Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
KUPANG - Pembangunan terminal LPG di Kupang Provinsi NTT untuk mendukung konversi minyak tanah ke LPG akhirnya terwujud. Hal ini ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan terminal LPG di kawasan Terminal BBM Tenau Kupang, Senin (1/4) oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur (LCSI) Pertamina, Gandhi Sriwidodo, anggota DPR RI Komisi VII, Ferry Kase dan Direktur PT Barata Indonesia (Persero), Oksarlidady Arifin.
ADVERTISEMENT
Pembangunan terminal LPG di Kupang merupakan kick off dari proyek strategis PT Pertamina (Persero) yang memang ditugaskan pemerintah pusat untuk membangun terminal LPG di wilayah Timur Indonesia. Selain di Kupang, Pertamina juga akan membangun terminal LPG di Bima (NTB), Ambon (Maluku) dan Jayapura (Papua).
Adapun ke-4 (empat) lokasi ini nantinya akan dibangun dengan jumlah kapasitas tangki LPG yang berbeda-beda. Terminal LPG Kupang (NTT) akan dibangun dengan kapasitas 2 x 500 MT, Terminal LPG Bima (NTB) akan dibangun dengan kapasitas 1 x 1.000 MT sedangkan untuk Terminal LPG Ambon (Maluku) akan dibangun dengan kapasitas 2 x 1.000 MT dan Terminal LPG Jayapura (Papua) akan dibangun dengan kapasitas 2 X 1.000 MT.
ADVERTISEMENT
Direktur LCSI Pertamina, Gandhi Sriwidodo mengatakan, infrastruktur hilir tersebut, nantinya akan memperkuat distribusi LPG di wilayah Timur Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah agar masyarakat mulai beralih dari minyak tanah ke LPG. Dan untuk pembangunan keempat terminal LPG tersebut, Pertamina mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 1,2 Triliyun.
Menurut Gandhi, fasilitas utama yang akan dibangun di masing-masing lokasi terminal LPG baru ini antara lain tangki spherical sebagai fasilitas penyimpanan utama, fasilitas pengisian LPG ke mobil tangki, dan dermaga untuk penerimaan LPG dari kapal tanker. Nantinya jalur distribusi LPG akan mengandalkan aspek laut sehingga lebih efisien dalam pengangkutannya.
“Terminal LPG ini akan dibangun dalam area Terminal BBM eksisting. Kita juga akan mengevaluasi kebutuhan di masa yang akan datang, jika memang dirasa perlu untuk melakukan penambahan, kita akan lakukan sesuai dengan laju konsumsi LPG masyarakat dan pertumbuhan penduduk di sana” jelas Gandhi.
ADVERTISEMENT
Pembangunan terminal LPG ini juga akan memberikan dampak positif, antara lain penyediaan lapangan kerja baru, baik pada saat tahap konstruksi yang dijadwalkan selama 18 bulan dan setelah beroperasi kelak. Selain itu juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan, serta memunculkan dampak ikutan berupa usaha-usaha jasa penunjang seperti katering atau kuliner, laundry, dan lain-lain. Dengan beroperasinya terminal LPG diharapkan dapat memberikan dampak pada penurunan harga jual LPG khususnya Non PSO di masyarakat.
Sementara Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat menyambut baik dimulainya pembangunan terminal LPG di Kupang. Menurut dia, proyek tersebut merupakan bentuk peradaban baru dalam pelayanan publik ke depan. Khususnya pelayanan Pertamina kepada masyarakat NTT.
“NTT ini provinsi termiskin ketiga di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Miskin salah satunya karena kurang diperhatikan pemerintah pusat. Tapi kami bersyukur hari ini pemerintah pusat melalui Pertamina hadir di NTT untuk membangun terminal LPG,” katanya.
ADVERTISEMENT
Viktor juga berterima kasih kepada anggota DPR RI Komisi VII, Ferry Kase yang adalah putra daerah NTT karena ikut memperjuangkan kehadiran terminal LPG di NTT. Sebab kehadiran terminal LPG akan sangat membantu masyarakat NTT di kemudian hari.
Di akhir sambutannya, Viktor meminta pihak pelaksana dalam hal ini PT Barata Indonesia (Persero) untuk bekerja dengan sungguh-sungguh agar proyek tersebut bisa tuntas lebih awal dari batas akhir kontrak.
“Kontraknya kan 18 bulan. Kalau bisa, ya 15 bulan sudah selesai. Biar sebelum peringatan Kemerdekaan RI tahun depan, terminal LPG di Kupang sudah dimanfaatkan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, saat ini harga jual LPG di wilayah NTT (Timor, Flores dan Sumba) untuk Elpiji 12 Kg dan Bright Gas 12 kg berada di kisaran Rp. 195-225 ribu per tabung. Sedangkan Bright Gas 5,5 Kg sekitar Rp 110-135ribu per tabung. Tingginya harga Elpiji 12 Kg dan Bright Gas 12 kg dikarenakan para agen LPG Non PSO di wilayah NTT melakukan pengisian di Surabaya. Dengan beroperasinya terminal LPG Kupang dan dengan pembangunan SPPBE ke depannya, maka harga sudah pasti akan turun karena maka rantai supply menjadi lebih pendek, dan harga menjadi lebih kompetitif. (FP-06).
ADVERTISEMENT