Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mesir sebagai Kekuatan Regional
28 Oktober 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Zahrah Siti Fatimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mesir sebagai kekuatan regional di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) telah menjadi topik yang sering diperbincangkan dalam kajian politik internasional. Sebagai negara dengan sejarah peradaban yang kaya dan letak geografis yang strategis, Mesir memiliki pengaruh yang signifikan dalam dinamika politik, ekonomi, dan militer di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor utama yang menjadikan Mesir sebagai kekuatan regional adalah posisinya yang strategis. Terletak di jantung kawasan MENA, Mesir menjadi penghubung antara Afrika, Asia, dan Eropa melalui Terusan Suez, yang menjadi jalur perdagangan maritim terpenting di dunia. Terusan ini tidak hanya berperan besar dalam lalu lintas perdagangan internasional, tetapi juga dalam kepentingan geopolitik global. Kontrol Mesir atas Terusan Suez memberikan leverage yang kuat dalam politik internasional, terutama dalam hubungan dengan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Uni Eropa.
Dari segi militer, Mesir memiliki salah satu angkatan bersenjata terkuat di dunia Arab. Dukungan militer yang konsisten dari negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, telah memperkuat kapasitas militer Mesir. Mesir secara rutin menerima bantuan militer dari AS dalam bentuk persenjataan modern dan pelatihan militer. Kekuatan militer ini memungkinkan Mesir memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas di kawasan, yang terlihat dalam konflik Israel-Palestina dan perang saudara di Libya. Selain itu, Mesir juga aktif dalam operasi anti-terorisme, khususnya dalam menghadapi ancaman kelompok ekstremis di Semenanjung Sinai.
ADVERTISEMENT
Mesir juga memiliki peran signifikan dalam politik kawasan melalui pengaruh diplomatiknya. Di bawah kepemimpinan Presiden Abdel Fattah el-Sisi, Mesir aktif dalam berbagai organisasi regional seperti Liga Arab dan Uni Afrika. Mesir sering menjadi mediator dalam konflik-konflik regional, seperti perannya dalam memediasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Selain itu, Mesir juga terlibat dalam proses rekonsiliasi antara faksi-faksi Palestina, yang menjadi elemen kunci dalam upaya mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Meskipun demikian, Mesir juga menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan statusnya sebagai kekuatan regional. Krisis ekonomi yang berkelanjutan, tingginya angka pengangguran, dan ketergantungan pada bantuan asing merupakan beberapa masalah domestik yang melemahkan posisi Mesir di kancah internasional. Meskipun Mesir telah mencoba melakukan reformasi ekonomi melalui program-program IMF dan investasi asing, keberhasilan reformasi ini masih memerlukan waktu. Ketidakstabilan politik dalam negeri, seperti yang terlihat pada revolusi 2011 dan kudeta militer 2013, juga telah mempengaruhi kredibilitas Mesir sebagai pemain stabil di kawasan.
ADVERTISEMENT