Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Teori Difusi dan Inovasi dalam Komunikasi
8 Desember 2022 13:12 WIB
Tulisan dari Despa Liana Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, akan makin banyak inovasi yang memerlukan kemampuan komunikasi dalam prinsip tertentu. Sebab, upaya pengembangan inovasi dalam suatu elemen masyarakat memerlukan kemampuan berkomunikasi yang baik. Untuk mewujudkan hal itu, dalam komunikasi terdapat teori difusi dan inovasi yang akan memberi pemahaman kepada kita seberapa penting komunikasi interpersonal dalam memperkenalkan gagasan terhadap opini agar dianggap penting bagi peneliti efek media.
ADVERTISEMENT
Teori difusi inovasi membahas tentang bagaimana sebuah gagasan baru dapat tersebar secara luas. Sesuatu hal yang baru akan menimbulkan keingintahuan masyarakat untuk mengetahuinya. Ketika seseorang menemukan hal yang dianggap baru, maka dia akan cenderung menyosialisasikan dan menyebarkannya kepada orang lain. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Difussion of Innovations”. Dalam buku itu dijelaskan bahwa difusi merupakan proses ketika sebuah inovasi dikomunikasikan melalui beberapa saluran dengan jangka waktu tertentu dalam sebuah tatanan masyarakat. Melalui sebuah konstruksi sosial, ide yang semula dipandang secara subjektif, perlahan - lahan akan dipandang secara objektif.
Teori difusi dan Inovasi ini memiliki karakteristik memengaruhi atau mempersuasi individu dan kelompok tertentu. Melalui dukungan media yang makin maju dan canggih, maka penyebaran makin mudah dilakukan untuk memengaruhi orang lain. Selain itu, di dunia yang makin modern, kebutuhan masyarakat terhadap inovasi tidak dapat dihindari. Sebab, inovasi memudahkan mereka dalam melakukan aktivitasnya. Namun, tidak semua inovasi dapat diterima oleh masyarakat. Mereka juga menolak beberapa inovasi yang dirasa tidak diperlukan.
ADVERTISEMENT
Contoh dari penerapan teori difusi dan inovasi ini adalah munculnya aplikasi yang menyediakan jual - beli secara online. Jika dahulu proses jual - beli kita temui di pasar, maka sekarang masyarakat dengan mudah membeli barang keperluan melalui aplikasi yang terdiri dari ratusan atau ribuan toko dengan berbagai macam barang yang dijual. Contoh dari aplikasi ini adalah Shoope, Lazada dan Tokopedia. Hal ini tentu saja sebuah kabar baik bagi banyak orang. Selain memudahkan, pasar online juga memiliki jenis barang yang beragam. Hingga saat ini, penggunaan pasar online makin meningkat, bahkan tersedia di aplikasi hiburan contohnya TiktokShop.
Inovasi ini tentunya sangat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan. Penggunaan yang mudah dan dapat di akses siapa saja adalah daya tarik inovasi ini. Tidak semua pihak merasa diuntungkan dengan kehadiran inovasi ini. Contohnya pedagang yang biasanya menjual dagangannya di pasar. Tetapi, dengan komunikasi yang baik, kita dapat memberi pemahaman terhadap masyarakat terkait kehadiran Online Shop dan menjadikan mereka pengguna setia aplikasi jual - beli ini. Pedagang di pasar pun juga dapat menggunakan aplikasi Online Shop sebagai media lain dalam memasarkan barang dagangannya. Sehingga seiring waktu inovasi ini terus berkembang dengan banyaknya hal lain yang dilakukan secara online.
ADVERTISEMENT