Konten dari Pengguna

Kacamata Kebijakan Ex-Soviet KGB Penggunaan Nuklir: Blunder atau Brilian?

FPCI Chapter UII
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) is a non-profit, non-partisan, non-politic and independent foreign policy organization established to discuss and introduce international relations issues to many relevant actors in Indonesia.
9 Februari 2025 15:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FPCI Chapter UII tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Negara Rusia Source: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Negara Rusia Source: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia telah hampir 2 tahun melangkahkan pion caturnya dalam papan pertempuran di Eropa timur Ukraina, kebijakan-kebijakan politiknya yang di bawah tekanan sanksi ekonomi oleh Barat dan Amerika mampu bertahan dalam segala situasi apapun.
ADVERTISEMENT
Vladimir Putin terus bergerak dalam eskalasi militernya, namun adanya faktor eksternal yang telah diperingati dengan beberapa video klarifikasi dan peringatan langsung oleh Vladimir Putin tidak hentinya mereka sang faktor eksternal terus menggempur di belakang layar.
Beberapa waktu lalu Vladimir Putin telah melakukan sebuah keputusan yang sangat frontal dan menggoyahkan efek deterrence dalam situasi perdamaian dunia yang masih berlangsung dalam menanggapi permasalahan oleh Man behind the gun Ukraina, lantas kebijakan apa yang membuat obsesi Vladimir Putin dalam menangani isu keamanan regionalnya?.
Dalam eskalasi konflik di Ukraina Vladimir Putin semakin khawatir akan terusnya pasokan-pasokan alutsista dari Barat khususnya adalah NATO, Vladimir Putin beranggapan jika hal ini terus dilakukan maka stabilitas isu ekonomi dan keamanan akan semakin menipis dan konflik tidak akan berjalan damai dalam waktu yang dekat, Vladimir Putin baru-baru ini akan merubah sebuah peraturan atau merevisi tentang doktrin nuklir, pada 24 September 2024 lalu Vladimir Putin akan mengumumkan tentang revisi doktrin nuklir ini yang di mana sebagai respon terhadap campur tangan Barat dalam isu keamanan di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Sebulan kemudian, tepatnya pada 19 November kebijakan itu langsung disahkan oleh Vladimir Putin sebagai kebijakan resmi Federasi Rusia, doktrin yang direvisi berjudul “Atas persetujuan Dasar-dasar Kebijakan Negara Federasi Rusia di bidang pencegahan nuklir”, dalam doktrin nya Presiden Rusia menjelaskan bahwa Kremlin memperluas persyaratan dalam penggunaan senjata nuklir, Kremlin juga siap akan menggunakan senjata nuklir dengan berbagai kondisi di mana pembalasan atau serangan nuklir, dan serangan konvensional yang bisa membuat isu keamanan wilayah menjadi status darurat atau mengancam kedaulatan bagi Rusia dan Belarus.
Dalam doktrin yang direvisi menyatakan juga bahwa “negara manapun dari koalisi militer yang melakukan agresi terhadap Rusia dan sekutunya maka akan dianggap sebagai agresi oleh koalisi militer”, “negara non-nuklir manapun dengan sokongan atau bantuan dari negara nuklir yang melakukan agresi terhadap Rusia akan dianggap sebagai serangan bersama”, dalam statement tersebut sangat memenuhi poin tentang syarat dasar pembalasan nuklir.
ADVERTISEMENT
Langkah nyata ini menjadi sebuah ancaman nyata umumnya bagi seluruh peran Organisasi Internasional dunia dalam menanggapi krisis isu keamanan dan HAM dunia, Vladimir Putin dalam kesempatan kali ini menunjukan hal yang sangat serius untuk berhadapan langsung dengan Man behind the Gun Ukraina.
Vladimir Putin telah memberi peringatan keras akan tindakan serius kedepannya bagi kepentingan stabilitas keamanan regional Rusia, beberapa bulan lalu Rusia telah merespon serangan yang diduga oleh Man behind the Gun Ukraina yang di mana adanya penggunaan senjata konvensional yaitu ATACM (Army Tactical Missile System) yang dirancang oleh Amerika.
Hal ini membuat Rusia menggertak balik tindakan yang dilakukan oleh Man behind the Gun Ukraina dengan meluncurkan antara IRBM (Intermediate-Range Ballistic Missile) atau ICBM (Inter-Continental Ballistic Missile) yang dimana keduanya bisa dikatakan adalah rudal penjelajah antar benua dengan kecepatan ultrasonik, Rusia meluncurkan rudalnya di Ukraina dengan tidak memakai hulu ledak nuklir yang sangat mencengangkan adalah sistem pertahanan udara yang dirancang oleh Amerika sama sekali tidak mendeteksi keberadaan misil tersebut dengan artian begitu cepatnya misil tersebut bahkan bagaimana terjadi jika misil tersebut memakai hulu ledak nuklir.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya dalam menangani permasalahan dalam kacamata politik internasional ini merujuk pada RUM (Reciprocated Unilateral Measures) yang diperkenalkan oleh Charles Osgood dengan strategi GRIT (Graduated and Reciprocated in Tension Reduction) dengan definisi adalah salah satu strategi yang mengurangi tensi ketegangan dalam Hubungan Internasional yang dimana akan adanya posibilitas respon positif dari kedua belah pihak.
Strategi ini dimulai dengan tindakan sepihak yang akan menurunkan ego untuk meredam tensi dengan kata lain pihak lawan akan turut meredam ego untuk membangun kepercayaan, dalam GRIT ini aktor yang relevan adalah pihak Man behind the Gun harus menghentikan upaya sokongan dan pengaruh terhadap ukraina agar pihak Rusia bisa merendahkan upaya agresif terhadap penggunaan senjata nuklir, lantas apakah ini menjadi pemantik awal untuk Perang Dunia ke 3? Atau sebagai pemantik awal untuk perdamaian dunia?.
ADVERTISEMENT