SD di Lembata Ini Tidak Miliki Buku Pembelajaran dan Fasilitas Pendukung KBM

Konten Media Partner
26 Oktober 2021 6:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto: Gedung sekolah darurat SDK 1 Lewotolok di lokasi Koliwowor yang bakal dimanfaatkan oleh siswa dari Amakaka. Foto: Teddi Lagamaking.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto: Gedung sekolah darurat SDK 1 Lewotolok di lokasi Koliwowor yang bakal dimanfaatkan oleh siswa dari Amakaka. Foto: Teddi Lagamaking.
ADVERTISEMENT
LEWOLEBA - Rupanya, selama ini salah satu sekolah dasar di Kecamatan Ile Ape tidak memiliki bahan pembelajaran dan fasilitas pendukung KBM yang memadai layaknya sekolah lainnya di Kabupaten Lembata.
ADVERTISEMENT
Bahan pembelajaran itu mulai dari buku bacaan siswa, modul pembelajaran dan papan tulis, hingga fasilitas pendukung seperti kursi dan meja serta lemari penyimpanan buku-buku.
Hal itu dikatakan guru SDK 1 Lewotolok, Ludvina Deram Ladopurab kepada media, Senin (25/10) di lokasi gedung sekolah darurat di Koliwolor.
"Buku-buku pembelajaran belum memadai, sejak bencana kemarin itu semua tidak bisa pake lagi," ungkap Deram Ladopurab
Selain buku-buku, SDK 1 Lewotolok juga tidak memiliki perabotan kelas yang memadai sehingga mereka harus pinjam di salah satu SD di kecamatan Ile Ape Timur.
"Jumlah semua siswa disini ada 114 nanti jam belajar diatur per shift," sebutnya.
Dia juga menuturkan kalau saat ini mereka hanya mampu bangun tiga ruang kelas itu pun karena ada bantuan uang tunai dari salah satu anggota DPR RI.
ADVERTISEMENT
"Selain bantuan uang orang tua murid juga swadaya bahan untuk bangun," paparnya.
Ihwal itu, Kepala Sekolah SDK 1 Lewotolok pun mengakui hal tersebut. Bagi dia, kurang lebih lima bulan sejak KBM dipindahkan di lokasi perkebunan pihaknya mengalami banyak kekurangan.
Salah satunya adalah buku-buku pembelajaran bagi siswa sekolah mulai dari kelas satu sampai kelas enam.
"Semua buku pelajaran dari semua tema dari kelas satu sampai enam," ungkap Bernadus ketika dikonfirmasi media, Senin (25/10).
Akibat tidak ada bahan pembelajaran, pihaknya terpaksa harus meminjam buku dari SD Inpres Waowala dengan jumlah yang terbatas.
Selain buku-buku, persediaan kursi dan meja yang hingga kini masih terbatas juga masih menjadi kendala bagi mereka selama KBM berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Kursi ada 50, meja 40, jumlah siswa ratusan, kita belum bisa penuhi kuota itu," ungkapnya.
Menyikapi hal itu, pihak SDK 1 Lewotolok melakukan pengadaan sejumlah buku pembelajaran agar bisa proses pembelajaran selama KBM berjalan maksimal.
"Pengadaan dari dana BOS, sedikit demi sedikit pemenuhannya secara bertahap untuk semua tema," paparnya.
Karena jumlah siswa di sekolah sebanyak 114, mereka pun mendapat tambahan tiga ruang kelas lagi dari bantuan Yayasan Caritas Keuskupan Larantuka.
"Supaya siswa bisa terakomodir dengan baik sesuai kelasnya masing-masing," paparnya.
Bukan hanya itu, Kepsek Bernadus juga katakan bahwa mereka masih alami banyak kendala seperti listrik untuk membantu urusan administrasi sekolah, MCK dan kursi meja yang sampai hari ini masih terbatas.
ADVERTISEMENT
"Walau dengan bangunan sekolah yang masih darurat sekolah harus tetap berjalan walau di lokasi yang serba apa adanya," tutupnya.