Terminal Bandara Kemayoran, Gedung Bersejarah yang Kini Terlupakan

Transport For Jakarta
Forum Diskusi Transportasi Jakarta adalah grup publik yang mendiskusikan mengenai perkembangan transportasi Jakarta. Transjakarta, KRL Commuter Line, MRT, LRT dan semua moda terkait
Konten dari Pengguna
27 Juli 2019 14:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Transport For Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
doc: Adriansyah Yasin
zoom-in-whitePerbesar
doc: Adriansyah Yasin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada begitu banyak gedung bersejarah di Jakarta. Salah satunya adalah gedung yang menjadi saksi sejarah transportasi udara di Indonesia: Terminal Bandara Kemayoran, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Gedung yang dulunya melayani salah satu bandara utama di Indonesia ini dibangun pada medio tahun 1950 hingga 1960-an. Terakhir kali gedung terminal ini beroperasi adalah tanggal 31 Maret 1985, seiring ditutupnya Bandara Kemayoran, semua aktivitas penerbangan dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, 34 tahun berselang, kondisi gedung terminal bersejarah ini kian memprihatinkan. Walaupun begitu, masih terdapat satu bagian paling berharga di gedung terminal VIP Kemayoran ini. Apa itu?
Itu adalah relief karya tiga seniman: Harijadi Sumodidjojo yang bertema flora dan fauna Indonesia, Sudjojono yang menggambarkan keanekaragaman manusia Indonesia, serta Soerono yang mengukir relief tentang cerita legenda Indonesia.
doc: Adriansyah Yasin
Relief ini dibuat pada tahun 1957 atas ide Presiden Soekarno. Baru-baru ini, Kemendikbud RI menyatakan bahwa bangunan ini akan menjadi cagar budaya yang akan dipugar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 495 Tahun 1993 menyatakan menara di Bandara Kemayoran sebagai cagar budaya. Bandara Kemayoran mempunyai keunikan lain, yaitu pernah menjadi latar belakang cerita komik Tintin yang berjudul 'Flight 714' besutan Herge.
Menurut kawan-kawan, ide apakah yang bisa diambil untuk memugar terminal ini untuk kembali ke masa jayanya?
Penulis: Adriansyah Yasin, co-Founder FDTJ
Editor: Adrianus Satrio Adi N.