Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Mistiknya Wisata Kampung Adat Lewokluok Flores Timur
8 Juli 2021 8:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:51 WIB

ADVERTISEMENT
LARANTUKA- Lewokluok merupakan salah satu desa dari tujuh desa yang ada di Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur. Desa ini merupakan salah satu desa wisata yang terkenal dengan kampung adatnya.
ADVERTISEMENT
Lewokluok berjarak kira-kira 25 KM dari Kota Larantuka yang menjadi pusat ibu kota kabupaten.
Saat ini, kampung adat Lewokluok masuk nominasi 10 besar Ajang Pesona Indonesia (API) tahun 2021.
Kampung adat Lewokluok Letaknya berada di tengah permukiman suku-suku yang ada di Demon Pagong.
Di tengah kampung adat, terdapat Koke Bale" yang dikelilingi rumah-rumah adat suku.
Koke Bale berbentuk menyerupai rumah panggung yang tidak berdinding dan ditopang oleh sejumlah tiang dengan lukisan motif khas suku setempat.
Di dalam Koke Bale, disimpan seperangkat gong gendang yang digunakan saat ritual adat. Ada juga tulang-tulang hewan kurban yang dipajang di keliling Koke Bale.
Rumah adat ini memiliki fungsi sebagai tempat berkumpulnya tetua adat dalam melaksanakan ritual adat serta melaksanakan pertemuan untuk merencanakan seluruh rangkaian kegiatan di masyarakat seperti upacara membersihkan dan memperbaiki rumah adat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rumah adat ini juga menjadi tempat pemujaan atau sejenis kuil. Masyarakat adat Demon Pagong memiliki kepercayaan terhadap dewa langit dan dewa bumi yang melindungi mereka yang dengan sebutan "Rera Wulan Tana Ekan". Rumah adat ini dianggap sebagai bangunan sakral oleh masyarakat adat sekaligus identitas suku-suku yang ada di Demon Pagong.
"Ada rumah suku Nedabang, Beribe, Lewogoran, Kabelen, lewo Lein, lewati kumanireng dan suku Hera," jelas Kepala Desa Lewokluok, Yosep Weran kepada wartawan, Jumat 2 Juli 2021.
Ia mengatakan, keunikan lain di kampung adat Lewokluok adalah ritual pemberian kampung adat. Rumput ataupun pohon yang berada dalam kawasan kampung adat, hanya dibersihkan satu kali setiap tahunnya.
Untuk membersihkan, masyarakat semua suku akan menggelar sebuah ritual yang biasa disebut "Tawin Naman". Setelah ritual pembersihan kampung adat, akan dilanjutkan dengan pengatapan bubungan rumah adat.
ADVERTISEMENT
Seminggu kemudian, masyarakat adat akan menggelar ritual adat "Tuhuk Lewon". Ritual ini akan digelar dari kampung hingga mata air.
Keesokan harinya, masyarakat melakukan pemotongan hewan kurban dari semua suku. Binatang yang sudah terbunuh itu akan digantung ke Koke Bale dan dijaga semalam oleh seluruh warga dengan tarian adat "Lian Namang". Paginya, hewan kurban itu lalu dimasak dan diantar ke sumua rumah-rumah adat suku.
"Hewan kurban lainnya diantar ke rumah suku, sedangkan satu hewan kurban dimakan bersama-sama di Koke Bale," ungkapnya.
Masyarakat adat setempat juga masih mempertahankan ritual adat permintaan hujan sebelum musim tanam dan sesudah panen.