Konten Media Partner

Pihak Apotek Omega Manggarai Bantah Naikan Harga Obat Stesolid

12 Juli 2021 21:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemilik Apotek Omega, dr. Pius Kandar saat memberikan keterangan kepada media ini. Foto : Engkos Pahing
zoom-in-whitePerbesar
Pemilik Apotek Omega, dr. Pius Kandar saat memberikan keterangan kepada media ini. Foto : Engkos Pahing
ADVERTISEMENT
RUTENG – Pemilik Apotek Omega, sebuah Toko Obat di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, membantah jika pihaknya telah menjual obat dengan harga tinggi. Pasalnya harga jual obat disesuaikan dengan harga yang dibeli dari distributor.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh pihak Apotek Omega menyusul adanya informasi atau keluhan seorang pelanggan terkait mahalnya harga obat Stesolid di Apotek tersebut.
Apoteker penanggung jawab Apotek Omega, Theodorik Erik Nara, S.Farm, mengungkapkan benar bahwa pada tanggal 6 Juli lalu ada pelanggan yang datang membeli obat Stesolid di Apotek Omega.
Namun Erik membantah jika pihaknya memasang harga terlampau tinggi untuk mencari keuntungan lebih.
“Memang kalau dibandingkan dengan obat yang di rumah sakit pasti berbeda. Karena kami disini jual sesuai dengan faktur belinya dari distributor,” ungkap Erik saat ditemui media ini, Senin (12/7).
Lebih lanjut, Erik menjelaskan, Harga Eceran Tertinggi (HET) Stesolid sebenarnya hanyalah Rp 55.000. Namun pihaknya membeli obat tersebut dari distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berada di Kota Kupang dengan harga sebesar Rp118.900,00. Harga tersebut ditambah dengan PPN sehingga diakumulasi menjadi Rp 130.000,00.
ADVERTISEMENT
“Dengan harga beli tersebut, kami jual dengan 150.000, kami hanya mengambil untung Rp20.000,00,” katanya.
Erik mengatakan, tidak hanya stesolid, besaran harga setiap obat di Apotek Omega berdasarkan harga saat dibeli dari distributor. Karena distributor yang beli ke pabrik. Pabrik yang memasang label HET pada obat.
“Sedangkan kami beli dari mereka. Jadi kalau mereka kasihnya ke kami dengan harga segitu maka tambah sedikit, ya kami juga cari untung,” tambahnya.
Erik juga membatah jika harga obat yang dijualnya menjadi naik karena kondisi COVID-19. Ia menjelaskan, antara sebelum dan sesudah pandemi, bahkan sampai sekarang harga obat masih relatif sama.
Bahkan beberapa waktu lalu, Apotek Omega didatangi oleh Satres Narkoba Polres Manggarai untuk melakukan pengecekan harga obat. Namun tidak ada kendala atau masalah yang ditemui.
ADVERTISEMENT
Secara kebetulan kata dia, secara nasional ada fenomena kenaikan harga obat melambung tinggi karena pandemi COVID-19. Namun kenyataan yang terjadi bukanlah karena demikian sebab tidak semua apotek yang menjual obat stesolid.
“Jadi di rumah sakit tidak mungkin juga stesolid mereka itu dijual dengan harga Rp55.000. Mungkin ada tapi anti kejang yang lain atau Vitamin generik. Itu bisa barangkali. itu hanya valium saja. Kalau stesolid itu sudah lama harganya segitu,” terangnya.
Sementara itu, Pemilik Apotek Omega, dr. Pius Kandar mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan keluhan dari pelanggan yang langsung menyampaikan persoalan tersebut kepada media. Menurutnya hal tersebut tidak mencerminkan etikad baik dari para pembeli kepada pihaknya.
Padahal kata dia, setiap pagi Apotek Omega ramai dikunjungi oleh para pasien dari RSUD Ruteng. Pasien yang datang sering berkonsultasi berkaitan dengan sakit yang diderita termasuk mengenai harga obat.
ADVERTISEMENT
“Kenapa dia tidak tanya disini mengenai harganya. Orang lain kan tanya. Bapak ko ini mahal? supaya kami bisa jelaskan. Itu baru kalau dia berkehendak baik,” kata dr. Pius.
Menurut dr. Pius, cara pelanggan tersebut seolah tidak berniat membangun relasi yang baik antar sesama.
Terutama dirinya sebagai dokter dan pihak yang menjadi keluarga pasien. Bahkan kata dia, jika dilihat dari sisi kemanusiaan, keluarga pasien atau pembeli obat harusnya berpikir dan berterima kasih. Sebab obat yang dibutuhkan ada, ditemukan dan dijual di apotek Omega.
“Padahal kalau mau runut kami sudah menolong dia. Sudah satu hari penuh ia cari obat ini. Keliling semua apotek di Kota Ruteng. Hari kedua ada yang arahkan coba ke Apotek Omega, biasanya di sana ada,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu kepada masyarakat dr. Pius berharap, jika pada saat membeli obat, harganya dianggap janggal maka sebaiknya langsung bertanya kepada kepada pihak apotek.
“Supaya kami bisa memberikan penjelasan. Kalau seperti ini jadinya kami juga yang dirugikan. Masyarakat juga jadi dirugikan,” tutupnya.