Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Edward Teach dalam 300 Tahun Legenda Terornya di Lautan Karibia
8 September 2022 21:36 WIB
Tulisan dari Tegar Ridho Evanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di masa jayanya, para perompak Karibia terkenal sebagai orang yang memiliki reputasi bertarung yang menakutkan di lautan, dan sebagian besar memang pantas dikatakan demikian. Namun, perlu diingat, tidak semua bajak laut sekuat yang diyakini oleh orang-orang. Faktanya, reputasi keganasan dan kemampuan bertarung mereka hanyalah sekedar hiperbola saja yang terkandung di dalam cerita-cerita para penyair.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat pada sosok bajak laut yang bernama Blackbeard, bisa dikatakan dia merupakan seorang pria terkenal akan kekuatannya di lautan walaupun itu hanya cerminan dari citranya saja. Bendera hitam dan spanduk merah yang berkibar di atas kapal sangat melayani citranya dengan baik sehingga dianggap sebagai bajak laut paling ganas, kasar, dan mematikan yang pernah ada. Kemudian dianggap oleh banyak orang sebagai pejuang pemberani yang mereka kenal.
Perawakannya yang gelap dan berbulu, adalah bagian dari citranya yang menakutkan yang menghadirkan teror pada diri pembaca cerita petualangannya. Hal ini tertuang dalam buku yang ditulis oleh Charles Johnson mengenai bajak laut. Charles Johnson adalah seorang peneliti yang rajin dan sangat menyukai detail. Tetapi dia juga memiliki mata seorang novelis dan kegemaran untuk melebih-lebihkan dan mengubah atau bahkan menemukan fakta sesuai dengan narasinya.
ADVERTISEMENT
Awal Petualangannya
Bersama dengan para bajak laut lainnya, dia menjadi pengganggu jalur pelayaran di lepas pantai Amerika Utara dan di seluruh Karibia pada awal abad ke-18 : sebuah era yang biasa disebut sebagai "Masa Keemasan Bajak Laut". Kisah petualangannya tidak terlepas dari berdirinya Republik Bajak Laut (Republic of Pirate) yang terbentuk di Kota Nassau, Kepulauan Bahama. Bersama dengan Hornigold dan Henry Jenning sebagai founder pergerakan perompak ini, Blackberad menjadi salah satu bajak laut tersohor pada saat itu.
Saat itu, dia berusia tiga puluh tujuh tahun, dengan keberanian dan keefektifannya berlayar yang dimilikinya, dia dianggap sebagai salah satu kapten terbaik di kepulauan Bahama. Tidak seperti Bellamy, Blackbeard tidak berniat untuk melakukan kudeta terhadap komodornya. Selang beberapa hari menghabiskan waktu di Nassau. Hornigold memperbaiki kapal nya menjadi kapal sloop-of-war, Blackbeard dan Hornigold kemudian pergi untuk berlayar, meskipun mereka pergi ke tempat yang tidak jauh dari rumah.
ADVERTISEMENT
Pada awal Juli 1717, mereka mengintai Kuba timur dengan sloop nya masing-masing, berharap mereka menemukan dan mencegat beberapa kapal trans atlantik dengan muatan emas. Namun, nasib berkata lain, mereka hanya menemukan sebuah sloop yang dipimpin oleh Kapten Bishop, berlayar dari Havana ke New York dengan muatan tepung. Walaupun begitu, tepung menjadi komoditas yang paling diminati di Bahama, hal ini dikarenakan populasi petani yang menjadi minoritas ketimbang populasi perompak di Bahama.
Setelah merampas barang muatan Kapten Bishop, mereka memindahkan sekitar 120 barel barang-barang ke kapal mereka sendiri sebelum Kapten Bishop melanjutkan perjalanannya. Sekitar seminggu kemudian, mereka berlayar sedikit ke barat dan menangkap kapal dagang lain yang menuju New York di bawah Kapten Thurbar, yang beberapa hari lalu keluar dari Jamaika. Namun para perompak tidak menemukan apa pun yang menarik selain beberapa galon rum.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Agustus, Edward dan Hornigold kembali ke Nassau, persediaan tepung yang telah mereka rampas sebelumnya telah disesuaikan dengan kebutuhan para awak kapal dan penduduk Nassau untuk jangka waktu bulanan yang akan datang. Mereka menghabiskan beberapa hari berikutnya untuk menurunkan kargo dari hasil rampasan mereka dan mempersiapkan ekspedisi yang lebih lama ke laut timur.
Dari segala aktivitasnya merampas kapal-kapal dagang, para awak kapal sepertinya sudah terbiasa dengan pelayaran ini, kendali mereka atas jalur laut dari Jamaika ke New York hampir tidak terbantahkan oleh otoritas mana pun. Saat mereka berbagi informasi intelijen yang dikumpulkan dari tawanan dan pedagang di Harbour Island dengan kapten bajak laut lainnya, mereka menyimpulkan bahwa Angkatan Laut Kerajaan tidak berdaya untuk menghentikan mereka.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan karir Blackbeard dalam merampas harta kekayaan di lautan, tidak pernah walaupun hanya sekali untuk mencoba menangkap kapal besar dan juga kaya akan muatan setelah perkelahian di laut, tidak menaklukkan kota-kota pelabuhan, bahkan mengalahkan kapal man of war yang dikirim untuk menangkapnya, meskipun legenda secara keliru mengklaim bahwa dia melawan HMS Scarborough. Faktanya, dia tidak pernah melepaskan tembakan ke arahnya.
Tangkapan terbesarnya adalah kapal "Guinea-man" Prancis dengan muatan lebih dari 400 budak; La Concorde, yang ia jadikan kapal flagship nya yang legendaris dengan nama Queen Anne Revenge ; dan Crowley, yang dirampas dari 1,500 pound sterling, jumlah yang sedikit ketika dibagikan di antara seratus lima puluh dan mungkin lebih dari tiga ratus orang pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Akhir Petualangan dan Terornya di Lautan
Setelah beberapa lama menjadi perompak dan merampas harta benda orang lain di lautan, Blackbeard merasa sudah saatnya dia meninggalkan hidupnya sebagai Perompak. Hanya beberapa minggu setelah menimbulkan ketakutan di seluruh koloni Amerika dengan memblokade Charleston, Carolina Selatan, dengan armada empat buah kapalnya pada Mei 1718, bajak laut itu melakukan perjalanan ke garis pantai Atlantik ke ibukota Carolina Utara dan memohon kepada Gubernur Charles Eden untuk Pengampunan Raja atas segala dosa-dosa yang dilakukannya di lautan.
Tidak lama setelah Eden memberikan pengampunan kerajaan, Blackbeard justru mengkhianati sumpah tobat nya dan kembali ke perampasan harta benda di lautan lepas. Pada Agustus 1718, bersama-sama dengan krunya dia menangkap dua kapal Prancis yang sarat dengan kakao dan gula di dekat Bermuda.
ADVERTISEMENT
Atas tindakannya itu, Di ibukota Virginia, Williamsburg, kurang dari 200 mil ke utara, Letnan Gubernur Alexander Spotswood mengamati kondisi koloni tetangganya dengan waspada. Pejabat tinggi politik Virginia memiliki kebencian yang sangat mendalam terhadap para bajak laut. Mereka takut Blackbeard dan rekan-rekannya nantinya akan menggunakan Carolina Utara sebagai tempat yang aman untuk meneror kepentingan pelayaran Virginia dan mengancam perdagangan tembakau yang menguntungkan.
Meskipun dia tidak memiliki otoritas hukum untuk melakukan operasi militer, Spotswood memutuskan untuk meluncurkan serangan yang melanggar kedaulatan North Carolina untuk membasmi basis bajak laut di Pulau Ocracoke di Outer Banks. Selain ekspedisi darat, Spotswood mengirim pasukan angkatan laut Inggris di bawah komando Maynard. Dengan dibiayai oleh diri sendiri sebagai modal operasi, pemimpin kolonial Virginia menyewa dua kapal dangkal, Ranger dan Jane, yang dapat memandu perairan dangkal di Outer Banks.
ADVERTISEMENT
Setelah berlabuh di ujung selatan Pulau Ocracoke pada malam sebelumnya, Maynard memerintahkan kedua kapalnya untuk maju ke lokasi tempat Blackbeard pada pagi hari tanggal 22 November 1718. Ekspedisi Virginia dengan cepat kehilangan unsur kejutan, ketika Ranger dan Jane kandas. Blackbeard berusaha melarikan diri dari saluran, tetapi Inggris berhasil melepaskan Jane.
Dengan keunggulan dalam daya tembak, kapal bajak laut itu melepaskan tembakan lebar dari meriamnya yang membunuh komandan Ranger dan membubarkan orang-orang di Jane. Dengan melakukan sedikit improvisasi, Maynard memasang jebakan untuk para perompak. Dia memerintahkan semua anak buahnya kecuali pengemudi untuk turun dan bersembunyi ke bawah dek kapal. Melihat dek atas Jane kosong dari sebagian besar anak buah Maynard, dengan sangat percaya diri Blackbeard membawa kapalnya ke samping dan memimpin anak buahnya melewati rel dengan tali di tangan untuk mengikat kapal bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Begitu kaki para perompak menyentuh geladak, nakhoda segera memberi isyarat kepada Maynard, yang bergegas dari bawah dengan selusin orang. Serangan kejutan itu cukup untuk membuat Blackbeard shock dan mengalami kehilangan keseimbangan dengan jumlah pelaut yang datang siap menerkam.
Enam menit pertempuran brutal terjadi saat pedang beradu, tinju beterbangan dan senjata ditembakkan sebelum para pelaut Inggris menaklukkan para perompak. Blackbeard mengalami pukulan yang mengerikan sebelum akhirnya menyerah dan terbunuh dalam pertempuran.