadir

Konten Media Partner
19 Maret 2020 7:35 WIB
Umat yang mendatangi Gereja Katedral Ruteng untuk mengikuti misa pentahbisan Uskup Ruteng, diberikan antiseptik dan dilakukan pengecekan suhu tubuh, Jumat (19/3/2020) pagi. Foto: Akun Twitter Komsos KWI.
zoom-in-whitePerbesar
Umat yang mendatangi Gereja Katedral Ruteng untuk mengikuti misa pentahbisan Uskup Ruteng, diberikan antiseptik dan dilakukan pengecekan suhu tubuh, Jumat (19/3/2020) pagi. Foto: Akun Twitter Komsos KWI.
ADVERTISEMENT
RUTENG - Misa pentahbisan Uskup Ruteng, Mgr.Siprianus Hormat yang diperkirakan dihadiri oleh 7.000 orang tetap dilangsungkan pagi ini, Kamis (19/3/2020).
ADVERTISEMENT
Informasi yang dihimpun florespedia, misa pentahbisan Uskup Ruteng ini dimulai pukul 08.30 WITA dengan perarakan dari Gereja Katedral lama menuju Gereja Katedral baru.
Dikutip dari akun Twitter Komsos KWI, sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona, petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai sudah berdiri di pintu-pintu masuk Gereja Katedral Ruteng.
Para petugas ini memberikan antiseptik kepada semua peserta yang masuk dan melakukan tes suhu tubuh sebagai syarat mengikuti misa.
Perarakan menuju Gereja Katedral Ruteng untuk pentahbisan Uskup Ruteng, Kamis (19/3/2020) pagi. Foto: Engkos Pahing.
Pantuan florespedia, umat Keuskupan Ruteng telah mendatangi lokasi pentahbisan di Gereja Katedral Ruteng untuk secara langsung mengikuti misa pentahbisan Uskup Mgr.Siprianus Hormat.
Sehari sebelum acara pentahbisan, rombongan dari Komisi Waligereja Indonesia (KWI) yakni Ketua KWI Mgr Ignatius Kardinal Suharyo didampingi Sekjen KWI Rm Antonius Bunjamin OSC tiba di Ruteng pada Rabu (18/3/2020).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo telah berkirim surat ke pihak kardinal. Doni meminta agar acara penahbisan Uskup Baru Ruteng, Mgr Siprianus Hormat itu dibatalkan demi alasan kemanusiaan. Pasalnya pertemuan orang dalam jumlah banyak tersebut dapat berpotensi jadi tempat menyebarkan virus corona. Namun, pantauan dari lapangan memperlihatkan acara misa ini akhirnya tetap dilaksanakan.