Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Pasien DBD di Sikka Meningkat, Jumlahnya Mencapai 162 Kasus
14 Februari 2022 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MAUMERE – Pasien Demam Berdarah Dengue (DSB) di Kabupaten Sikka terus mengalami peningkatan setiap hari.
ADVERTISEMENT
Hingga Senin (14/2), pasien DBD di Kabupaten Sikka mencapai 162 orang. Dari jumlah itu, 1 pasien DBD dilaporkan meninggal dunia, 10 orang sementara di rawat dan sekitar 50an pasien DBD sudah dinyatakan sembuh.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, kepada media ini saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/2).
“Saat ini dirawat di rumah sakit ada 10, 8 di Tc Hillers, 1 di Kewapante, 1 di Lela,” ujar Pet Herlemus.
Disebutkan Pet Herlemus bahwa ABJ (Angka Bebas Jentik) di Kabupaten Sikka sudah mencapai diatas angka 90 persen.
Sehingga, lanjutnya, saat rapat pimpinan OPD pada Senin (14/2) pagi, dirinya telah menyampaikan agar lintas sektor bergerak untuk membersihkan lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Untuk pemantauan jentik dari rumah ke rumah itu tidak masalah karena dari Sahabat Sehat sudah bergerak, hanya di luar lingkungan, genangan air, potensi-potensi perindukan nyamuk itu yang harus kita bergerak bersama untuk bisa membersihkannya, kalau tanpa itu, kasus kita pasti akan semakin bergerak naik,” jelasnya.
Ditanya apakah dengan terjadi peningkatan kasus DBD setiap hari berpotensi untuk penetapan KLB DBD seperti pada tahun 2020, Petrus Herlemus dengan yakin menyatakan bahwa untuk sementara trend kasus DBD di Kabupaten Sikka mengalami penurunan.
“Kita akan coba evaluasi di akhir Februari dan Maret, berpotensi KLB, saya pikir tidak apalagi trend di dua minggu terakhir ini semakin menurun, baik yang dirawat maupun kasus, karena progres relawan insentif daerah itu saya turunkan untuk membantu terutama di tiga kecamatan kota dan Waigete,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan, sejauh ini, jumlah kasus DBD terbanyak ada di tiga wilayah kecamatan kota dan Kecamatan Waigete.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, kembali menegaskan bahwa kasus DBD merupakan penyakit yang berbasis perilaku sehingga diharapkan semua lintas sektor bersama seluruh masyarakat Kabupaten Sikka bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan.
“Perjuangan nakes sudah sangat maksimal, semua potensi, daya upaya sudah kita lakukan, malahan kunjungan kita dari rumah ke rumah, DBD ini yang harus lebih konsisten adalah lintas sektor, kepala desa, RT/RW, lurah, kita semua untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kalau kebersihan lingkungan kalau diperhatikan secara baik, maka tidak terjadi perindukkan nyamuk,” ajaknya.
Kontributor : Albert Aquinaldo