Konten Media Partner

Pasien DBD di RSD Aeramo hingga November Tercatat 29 Orang, 1 Meninggal

29 November 2020 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi DBD. Sumber: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi DBD. Sumber: istimewa.
ADVERTISEMENT
MBAY-Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nagekeo Provinsi NTT, mulai merebak. Buktinya sejak 4 Januari hingga 11 November 2020 RSD sudah melayani 29 pasien yang terjangkit virus dengue. Tak hanya dirawat, satu diantara pasien DBD yang dirawat, meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Direktur RSD Aeramo, Renny Wahyuningsih yang ditemui media ini Sabtu (28/11/2020).
Renny Wahyuningsih mengatakan bahwa RSD Aeramo sejak Januari hinggal 25 November 2020 sudah ada 29 pasien yang masuk akibat terserang DBD.
Renny merinci dari 29 pasien DBD tersebut lebih banyak pasien anak-anak, sementara orang dewasa hanya beberapa orang saja.
“29 pasien ini, 25 orang anak-anak sedangkan 5 orang dewasa," ujarnya.
Dijelaskan dari 29 pasien yang dirawat di RSD Aeramo ada satu pasien rujukan dari Puskesmas Boawae yang meninggal Dunia.
"Satu pasien yang meninggal lima hari lalu di RSD Aeramo itu dari Kelurahan Wolopogo, Kecamatan Boawae. Pasien yang meninggal tersebut diagnosa dengue syok syndrom," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dia menyatakan menjelang musim pancaroba masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Ia meminta perhatian dan masyarakat perlu terus waspada agar meningkatkan kepedulian melihat lingkungan tempat tinggal masing-masing, memantau adanya jentik-jentik nyamuk aedes aegepti di tempat-tempat yang mengandung potensial dan melakukan gerakan 3M Plus.
"Kondisi musim kemarau basah dan juga masa pancaroba berpotensi menimbulkan genangan habitat kembang biak jentik nyamuk demam berdarah," paparnya.
Ia mengatakan cuaca sekarang ini relatif tidak menentu. Kemarau basah memungkinkan hujan datang mendadak meski cuaca panas.‬ ‪
Hal ini disebutnya jadi satu di antara pemicu munculnya kasus DBD. Pasalnya, hujan memunculkan potensi genangan air yang menjadi sarang nyamuk.‬
Ia menerangkan pencegahan paling efektif tentu dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan keterlibatan aktif masyarakat. Bisa saja, lingkungan rumah sudah bersih.
ADVERTISEMENT
Ia meminta masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
"Misalnya, kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar untuk mencegah munculnya genangan air yang bisa dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk," ujarnya.