Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Peneliti IPB soal Fenomena Ikan Hiu Mirip Manusia: Cacat Bawaan
28 Februari 2021 16:20 WIB

ADVERTISEMENT
KUPANG-Masyarakat Rote Ndao dihebohkan dengan penemuan seekor ikan yang mirip dengan wajah manusia, pada Minggu (21/2/2021) di kampung Nelayan, Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao,
ADVERTISEMENT
Ikan unik itu ditemukan oleh seorang nelayan, Abdullah Fero (48) saat ia melaut di perairan Papela tepatnya di Butupulu, Sebelah Timur Pos Angkat Laut (Posal) Papela.
Ikan hiu sepanjang sekitar 1,50 meter dibawa ke darat dan ketika dibelah terdapat tiga janin di dalamnya. Dari ketiga janin hiu tersebut salah satunya berwujud menyerupai manusia.
Janin ikan yang kemudian membuat riuh pemberitaan ini diawetkan dalam wadah kaca berisikan cairan alkohol.
Petugas BKSDA NTT lalu melakukan pengukuran terhadap awetan janin hiu dengan hasil panjang 20 cm dan berat 300 gram.
Untuk lebih memastikan, BBKSDA NTT berkoordinasi dengan Dosen dan Peneliti Ikan/ Ichthyologist Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Intitut Pertanian Bogor (IPB), Charles P.H. Simanjuntak, Ph.D.
ADVERTISEMENT
Setelah membaca dan memperhatikan hasil pengumpulan informasi oleh petugas BKSDA NTT, disimpulkan bahwa, spesies janin hiu adalah carcharinus melanopterus atau blacktip reef shark. Spesies ini termasuk kategori rentan dalam daftar merah IUCN.
Menurut dia, bayi hiu yang diawetkan masih dalam kondisi janin atau fetus dan berasal dari dalam tubuh induknya (belum dilahirkan).
Selain itu, bagian lubang/bulatan adalah organ mata namun posisinya belum berada pada bagian lateral (sisi tubuh) melainkan ventral (depan).
Informasi ini sekaligus mematahkan dugaan bahwa kedua lubang adalah hidung. Mata yang tidak bermigrasi saat pembentukan embrio, yaitu berada pada bagian ventral, mengindikasikan adanya cacat bawaan atau congenital abnormalities/ the birth deformity.
"Penyebabnya ada beberapa faktor baik karena genetik maupun lingkungan," ujar Charles sesuai rilis yang diterima media ini, Minggu (28/2/2021).
ADVERTISEMENT
Kepala BBKSDA NTT, Timbul Batubara, mengatakan walaupun hiu belum termasuk dilindungi menurut Peraturan Menteri LHK Nomor 106 tahun 2018, namun keberadaannya penting di perairan laut.
Posisi hiu dalam rantai makanan adalah sebagai top predator berfungsi untuk mengendalikan jenis-jenis yang dimangsanya.
Penurunan populasi hiu dikhawatirkan akan meningkatkan jenis ikan seperti kakap, tuna, dan kerapu yang walaupun menggiurkan dari sisi ekonomi namun destruktif bagi ekosistem lautan yakni habisnya spesies-spesies di level bawah piramida makanan.
Ia menghimbau masyarakat untuk membatasi konsumsi sirip hiu. Ia juga meminta nelayan untuk menghentikan eksploitasi ikan hiu, supaya sumber daya perairan dapat terus dimanfaatkan secara lestari.