Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Presiden AS Mengizinkan Ukraina Menggunakan Misil Untuk Menyerang Rusia
9 Februari 2025 16:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari FPCI Chapter UII tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Negara Ukraina Source: Unsplash.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkghytq8c4fqxstpe28n759b.jpg)
ADVERTISEMENT
Presiden AS Joe Biden pada 17 November 2024 telah mengizinkan misil jarak jauh yang diberikan AS kepada Ukraina untuk digunakan dalam menyerang wilayah Rusia untuk pertama kalinya. Sebelumnya, Ukraina hanya diperbolehkan menggunakan misil tersebut di wilayah Ukraina sendiri yang diduduki oleh Rusia.
ADVERTISEMENT
Melansir dari Reuters, keputusan ini dibuat setelah adanya laporan tentang 10 ribu pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk membantu Rusia. Hal ini melanggar “garis merah” yang berulang kali diingatkan oleh negara barat kepada Rusia, dan menandai eskalasi signifikan dalam perang Rusia-Ukraina dimana angkatan bersenjata resmi dari negara asing digunakan untuk pertama kalinya.
Keputusan Joe Biden ini menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan analis militer dan hubungan internasional. Menurut pihak yang setuju, apabila Ukraina tidak dapat menggunakan misil jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia, maka Rusia akan lebih berani untuk menempatkan posisi militer utama mereka (seperti gudang amunisi) lebih dekat ke garis depan.
Hal ini dikarenakan posisi militer tersebut akan aman dari serangan yang paling mengancam, mengingat sebagian besar misil jarak jauh yang sekarang dimiliki Ukraina merupakan pemberian dari AS. Pendapat serupa juga dimiliki oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy yang optimis bahwa keputusan ini akan merubah situasi perang secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Disisi lain, menurut pihak yang lebih skeptis, keputusan ini akan menyebabkan Rusia untuk menjadi semakin agresif dalam operasi militer mereka dan semakin mengancam bagi negara-negara barat dan dunia. Mereka mendasarkan pendapat ini pada respon Presiden Rusia, Vladimir Putin itu sendiri yang mengesahkan revisi doktrin nuklir Rusia menjadi memperbolehkan penggunaan senjata nuklir sebagai respon bila wilayah mereka sendiri diserang oleh serangan konvensional apapun yang dibantu oleh kekuatan nuklir.
Berdasarkan doktrin tersebut, maka misil yang diberikan AS dapat digunakan Ukraina menyerang wilayah Rusi yang secara hukum Rusia juga telah menggunakan nuklir dan hal ini merupakan respon yang sah. Sifat Rusia yang agresif dan tidak dapat ditebak, menurut kalangan analis dapat menimbulkan resiko yang sangat besar seperti terjadinya perang nuklir yang dapat membunuh jutaan umat manusia.
ADVERTISEMENT
Masih belum jelas apakah keputusan ini akan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam situasi perang. Hanya saja, banyak dari para analis yang merasa skeptis akan kebijakan tersebut karena beberapa alasan yaitu: Pertama, Rusia telah memindahkan posisi militer kunci mereka menjadi diluar jangkauan misil jarak jauh yang diberikan AS. Kedua, jumlah misil jarak jauh yang dimiliki Ukraina tidak terlalu banyak. Terakhir, Rusia memiliki keuntungan yang jauh lebih besar dalam berbagai aspek perang yang lain seperti personel militer, amunisi, dll.
Daftar Pustaka:
https://www.france24.com/en/europe/20241118-has-us-authorisation-for-ukraine-to-fire-long-range-missiles-into-russia-come-too-late
https://www.bbc.com/news/articles/cj4v0rey0jzo
https://www.cfr.org/article/it-not-too-late-case-long-range-strikes-against-russia
https://www.aljazeera.com/news/2024/11/17/biden-to-allow-ukraine-to-use-us-weapons-inside-russia-reports