Konten Media Partner

Pengusaha Ternak Ayam Sukses Meski Tanpa Restu Orang Tua

21 Agustus 2021 14:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rofinus Muda sedang memberi makan ayam. Foto : Athy Meaq
zoom-in-whitePerbesar
Rofinus Muda sedang memberi makan ayam. Foto : Athy Meaq
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Sebelum meraih kesuksesan di umur yang terbilang masih muda, Damianus Rofinus S. Muda mengaku awalnya ditentang kedua orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Kedua orang tuanya yang menolak keras dirinya menjadi wirausahawan.
Pertentangan itu berawal dari latar belakang dari Rofinus yang merupakan sarjana Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bahasa Inggris dan latar belakangan orang tua Rofin yang merupakan ASN guru, terasa komplit bahwa tujuannya untuk berbisnis semakin tidak mendapatkan dukungan.
"Orang tua juga guru dan ketiga saudara juga guru bukan orang biasa, anggapannya dengan gaji," kata Rofin kepada florespedia di Kloangbolat, Desa Geliting, Kamis (19/8).
Bahkan, Rofin mengaku, meski tidak mendapatkan restu dari kedua orangtuanya , dirinya tetap melanjutkan tekadnya menjadi pengusaha.
Dirinya pun memilih beternak ayam kampung menjadi bidang bisnis yang digelutinya.
Namun, usaha Rofin meyakinkan kedua orang tuanya pun tidak berjalan mulus. Beberapa waktu berjalan banyak kendala yang dihadapi di antaranya penyakit ayam dan juga kendala di keuangan. Tidak sampai disitu, dengan semangat yang tinggi untuk terus belajar lebih dekat dengan ayam dia pun mencari referensi dari beberapa peternak sukses.
ADVERTISEMENT
Dan dengan bantuan beberapa lembaga keuangan yang memberi support sehingga usaha ternak ayam yang diberi nama Solideo Farm berhasil hingga saat ini.
Pria yang memiliki nama lengkap Damianus Rofin Sere Muda (36), kelahiran Lewotobi, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur telah membuktikannya. Anak laki-laki dari pasangan Pius Tata Muda dan Lusia Ema sukses beternak ayam kampung ribuan ekor dan bisa menghasilkan omzet puluhan juta rupiah per bulan.
Pria kelahiran Lewotobi, Kabupaten Flores Timur ini memulai bisnisnya pada 2016 dan baru mendapatkan restu dari kedua orangtuanya pada 11 Agustus 2021 ketika bisnisnya sudah sukses dan masuk pada tahun keenam sudah memiliki fondasi atau bentuk bisnis yang sangat potensial.
ADVERTISEMENT
"Setelah bisnis ternak ayam kampung masuk tahun keenam dan sudah dikatakan sukses, kemarin pada 11 Agustus baru mendapat restu dari kedua orang tua. Dan saat itu juga mereka mengakui keberhasilan saya," tutur Rofin.
Rofin menuturkan, ia memulai usahanya pada 4 Agustus 2016 dengan memelihara ayam kampung dan ayam bangkok. Tetapi musibah datang dan ratusan ekor ayam milik nya mati.
Namun, ia tidak menyerah, pada tahun 2019 diatas lahan 18 x 20 meter di Dusun Kloangbolat, Desa Geliting ‘disulap’ permanen dan mendatangkan 800 ekor ayam KUB dari Bali dengan harga Rp 900.000 perbox.
Saat ini, populasi itu telah produksi memenuhi pasaran. Usahanya semakin membaik dengan dukungan pinjaman dana LPBD bulan Oktober 2020. Dana itu digunakan untuk pengadaan pakan dan mendatangkan anak ayam KUB.
ADVERTISEMENT
"Tahun 2019 saya fokus beternak ayam kampung dengan menggunakan pakan seperti dedak padi, jagung, dan diselingi pakan ayam yang dibeli dari toko serta obat dan vaksin berbahan herbal. Dan saat ini juga saya sudah punya mesin penetas telur," tuturnya.
Rofin Muda memiliki tiga produk utama yaitu telur, DOC, dan ayam konsumsi. DOC juga dapat dibagi dua, yaitu kelas super dan kelas murni. Sedangkan, ayam konsumsi dapat dibagi dua, yaitu dalam kondisi hidup ataupun kondisi siap yang diolah.
“DOC saya pesan dari Jawa dan Bali sebelum saya membeli mesin tetas sendiri. Sekarang saya sudah beli berkapasitas produksi DOC 500 per bulan,” ujarnya .
Usaha beternak ayam kampungnya mampu memproduksi telur mencapai 250 butir per hari. Total ayam kampung miliknya saat ini sebanyak 1.987 ekor.
ADVERTISEMENT
Keuntungan ayam potong lebih menggiurkan namun, Rofin optimistis usaha yang diberi nama Solideo Farm memiliki segmen pasar tersendiri.
Rofin Muda menyadari bahwa sukses beternak ayam kampung atas restu yang Maha Kuasa, sehingga dalam menjalankan bisnisnya selain mencari keuntungan juga memiliki misi kemanusiaan.
Melihat angka anak penderita stunting yang tinggi di Kabupaten Sikka membuat Rofin prihatin dan mendiskusikan dengan istrinya agar bisa mengambil bagian dalam persoalan itu.
Di tahun 2019, Rofin mengajukan kerja sama dengan sejumlah desa di Kecamatan Hewokloang. Dia menawarkan ide kerja sama dengan menyuplai telur dan daging ayam kampung setiap hari selama 3 bulan untuk anak stunting, gizi buruk dan ibu hamil.
Niat baik Rofin Muda direspon positif oleh pemerintah desa sehingga dialokasikan melalui ADD tahun 2020, untuk 5 desa yakni Desa Munerana, Wolomapa, Hewokloang, Kajowair dan Desa Baomekot.
ADVERTISEMENT
“Saya prihatin dan juga peluang bisnis. Saya diskusikan dengan istri saya dan dia sangat mendukung saya kerja sama dengan desa-desa,” ujarnya.
Di akuinya berdasarkan penelitian anak berusia 6 hingga 9 bulan diberikan 1 butir telur setiap hari selama 3 bulan. Hasilnya, pertumbuhan tinggi badan naik signifikan pada anak yang mengkonsumsi sebutir telur per hari dibandingkan yang tidak.
“Saya bangga karena berhasil turunkan angka stunting di Kecamatan Hewokloang, dari 176 kasus di tahun 2020, menurun hingga tersisa 87 kasus di tahun 2021,” kata Rofin Muda
Angka stunting, gizi buruk dan ibu hamil di Desa Munerana tahun 2020 sebanyak 29 kasus turun menjadi 15 kasus. Desa Wolomapa dari 29 kasus turun menjadi 13 kasus.
ADVERTISEMENT
Desa Hewokloang dari 30 kasus turun menjadi 3 kasus. Desa Kajowair dari 64 kasus turun menjadi 40 kasus dan Desa Baomekot 24 kasus turun menjadi 12 kasus.
"Ini kebanggaan yang luar biasa bagi saya, meskipun saya rugi secara bisnis. Tetapi yang terpenting sesuai misi kami untuk selamatkan anak manusia.Biar Untung sedikit tapi ini merupakan kepuasan tersendiri ketika banyak anak tertolong dan desa-desa menghubungi saya," tuturnya penuh semangat
Rofin juga mengajak kepada generasi muda agar jangan malu menjadi petani dan peternak. Dan jangan berharap menjadi ASN. Karena dimana pun kita berada apabila kita benar-benar tekun dan mau berusaha pasti berhasil.
Kontributor : Athy Meaq