Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Penderita HIV/AIDS di Lembata Meningkat, Didomonasi Kaum Remaja
24 November 2022 15:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
LEMBATA -Jumlah penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata hingga Oktober 2022 menunjukan, jumlah pasien penderita HIV dan AIDS di daerah itu mencapai angka 514 kasus.
ADVERTISEMENT
Selain jumlahnya yang sangat tinggi, tingkat penyebaran HIV dan AIDS di Kabupaten Lembata juga tergolong sangat cepat. Terbukti selama bulan Oktober 2022, terdapat penambahan 29 kasus baru.
Pemerhati HIV dan AIDS Kabupaten Lembata Nefri Eken mengatakan, sebagian besar penularan kasus ini melalui perilaku seks bebas di kalangan remaja dan orangtua.
"Ini sangat tinggi. Tingkat penyebaran khusus kabupaten lembata itu melalui hubungan seks. Penyebarannya cukup cepat," kata Nefri pada Selasa (22/10/2022) usai memberikan sosialisasi di Desa Balauring, Kecamatan Omesuri.
Nefri mengingatkan, para remaja merupakan kelompok rentan yang sangat berisiko terhadap penyebaran virus yang mematikan ini.
"Perilaku seks beresiko itu di semua kalangan. Tetapi untuk di Lembata sekarang itu di kalangan remaja-remaja, di mana mereka membentuk komunitas semacam multi level," kata Ketua Persatuan Waria Lembata (Pewalet) ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi mereka mencari sasaran teman-teman remaja yang perilakunya belum beresiko dan mereka akan melakukan hal yang beresiko,” lanjutnya.
Untuk menekan tingkat penyebaran HIV dan AIDS, Nefri menjelaskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Lembata, terus melakukan sosialisasi sekaligus melakukan tes darah.
"Kita bekerjasama dengan dinas kesehatan dan juga puskesmas-puskesmas terkait. Kita melakukan sosialisasi tentang HIV dan AIDS lalu langsung dilakukan dengan tes darah," ucapnya.
Terakhir dua desa yang mendapat kesempatan sosialisasi dan pemeriksaan darah yakni Desa Lamaau di Kecamatan Ile Ape Timur dan Desa Balauring di Kecamatan Omesuri. Di dua desa ini semua peserta sosialisasi dinyatakan negatif HIV dan AIDS.
Tidak hanya itu, Nefri juga mengimbau para orang tua agar mengontrol anak-anak khususnya kalangan remaja, supaya terhindar dari pergaulan bebas dan potensi penyebaran virus HIV dan AIDS.
ADVERTISEMENT
Apalagi data pemetaan KPAD Kabupaten Lembata pada tahun 2019 menunjukan sebanyak 304 anak lokal di Lembata menjadi pekerja seks komersial (PSK).
"Sehingga untuk orang tua, pengawasan lebih intens, anaknya lebih diperhatikan. Dia tinggal di kos-kosan, bagaimana pengawasan orang tua berinteraksi dengan pemilik kos. Lalu ketika anaknya keluar bagaimana? Jam berapa, dengan siapa dan pulangnya jam berapa," pungkasnya.