Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Moke Rasa Wine dari Sikka Laris Manis di Pasar Lokal NTT
20 April 2022 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Setelah berhasil membuat minuman tradisional moke rasa anggur, Industri Kecil Menengah (IKM) Lontar di Brai Teteng, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, kini berhasil memproduksi moke rasa wine dengan kadar alkohol 30 - 40 persen.
ADVERTISEMENT
Moke anggur dan moke wine produk IKM Lontar Brai saat ini kian diminati dan semakin laris di pasaran lokal NTT. Hal itu terukur dari semakin meningkatnya pemesanan dari pelanggan.
Hal itu disampaikan Direktur IKM Lontar Brai, Stefanus Thomas kepada florespedia, Rabu (20/4) siang saat ditemui di rumah produksi moke anggur dan moke wine di Brai Teteng, Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.
"Saat ini moke anggur dan moke wine ukuran 350 mili liter, kian diminati dan laris di pasaran. Kami orderan tidak pernah sepi," kata Direktur IKM Lontar.
Stefanus menjelaskan, moke anggur dan moke wine selain dititipkan di beberapa cafe di Kota Maumere, juga banyak yang dikirim ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kupang, Denpasar, Surabaya dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Untuk orderan ke luar Maumere dalam satu bulan lebih dari 100 botol, dengan harga rata-rata Rp 50.000 per botol," ujarnya.
Stefanus menuturkan, IKM Lontar memproduksi minuman dengan kadar alkohol lebih rendah dan rasa sedikit manis yang diberi nama moke anggur dan moke wine.
"Alkohol 30 sampai 40 persen. Tetapi rasanya lebih soft karena diproses ulang dengan campuran kayu manis, gula bahan lainnya," kata Stefanus.
Dalam mengolah miras tradisional moke anggur dan moke wine, lanjut Stefanus, IKM Lontar berinovasi dalam aspek rasa, aroma, kemasan dan kadar alkohol 30 - 40 persen.
Moke anggur maupun moke wine dengan rata-rata kadar alkohol 30-40 persen, kapasitas 350 mili liter dijual dengan harga Rp 50.000 per botol.
ADVERTISEMENT
“Kami berinovasi dalam hal rasa, aroma, kemasan dan kadar alkoholnya bisa diatur sesuai selera pembeli," kata Stefanus.
Bahan dasar dari moke anggur dan moke wine berasal dari moke hasil penyulingan tradisional dari petani. Lalu dibeli dengan harga Rp 400.000 per 20 liter.
Dari bahan setengah jadi itu lalu disuling kembali dengan peralatan penyulingan atau destilator, kemudian dimasak kembali untuk menghasilkan moke berkadar alkohol 30-40 persen.
“Kami punya alat ukur alkohol namanya alkoholmeter. Jadi kadar alkohol sudah terukur baik melalui alat yang ada ini,”ungkap Stefanus.
Untuk menghasilkan aroma yang khas dan lebih soft saat penyulingan di rumah produksi dicampur dengan gula yang sudah dikaramelisasi dan campuran rempah berupa cengkeh dan kayu manis.
ADVERTISEMENT
“Aroma Moke Anggur dan Moke Wine lebih lembut dan kalau makin lama disimpan, rasanya makin enak, dan kadar alkoholnya stabil. Saya sudah coba simpan lebih dari satu tahun," jelasnya.
Menurut Stefanus, untuk seluruh hasil produksi IKM Lontar Brai, sudah berlabel dan mengantongi izin resmi serta label dari Balai POM.
Kontributor : Athy Meaq