Konten Media Partner

Ratusan Ternak Milik Warga Korban Erupsi Ile Lewotolok Mati

13 Desember 2020 7:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relawan Komunitas Taman Daun sedang mengubur ternak warga korban erupsi Ile Lewotolok yang ditemukan mati. Foto: Teddi Lagamaking.
zoom-in-whitePerbesar
Relawan Komunitas Taman Daun sedang mengubur ternak warga korban erupsi Ile Lewotolok yang ditemukan mati. Foto: Teddi Lagamaking.
ADVERTISEMENT
LEMBATA - Ratusan ternak milik warga korban erupsi Gunung Api Ile Lewotolok mati. Ratusan ternak yang mati ini, milik warga dari Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur.
ADVERTISEMENT
Hal itu dikatakan Kadis Peternakan Lembata, Kanisius Tuaq kepada media, Sabtu (12/12/2020).
Menurut Kadis Kanis Tuaq, banyak faktor yang menyebabkan ratusan ternak milik warga dua kecamatan itu mati.
"Banyak ternak mati karena kelaparan, ada penyakita bawaan. Ada yang terbelit, ada juga yang terlepas lalu di panah warga setempat karena merusak tanam kebun. Ada juga yang digigit anjing", bebernya.
Kadis Peternakan Lembata, Kanisius Tuaq.
Dari data Dinas Peternakan Kabupaten Lembata per tanggal 9 Desember 2020 sebanyak 303 ternak milik warga mati.
Perihal ini, Pemda Lembata melalui dinas pertanian melakukan identifikasi pasca erupsi (29/11/2020) dan melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit.
Selain ratusan ternak mati, Kanis Tuaq juga mengatakan, sesuai data lapangan per tanggal 9 Desember 2020 ditemukan sebanyak 1.133 ternak milik warga dua kecamatan tersebut sakit.
ADVERTISEMENT
"Sebanyak 1.133 ternak sakit yang terdiri dari kambing, babi, sapi, ayam dan kuda plus domba", ujarnya.
Terkait hal ini, Pemda Lembata melalui dinas peternakan masih sebatas melakukan skenario pengobatan dan edukasi kepada warga, sehingga penanganan lanjutan yang lebih optimal belum bisa dilakukan.
"Pemerintah masih terbentur dengan himbauan pihak Pos Pemantauan Gunung Api Ile Lewotolik untuk menjaga jarak aktifitas dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi," sambungnya.
Terkait informasi yang beredar bahwa banyak ternak yang sakit bahkan mati karena muntahan material vulkanis beracun saat erupsi akhirnya ditepis drh. Priska Clayu Apelabi.
Menurut drh. Priska Apelabi, ternak milik warga, baik yang sakit dan telah mati tidak disebabkan oleh material vulkanik beracun atau material vulkanis lainnya.
ADVERTISEMENT
"Semua ternak itu tidak sakit atau mati hanya karena adanya material vulkanik yang beracun, melainkan karena beragam faktor", jelasnya.
Dirinya memastikan bahwa hal itu terjadi karena pemberian pakan tidak lagi normal, adanya panas dan hujan atau dingin berkepanjangan.
Serta menurutnya, ditemukan dalam keadaan mati karena digigit anjing, klaimnya optimis.
Kontributor: Teddi Lagamaking.