Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
November, Waktu Terbaik Nikmati Manisnya Nangka Salak di Nara, NTT
19 November 2019 22:22 WIB

ADVERTISEMENT
MAUMERE- Kampung Nara, Desa Blatatatin, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT sudah lama terkenal sebagai kampung penghasil buah nangka (Ar - tocarpus heterophyllus) yang terkenal dengan rasa paling manis dan gurih oleh warga Sikka.
ADVERTISEMENT
Selasa (19/11/2019) siang, florespedia mengunjungi Kampung Nara. Menurut informasi dari teman, pada bulan November adalah waktu yang tepat menikmati manis dan gurihnya nangka salak, salah satu jenis nangka yang terkenal dari kampung ini. Pada bulan November, petani nangka di Kampung Nara mulai memanen buah nangka.
Jika melewati ruas jalan provinsi Waipare - Bola di Kampung Nara di bulan November, kita akan menemui lapak - lapak penjualan nangka yang digelar warga Nara. Ada yang menjual buah nangka utuh, ada pula yang menjual separuh buah atau yang sudah dipotong - potong.
Siang itu, kami menemui salah seorang penjual, warga Kampung Nara, Sebastianus Raong. Di lapak beratap daun pelepah kelapa dan berdinding pelupuh bambu, Moat Sebas, demikian ia disapa menggelar dagangannya berupa buah nangka salak.
Buah nangka yang khas menyeruak seakan menyambut kedatangan kami di lapak sederhana Moat Sebas. Warna daging buah yang kuning mengkilap menggugah selera untuk segera menikmati daging buah nangka.
ADVERTISEMENT
Moat Sebas menuturkan bulan November, buah nangka memasuki panen raya. Setiap kebun warga baik di Kampung Nara, Kampung Bei dan kampung lainnya di Desa Blatatatin banyak dipanen warga.
Lanjutnya, ada dua varietas nangka yang tumbuh subur di Desa Blatatatin yakni dikenal dengan nangka salak dan nangka nangka bubur. Dari kedua jenis nangka ini, warga atau pembeli lebih senang membeli nangka salak. Disebut nangka salak karena berdaging tebal menyerupai daging buah salak.
Moat Sebas menuturkan, nangka salak banyak dicari warga atau pengendara yang lewat karena memiliki rasa yang manis dan berair. Dari segi harga, jenis nangka salak sedikit lebih mahal namun diminati pembeli.
"Saya bisa jual 1 buah nangka salak seharga Rp.50.000 - Rp. 75.000. Tergantung besar buahnya. Kalau yang sudah dipotong, saya jual Rp.5.000 per potong,"ungkap Moat Sebas.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, dalam sehari ia bisa menjual 3 - 5 buah nangka. Jika nangka di kebunnya belum ranum, ia akan membeli dari kebun tetangga, kemudian menjual di lapak di tepi jalan persis di Kapela Nara. Dalam sehari, dirinya bisa mengantongi pendapatan Rp.150.000 - Rp.250.000.
Lanjutnya, pengendara atau pembeli yang lewat lebih berminat membeli nangka salak dibanding nangka bubur yang berbau tajam, daging buah tipis, lunak dan lembek seperti bubur.
"Nangka bubur ini biasa makan pake isap. Rasanya manis tapi dagingnya tipis,"ungkap Moat Sebas.
Salah seorang pembeli, Petrus Popi menuturkan, saat melewati Kampung Nara, ia pasti membeli nangka salak untuk dibawa pulang ke rumah bagi keluarganya.
Menurut Popi, demikian ia disapa, nangka salak memiliki rasa yang manis, berair dengan tekstur daging buah yang tebal.
ADVERTISEMENT
"Nangka salak ini manis dan segar. Apalagi saat cuaca panas baru makan nangka salak. Rasanya nikmat,"ungkap Popi.
Dikatakan Popi, sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka memang bisa ditanami pohon nangka. Kendati demikian, dari segi rasa, nangka di Kampung Nara, Desa Blatatatin sudah terkenal dengan rasanya yang khas, manis, dan berair. Serasa segar saat dikunyah.
Menurutnya, nangka yang dijual di pasar - pasar di Kota Maumere maupun di Pasar Geliting dan Pasar Wairkoja dominan berasal dari Desa Blatatatin.
Dirinya berpesan, jika berkunjung ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka pada bulan November sampai Desember, sempatkan waktu untuk dapat menikmati nangka salak baik dengan mendatangi Kampung Nara atau pun dengan membeli di pasar di Kota Maumere.
ADVERTISEMENT
Warga Kampung Nara, Moat Ambrosius menuturkan Desa Blatatatin memang sudah lama terkenal di Kabupaten Sikka dengan buah nangka yang manis dan beraroma harum.
Menurutnya, dengan banyaknya warga yang menanam pohon nangka di kebun, menjadikan Desa Blatatin berlimpah buah nangka saat panen raya di bulan November sampai Desember.
Kendati demikian, kata Moat Ambrosius, potensi komoditas buah nangka ini belum dijadikan sebagai potensi desa oleh pemerintah Desa Blatatatin. Padahal, pihaknya dalam Musrenbangdus dan Musrenbangdes sudah sering mengusulkan agar pemerintah desa membeli mesin pengolah buah nangka untuk dijadikan camilan atau makanan ringan.
Lanjutnya, saat ini warga hanya mengandalkan dengan menjual di lapak di pinggir jalan atau menjual kepada pedagang yang datang membeli di rumah - rumah warga.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika ada mesin pengolah, saat musim panen raya, nangka yang ada bisa terolah sehingga tidak dijual dengan harga murah atau terbuang karena mengalami kerusakan.
"Nangka salak maupun nangka bubur ini salah satu potensi unggulan Desa Blatatatin. Semestinya bisa diolah lebih lanjut di desa sehingga tidak hanya menjual buah nangka utuh," ungkap Moat Ambrosius.(Mario WP Sina).