Warga Desa Beamese, Manggarai, Alami Krisis Air Bersih

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Desa Bea Mese sedang mengantri air di salah satu bak penampung air. Foto: Engkos Pahing.
zoom-in-whitePerbesar
Warga Desa Bea Mese sedang mengantri air di salah satu bak penampung air. Foto: Engkos Pahing.
ADVERTISEMENT
RUTENG - Warga Desa Bea mese, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, sampai saat ini masih mengalami krisis air minum bersih.
ADVERTISEMENT
Krisis air bersih seringkali dialami penduduk Desa Bea Mese sepanjang tahun apalagi saat musim kemarau panjang.
Pastor Paroki Rii, Desa Bea Mese, Rofinus Abin, Pr, menjelaskan hal itu saat bertemu dengan media ini di Pendopo Pastoran Paroki rii, Bea Mese, Rabu (21/10/2020).
Pada kesempatan itu, Romo Rofinus Abin mengatakan, warga Desa Bea Mese mengalami krisis air minum bersih sudah sejak lama.
Bahkan mereka seringkali berkelahi merebut jatah air minum bersih dari sebuah Bak tampung air yang sangat kecil di wilayah mereka.
“Kami minta bangun sumur bor pak. Kemaren saya sudah mendiskusikan soal ini dengan kadis PU manggarai, saat beliau hadir acara syukuran bapak Mgr. Siprianus Hormat, Pr, di tempat ini," ujar Romo Rofin.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku, saat ini memang sudah berapa kali memperbaiki bak penampung air yang ada di wilayah itu, bahkan untuk memperbaiki bak tersebut sudah dua tahun berturut-turut
" Bak penampung itu sudah dua kali perbaik pak, pada tahun 2018 dan 2019. Tapi mungkin karena banyak pemanfatnya sehingga tetap tidak cukup," Jljelas Romo Rofin.
Pada bagian lain, Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Dinas PUPR kabupaten Manggarai untuk membuat sumur bor di wilayah itu, terlebih khusus di wilayah pastoran.
"Solusinya cuman satu pak, cuman sumur bor saja, untuk mencukupi air minum bersih," ungkap Romo Rofin.
Konfirmasi terpisah, Penjabat Kades Beamese, Anjelinus Mon membenarkan hal itu. Ia menjelaskan bahwa kesulitan air minum menjadi masalah utama bagi masyarakat desanya yang mana mempunyai 321Kepala Keluarga (KK).
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, masalah air minum bersih, belum bisa diatasi secara tuntas. Seperti masalah antrean di kran umum dan memikul air menggunakan jerigen yang diangkut sepeda motor.
"Soal kita adalah sumber air hanya satu saja di Desa Perak, Desa tetangga. Airnya pada musim kemarau kecil saja dan air yang sama masih dipakai lagi untuk air sawah. Yang bisa dilakukan selama ini adalah bangun bak penampung dan perbaiki pipa-pipa bocor," katanya.
Kontributor: Engkos Pahing.