Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Potret Pendidikan di Pedalaman NTT: Ruang Kelas Hanya Satu, Dinding dari Bambu
11 Januari 2022 21:10 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
BORONG - Potret buram kondisi pendidikan negeri ini masih banyak ditemui di daerah pedalaman di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
ADVERTISEMENT
Salah satunya di daerah Kabupaten Manggarai Timur, NTT tepatnya di pusat ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 17 Borong yang terletak di Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, ini kondisinya sangat memprihatinkan
Pantauan media ini, Selasa (11/1) sekolah yang diresmikan pada tahun 2016 itu tidak memiliki kursi dan meja untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti di sekolah pada umumnya.
Sekolah tersebut hanya memiliki satu ruang kelas dan yang lebih mirisnya lagi dindingnya terbuat dari pelupu bambu.
Pantauan media ini juga, para siswa bersama para guru tengah mempersiapkan diri untuk memasuki semester genap tahun ajaran 2021/2022.
Di bawah bangunan darurat yang dibangun secara swadaya oleh orang tua murid berukuran 40 meter persegi itu, tampak sejumlah siswa dan para guru yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah sedang membuat bangku dan meja darurat dari bambu.
ADVERTISEMENT
Salah seorang siswa, Rolandus Ovaldi Agung (16) saat membuat kursi dan meja darurat dari bambu, kepada media ini mengatakan, para guru dan siswa sama-sama membuat kursi dan meja darurat, sebagai tempat duduk untuk belajar. Hal itu disebabkan oleh minimnya fasilitas sekolah.
"Selama ini kami melaksanakan KBM di salah satu Sekolah Dasar (SD) yang ada di dekat sini karena SMP Negeri 17 Borong sendiri tidak ada kursi dan meja," terangnya, Selasa (11/1).
Dikatakan bahwa saat ini mereka membutuhkan kenyamanan belajar dengan fasilitas dan ruang kelas yang memadai.
"Kami ingin merasakan sama dengan siswa-siswi yang di sekolah lain yang butuh perhatian dari pemerintah, bantu kami pak, biar kami bisa belajar dengan baik," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada diungkapkan Nolaica Wueng(15) siswi kelas IX.
Nolaica menjelaskan bahwa semenjak masuk pertama di sekolah SMPN 17 Borong, pada tahun 2019 hingga saat ini fasilitas yang dimiliki lembaga yang mencerdaskan anak bangsa itu masih sama.
Tak hanya gedung, kata siswi yang kerap disapa Ica itu, di sekolah tersebut juga tidak memiliki kursi dan meja.
"Kami butuh meja dan kursi untuk tempat kami duduk belajar. Kami bersama para guru, terpaksa membuat kursi dan meja darurat karena kami di sekolah tidak ada kursi dan meja," ungkap Ica.
Dia juga menjelaskan bahwa tidak hanya ruang kelas untuk belajar siswa, SMPN 17 Borong itu juga minim fasilitas seperti ruang guru, ruang kepala sekolah dan kamar WC sekolah.
ADVERTISEMENT
Lembaga pendidikan yang terletak di pusat ibukota kabupaten itu rupanya belum mendapatkan sentuhan kue pembangunan daerah itu.
Lembaga yang memiliki 108 siswa itu masih membutuhkan fasilitas yang layak untuk sekolah disebuah kabupaten yang diminati kabupaten layak anak.
Saat dikonfirmasi media ini, Kepala sekolah SMP Negeri 17 Borong, Silvester Jeharu, mengatakan bahwa untuk saat ini siswa siswi masih semangat untuk belajar walaupun fasilitas pendukung tidak memadai
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihaknya bersama murid saat ini sedang membuat kursi dan meja sebagai alternatif.
"Kami belum punya kursi dan meja. Kami sangat membutuhkan fasilitas itu. tak hanya kursi dan meja, SMPN 17 Borong juga belum memiliki rumbel dan kamar WC sekolah," terangnya, Rabu (11/1) saat ketemu dengan media ini
ADVERTISEMENT
Dia pun berharap bahwa, tahun 2022 ini sekolah yang ia pimpin itu mendapatkan pembangunan dan fasilitas disekolah lainnya
"Selama ini Kami proses KBM di gedung lama SDI Golo Nderu, kami pinjam, kantor kepala sekolah dan guru guru juga pinjam gedung SD," tutupnya.