Panduan Singkat Terbentuknya Emas dan Cara Mengeksplorasinya

Fajar A Nawawi
korban vonvon dan bungkus chitato
Konten dari Pengguna
20 Maret 2017 17:46 WIB
Tulisan dari Fajar A Nawawi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emas (Foto: Wikimedia)
Bagaimana emas terbentuk?
Berdasarkan hasil riset yang dipublikasikan University of Bristol di jurnal internasional Nature pada 2011, dijelaskan kalau emas yang ada di Bumi berasal dari hantaman meteorit lebih dari 200 juta tahun setelah bumi terbentuk. Ceritanya adalah sesaat setelah inti bumi terbentuk (ya, 200 juta tahun adalah waktu yang singkat dalam skala geologi), terdapat hujan meteorit yang menghantam bumi. Beberapa meteorit yang sepenuhnya terdiri dari emas ini mentok berada di permukaan bumi dan tidak terjerembab masuk ke bagian bumi yang lebih dalam lagi (inti). Pecahan-pecahan meteorit tersebut tersebar di beberapa bagian permukaan bumi.
ADVERTISEMENT
Bijih emas dari meteorit ini lalu menyebar dan larut bersama fluida (cairan) yang panas dan mengalir melalui pori-pori batuan atau rekahan struktur. Ketika fluida ini mulai mendingin atau bereaksi dengan batuan, emas yang larut bersama fluida mengisi rekahan dan membentuk endapan berupa urat (vein) atau lode (dalam ukuran besar disebut mother lode, ya betul, cheat yang bisa bikin kaya raya di game The Sims).
Fluida ini bukan hanya mengangkut bijih emas, tetapi juga mineral-mineral lainnya, seperti kuarsa. Makanya emas ini selalu ditemukan bersama mineral logam lainnya seperti perak, uranium, tembaga, besi. Konsentrat emas yang ditemukan pun umumnya sangat rendah. Sebagai contoh, dalam 1.000 kilogram batuan hanya mengandung 0,005 gram emas, sementara pada besi bisa mencapai 58 kilogram (58.000 gram).
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa pertambangan emas lebih banyak memproduksi logam lain, seperti tembaga atau besi. Untuk Freeport Indonesia sendiri klaim produksi tembaga pada 2016 mencapai 1,06 miliar pon (456 ribu ton), sementara emasnya sendiri sebanyak 1,23 juta ons (35 ton).
Mekanisme mineral yang larut dalam fluida (Foto: http://web-japan.org/)
Cara Mengeksplorasi Sumber Daya Mineral
Menurut definisi Standar Nasional Indonesia (SNI) :
Secara umum, eksplorasi mineral dimulai dengan pemilihan area dengan jangkauan yang luas yang dilakukan pemerintah. Metode yang dilakukan adalah satellite remote sensing dimana pemetaan geologi dan survei geofisika dilakukan.
ADVERTISEMENT
Pemetaan geologi dilakukan untuk menganalisis kondisi geologi lokal. Ibarat seorang dokter, geologist mencari informasi berdasarkan kondisi fisik yang diamati. Setelah dilakukan pengamatan, maka daerah yang berpotensi memiliki cadangan mineral pun lebih mudah diidentifikasi. Geologist ini pun hanya mampu melakukan diagnosis, tapi bagaimana struktur batuan di dalamnya, mineral yang terendapkan apa saja, berapa banyak cadangan mineral yang bisa dieksploitasi, masih belum diketahui sehingga diperlukan survey geofisika. Dalam hal ini geophysicist bertindak sebagai radiologist.
Dengan mengukur parameter fisis dari suatu area, geophysicist lalu membuat pemodelan seperti apakah struktur dalam bumi pada area tersebut. Untuk menentukan struktur yang terdapat di bawah bumi itu, metode seismik dilakukan dengan cara memancarkan gelombang buatan lalu merekam responnya. Sementara untuk menentukan ada atau tidaknya konsentrat mineral pada area tersebut, digunakanlah metode geolistrik, aeromagnetik, dan/atau elektromagnetik. Pada metode geolistrik, tahanan jenis atau resistivitas dari suatu batuan atau mineral dapat diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
Setelah pemodelan geologi dan geofisika dilakukan, pengeboran dilakukan di beberapa titik yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa pemodelan yang dilakukan sudah sesuai. Dari pengeboran ini kita dapat mengetahui batuan apa saja yang terdapat dari suatu titik bor dan mineral yang terkandung.
Mengapa tidak melakukan pengeboran dari awal? Karena biaya untuk melakukan pengeboran di suatu titik itu sangat mahal dan apabila tidak mendapatkan hasil maka akan berdampak banyak pada biaya dan lingkungan. Survei geofisika dilakukan untuk mempersempit area penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dan efisien. Setelah tahap eksplorasi dan evaluasi potensi ekonomi dilakukan, maka produksi pun dilakukan untuk mengambil dan mengekstrak hasil tambang yang diperlukan.
Mengapa aktivitas pertambangan tidak dapat dihindari?
ADVERTISEMENT
​Ilustrasi penggunaan material hasil tambang (Foto: http://brittneyhlevine.com/)
Coba tebak berapa banyak produksi pertambangan yang ada pada gambar di atas? Material pada handphone, sekrup kacamata, bagian dalam kabel charger, jarum yang dipakai untuk menjahit baju, hampir semua barang yang kita jumpai merupakan produk dari aktivitas pertambangan logam. Barang-barang tersebut merupakan pemercepat peradaban. Tentu resikonya adalah lingkungan yang menjadi korban. Dengan adanya ketegasan dari pemerintah, resiko-resiko tersebut dapat diminimalisir.
FYI, setiap perusahan tambang yang mau membuka usaha pertambangannya dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan IUP Khusus (IUPK) wajib menyerahkan rencana pascatambang (reklamasi) pada saat mengajukan permohonan IUP ataupun IUPK (UUD No.4 Tahun 2009 pasal 99) terlebih dahulu. Jadi tergantung pengawasan pemerintah seperti apa terkait kegiatan pascatambang ini.
ADVERTISEMENT
Yang jadi masalah adalah pertambangan ilegal yang tidak memikirkan hal itu. Belum lagi penggunaan merkuri untuk memisahkan emas murni yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya. Perusahaan berskala besar sudah menggunakan metode lain yang lebih aman untuk melakukan aktivitas tersebut. Penggunaan merkuri ini justru seringkali dilakukan pada pertambangan ilegal.
Yang harus pemerintah lakukan adalah menindak tegas siapa-siapa yang bertanggung jawab mengawasi pertambangan tersebut. Kongkritnya seperti apa mungkin Pak Presiden lebih mengerti.
Barack Obama (Foto: http://memesuper.com/)