Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Mof Fredive, Menyelam Sambil " Memanen " Sampah di Teluk Maumere
21 Februari 2019 17:56 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB

ADVERTISEMENT
Jika Anda salah satu pengguna aktif media sosial di Kota Maumere tentu sedikit familiar dengan postingan video lewat facebook yang menampilkan keindahan bawah laut, terumbu karang dan aneka koral pada berbagai spot menyelam baik itu di wilayah Pantai Utara maupun Selatan Sikka.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dalam konten visual itu, Anda juga diajak untuk menyaksikan dari dekat kondisi bawah laut yang dipenuhi dengan aneka sampah anorganik sebut saja plastik, karung bekas, botol, bekas, popok bayi, baju dan lainnya.
Konten – konten video menarik, bernilai edukasi dan menggugah yang berdurasi 1 – 3 menit merupakan hasil kreasi dari Komunitas Mof Fredive.
“ Kami menyebut kelompok kami sebagai kelompok hobi yang suka menyelam, peduli pada kebersihan laut dan mengkreasi konten untuk dishare di media sosial “ ungkap Reza Daud salah satu pendiri Komunitas Mof Fredive saat saya menemuinya di Cafe Laira, Kelurahan Kota Maumere pada Rabu (20/2) malam.
Kami bercerita banyak hal, saya mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh Reza demikian ia disapa.
ADVERTISEMENT
Kepada saya, Reza bercerita kalau komunitas ini masih seumur jagung, berdiri pada Agustus 2017 lalu. Ia tidak bisa memastikan tanggal berdirinya karena komunitas hobi ini langsung berkegiatan usai diskusi bersama yang dibangun via grup whatsapp.
Reza menuturkan, komunitas ini beranggotakan orang – orang yang memiliki hobi menyelam bebas bukan menyelam menggunakan peralatan. Karena kesamaan hobi menyelam bebas, kelompok ini pun menamakan diri Mof Fredive.
“ Mof sebagai singkatan dari Kota Maumere penanda kota tempat tinggal dan daerah asal. Free dive yang diterjemahkan artinya menyelam bebas tanpa alat bantu. Kalau pakai tabung kan skuba, snorkling cuma di permukaan. Kalau kami menyelam sampai ke bawah “ ungkap Reza.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, untuk menyalurkan hobi menyelam bebas ini, mereka benar – benar mengeluarkan biaya sendiri baik itu membeli peralatan video berkualitas jernih maupun untuk jalan – jalan ke berbagai lokasi atau spot menyelam baik di Pantai Utara maupun Pantai Selatan Sikka.
“ Setiap kebutuhan kami urunan dari anggota. Kami mau seindependen mungkin, dan tidak mencari keuntungan dari aktivitas kami ini “ tegas Reza.
Rutin " Memanen " Sampah
Ia menuturkan, saat menyelam mereka tidak sekedar melihat keindahan bawah laut, tetapi juga melakukan aksi pembersihan sampah.
Pada awal bergerak mereka memungut sampah sendiri. Kemudian, anak – anak di wilayah pesisir Kelurahan Beru yang juga tempat tinggal sebagian besar anggota, mau ikut bergabung.
ADVERTISEMENT
Mereka pun melatih anak – anak yang duduk di bangku sekolah dasar itu, dasar menyelam sekaligus praktik. Pada praktik menyelam, mereka juga meminta anak -anak untuk memungut sampah yang ada di dalam laut.
Lanjut Reza, dirinya sedari kecil memang sudah akrab di laut, keadaan bawah laut saat itu berbeda, dulu sampah plastik jarang sekali kemudian seiring berjalan waktu sampah makin banyak.
“ Kami mau foto koral, ikan, kok banyak plastik. Koral – koral juga pada mati karena tertutup oleh baju bekas, celana dan segala macamnya. Ini yang kami tidak mau, jangan sampai adik – adik tidak bisa lagi lihat “ ungkapnya.
Berawal dari semangat demikian, mereka menyatukan komitmen dalam komunitas kecil dan rutin melakukan pembersihan sampah anorganik. “ Kami fokus di pinggiran kota ini. Alasan pertama koral disini padat sekali dan paling bagus “ ungkap Reza.
Dirinya berani bertaruh bawah laut Teluk Maumere tepatnya di wilayah pesisir Kelurahan Beru sampai ke Pantai Wisata Coconut Beach, Kecamatan Waigete memiliki koral – koral yang bagus dan indah. Sayangnya, sampah memenuhi bawah laut.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan masalah penuhnya bawah laut di pinggiran Kota Maumere dengan sampah juga diakibatkan oleh sampah bawaan dari hulu Kalimati saat hujan. Belum lagi aktivitas para nelayan dan pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Maumere.
Dirinya merasa heran di lokasi publik yang ramai dikunjungi warga setiap harinya tidak ada satu pun tempat sampah yang disiapkan. Sehingga laut pun menjadi tempat sampah umum.
Terkait aktivitas memanen sampah, Reza menjelaskan, pada awal memanen sampah di laut, mereka berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 7 karung berukurang besar, sebesar karung pakayan rombengan. Waktu itu mereka menggunakan 2 perahu dan diikuti oleh 20 orang peserta. Jadi sampah anorganik yang dikumpulkan banyak.
ADVERTISEMENT
“ Ada perlakuan khusus jika sampah itu berupa popok bayi atau baju yang nyangkut di karang. Itu biasanya harus pakai gunting. Kalau tidak bawa gunting maka dibiarkan dulu. Takut merusak koral. “ ungkapnya.
Ditanya mengenai jenis sampah plastik yang dominan, Reza menuturkan yang dominan adalah sampah bungkus kopi dan mengikuti plastik bekas dan baju serta lainnya.
Ia mengungkapkan, aktivitas membersihkan sampah yang dilakukan baru sebanyak 20 kali. Terakhir mereka memanen sampah di laut pada akhir Desember 2018. Mereka sempat beristirahat karena memasuki musim gelombang.
Tidak hanya memanen sampah, di pesisir Kelurahan Beru, mereka pun memasang papan himbauan untuk jangan membuang sampah di laut. Pengerjaan, bahan dan pemasangan dilakukan gotong royong dan sukarela.
ADVERTISEMENT
“ Yang jadi masalah ketika kami pasang plang. Masyarakat tanya kami harus buang sampah dimana? Hal ini, karena tidak ada tempat sampah umum di area sini dan kalau taruh di karung di pinggir rumah diangkutnya bisa seminggu sampai sebulan “ ungkap Reza.
Dokumentasikan Spot Selam Indah Maumere
Koordinator Mof Freedive, Fadli Landjar mengungkapkan komunitas ini awalnya didirikan oleh 6 orang. Mereka memulai dengan mengeksplorasi keindahan bawah laut di depan Kota Maumere.
Selanjutnya, mereka menyelam di Tebing Wisata Ogor Paret, Pulau Pangabatang, Pantai Koka dan juga sudah menemukan spot baru retakan di dalam laut semacam terowongan yang bagus karena retakan – retakan.
Menurut Fadli Landjar, setiap lokasi penyelaman itu, selain mereka menikmati keindahan sendiri, juga didokumentasikan dalam bentuk video oleh salah satu anggota yang khusus sebagai kameramen. Hasilnya kemudian diedit dan dishare sebagai bahan kampanye, menunjukkan keindahan bawah laut serta memberi edukasi.
ADVERTISEMENT
Terkait spot menyelam yang paling bagus, Fadli mengatakan yang paling bagus di Pantai Koka yang mana air lautnya bersih, jarak pandang bagus dan batu – batunya eksostis.
“ Disana juga kita masih bisa lihat kura – kura, penyu bahkan ada ikan spesies langkah, Ikan Napoleon “ ungkap Fadli.
Ditanya, apakah saat menyelam mereka tidak memiliki rasa takut, Fadli mengungkapkan, kunci dari menyelam bebas ada di mental. Ketika ada rasa takut maka nafas akan langsung turun (drop).
“ Selain jantung akan terpacu kencang, juga makan banyak oksigen. Kunci pertama dari menyelam bebas adalah tidak boleh takut “ ungkap Fadli.
Melatih Penyelam Anak
Ia menambahkan sebagai bentuk pembinaan, saat ini, mereka juga rutin menyiapkan penyelam – penyelam baru yang tidak hanya nantinya jago menyelam, lebih dari itu mereka diajar mencintai lingkungan karena sejak dini terlibat dalam aktivitas membersihkan lingkungan di dasar laut.
ADVERTISEMENT
“ Sekarang kami rutin melatih sebanyak 15 anak. Yang paling muda umur 8 tahun SD dan yang paling tua umur 12 tahun. Sambil mereka menyelam, kami minta pungut sampah “ ungkap Fadli.
Dikatakan Fadli, aksi kepedulian yang dilakukan oleh komunitasnya mungkin berupa hal kecil. Kendati demikian, mereka tidak ingin hadir sekedar sebagai penonton melihat permasalahan yang tengah terjadi, mereka ingin memberi solusi.
Motivasi, semangat dan kepedulian dari Komunitas Mof Freedive sungguh tinggi. Tepat seperti dikatakan oleh Tere Liye, Penulis Indonesia bahwa kepedulian kita hari ini akan memberikan perbedaan berarti pada masa depan. Kecil saja, sepertinya sepele, tapi bisa besar dampaknya pada masa mendatang. Selalulah menjadi anak muda yang peduli. , memilih jalan suci penuh kemuliaan. Kau akan menjalani kehidupan ini penuh kehormatan, kehormatan seorang petarung. (FP - 01).
ADVERTISEMENT