Konten Media Partner

Warga Boleng dan Macang Pacar Butuh Listrik dan Perbaikan Jalan

3 Oktober 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi infrastruktur Jalan menuju Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi infrastruktur Jalan menuju Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
LABUAN BAJO- Masyarakat Kecamatan Boleng dan Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat berharap pemerintah memenuhi kebutuhan listrik dan infrastruktur jalan pada wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Pasalnya seluruh desa di Kecamatan Boleng dan hampir 90 persen desa di Kecamatan Macang Pacar hingga saat ini belum menikmati listrik PLN dan belum terpasang jaringan listrik oleh PLN.
Harapan itu disampaikan tokoh masyarakat Kecamatan Boleng,Viktor Jerahi Kamis (3/10) sore.
Viktor Jerahi menyampaikan jumlah desa di Kecamatan Boleng sebanyak 11 desa. Seluruh desa tersebut belum dialiri listrik. Padahal PLTMG baru selesai dibangun di salah satu desa di Kecamatan Boleng.
Hampir seluruh desa di kecamatan lainnya di Kabupaten Manggarai Barat telah tuntas pemasangan jaringan listrik. Dari 12 kecamatan, kemungkinan hanya Kecamatan Boleng yang belum terpasangan jaringan listrik.
Sebagai penganti penerangan, warga 11 desa di Kecamatan Boleng terpaksa mengunakan lampu pelita dam lampu cahaya surya. Sebagian warga yang ekonomi menengah ke atas menggunakan mesin diesel atau generator untuk penerangan pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Pada siang hari, untuk kebutuhan lain seperti menyetrika pakaian atau membuat kue dan keperluan lain yang bersumber listrik terpaksa mengunakan alat bantu tradisional. Seperti menyetrikan dengan mengunakan alat lokal yang bahannya bersumber dari arang api.
"Malam hari anak sekolah tidak belajar lama, hal itu disebabkan karena tidak ada penerangan. Lampu pelita yang dimiliki warga menyala pada hari-hari tertentu. Hal itu disebabkan karena mahalnya harga minyak tanah dan pasokan tidak mencukupi untuk masyarakat untuk Kecamatan Boleng," tutur Viktor.
Dia berharap agar keseriusan PT.PLN di Provinsi NTT untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk penerangan. Serta masyarakat Boleng memenuhi kebutuhan listrik seperti masyarakat kecamatan lainnya di Kabupaten Manggarai Barat.
Selain masalah listrik, Viktor juga menyampaikan bahwa masyarakat Kecamatan Boleng mengalami sulitnya akses transportasi dan air bersih.
ADVERTISEMENT
Untuk transportasi jalan yang buruk adalah jalan menuju Labuan Bajo maupun akses jalan antara desa di kecamatan Boleng. Sedangkan masalah air bersih, hampir seluruh desa di Kecamatan Boleng juga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Dia mengatakan, mayoritas masyarakat Kecamatan Boleng adalah petani sawah. Sedikitnya ratusan hektar sawah di Kecamatan Boleng adalah sawah tadah hujan.
Rata-rata setiap tahun, petani hanya memanen satu kali. Hal itu disebabkan karena tidak ada saluran air yang mampu mengairi sawah.
Sementara pada kecamatan lain seperti di Kecamatan Lembor, saluran air lancar. Sehingga petani memanen tiga kali dalam setahun.
Hal yang sama juga disampaikan warga Golo Sepang, Alex Hata bahwa masalah utama di Kecamatan Boleng adalah listrik, jalan dan air bersih.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sangat sulit mengairi sawah. Padahal sawah adalah lahan potensial pertanian yang dimiliki oleh masyarakat di Kecamatan Boleng.
"Jalan yang paling buruk di kecamatan Boleng adalah Bok S di Desa Tanjung Boleng. Jalan milik propinsi itu merupakan titik paling buruk dan menyulitkan warga saat musim hujan tiba. Padahal 2017 lalu, bok S telah diperbaiki, tapi rusak lagi," ujar Alex Hata.
Sementara, warga Kecamatan Macang Pacar, Rikardus Ambot menuturkan seluruh desa di wilayah Kecamatan Macang Pacar belum ada pasokan listrik.
Sebanyak 13 desa  di Kecamatan Macang Pacar, masih menggunakan lampu pelita untuk penerangan pada malam hari. Beberapa warga kelompok menengah terpaksa membeli mesin genset demi terpenuhnya kebutuhan penerangan.
13 desa di wilayah Kecamatan Macang Pacar itu, diantaranya, Desa Bari, Desa Rokap, Desa Nggilat, Desa Raba, Desa Mbakung, Desa Serae Naru, Desa Nanga Kantor Barat, Desa Watu Manggar, Desa wontong, Desa Lewat, Desa watu Baru, Desa Rego, Desa Nanga Kantor.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku selain 13 desa, di pusat pemerintahan Kecamatan Macang Pacar, tepatnya di Bari, pihak kecamatan terpaksa menggunakan genset untuk kelancaran aktifitas perkantoran.
Dirinya berharap kepada seluruh anggota DPRD Mabar periode 2019-2024 agar memperhatikan kebutuhan listrik warga Kecamatan Macang Pacar.
“Baru satu desa yang terpasang jaringannya sejak 2 tahun lalu, tetapi hingga saat ini belum menyala,” Kata Rikardus.
Selain mengeluhkan soal listrik, Rikardus juga berharap agar Anggota DPRD Mabar yang baru saja dilantik 30 Agustus 2019 lalu, berjuang untuk pembangunan infrastruktur di wilayah itu khususnya jalan raya.
“Selama ini pemerintah pusat hanya menggelontorkan dana untuk Kota Labuan Bajo tetapi untuk wilayah sekitarnya sama sekali belum diperhatikan. harapan kami melalui DPRD Mabar agar bersama-sama memperhatikan warga kecamatan Macang pacar, secara khusus pembangunan jalan raya,” ujar Rikardus.(FP-04).
ADVERTISEMENT