Konten dari Pengguna

Sugeng Rawuh Paus Fransiskus di Indonesia, Sebuah Potret Negara Harmoni

Fathurohman
Peneliti Pusat Riset Ketahanan Nasional Universitas Indonesia
4 September 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Paus Fransiskus, Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus, Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane
ADVERTISEMENT
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 merupakan sebuah kehormatan dan sejarah penting bagi Indonesia, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga seluruh umat beragama lainnya.
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangkaian lawatan ke Asia Pasifik yang dijadwalkan pada 2-13 September. Selain Indonesia, Paus ke-266 ini juga akan mengunjungi Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura.
Dalam sepanjang sejarah Indonesia, tercatat Indonesia sudah menerima dua kali kunjungan Paus, yaitu Paus Paulus VI pada Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989.
Lawatan Paus ke Indonesia merupakan suatu momentum yang memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia dan menjadi bagian dari pengakuan atas status Indonesia sebagai miniatur keberagaman dan toleransi. Kunjungan ini bisa dimaknai sebagai kunjungan diplomatik dan apostolik. Kunjungan itu secara inheren akan menghadirkan dimensi kenegaraan dan keagamaan sekaligus.
Sebagai Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Vatikan. Lebih menarik lagi bahwa kedatangan Paus Fransiskus bertepatan dengan 30 hari menjelang dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden ke 8 RI. Ini tentu akan menjadi suata kehormatan dan pesan penting bagi presiden mendatang bahwa menjaga kerukunan adalah pilar utama kehidupan, apalagi melihat keluarga Prabowo yang memiliki latar belakang agama berbeda yang begitu harmonis.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ini juga dimaknai sebagai penghormatan kepada bangsa Indonesia yang bisa menjaga persaudaraan atas keberagaman yang ada (agama, suku, ras, budaya, dan lainnya). Keberagaman agama di Indonesia, yang mencakup Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan Penganut Keyakinan, telah melahirkan budaya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama. Kekaguman atas keberagaman dan kuatnya persatuan itulah yang membuat Paus Fransiskus tertarik datang ke Indonesia.
Pesan Perdamaian Paus dan Wajah harmoni lintas Iman di Tanah Air
Paus Fransiskus sebagai pemimpin spiritual umat Katolik dunia dikenal sebagai pemimpin yang mengutamakan pesan perdamaian dan kemanusiaan serta harmoni antara berbagai agama di seluruh dunia. Melalui berbagai khotbahnya, Paus mengajak umat manusia untuk saling menghormati, memahami perbedaan, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Paus mengingatkan bahwa konflik dan perpecahan seringkali berasal dari ketidakpahaman dan stereotip antara kelompok-kelompok yang berbeda. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dan agama, pesan ini menjadi semakin relevan. Tidak hanya semata mengedepankan dialog antaragama, Paus juga menekankan pentingnya aksi nyata untuk membangun masyarakat yang inklusif. Ia berkomitmen untuk mengajak pemimpin agama agar dapat berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan aman bagi semua.
Kehadiran Paus Fransiskus di berbagai forum internasional memperkuat kebutuhan akan toleransi dan pengertian antarumat beragama, bahkan ia selalu menggarisbawahi pentingnya kasih sayang dan inklusivitas di antara umat beragama. Pesan perdamaian ini sering kali disampaikan dalam bentuk panggilan untuk menanggalkan egoisme dan memastikan bahwa suara yang terpinggirkan mendapatkan ruang dalam percakapan publik.
ADVERTISEMENT
Mengenai upaya konkret, Paus menekankan perlunya program-program yang mendorong dialog antaragama di tengah komunitas. Melalui kegiatan seperti seminar, diskusi, dan proyek sosial yang melibatkan berbagai kelompok agama, masyarakat dapat belajar dan memahami nilai-nilai satu sama lain. Hal ini juga sejalan dengan prinsip bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakangnya, memiliki hak untuk berkontribusi dalam membentuk kehidupan bersama yang lebih baik.
Dalam banyak khotbahnya, Paus Fransiskus menyampaikannya dalam konteks ajaran Kristiani, namun prinsip yang sama dapat diaplikasikan di antara agama-agama lain. Dia menyoroti bahwa iman sejati seharusnya mengarahkan kita untuk mencintai dan melayani sesama, tidak peduli apa pun keyakinan mereka. Pendekatan ini mengarah pada pengakuan bahwa semua orang memiliki martabat yang sama dan layak untuk hidup dalam kondisi harmonis.
ADVERTISEMENT
Tentu, pesan perdamaian Paus Fransiskus selama kunjungannya ke Indonesia diharapkan dapat memperkuat wajah harmoni lintas iman di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan keberagaman agama dan budaya serta dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari prinsip-prinsip yang dipegang olehnya sebagai pemimpin Gereja Katolik, yang menekankan pentingnya toleransi, saling menghargai, dan perdamaian.
NU sebagai Benteng Perdamaian di Indonesia
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat sipil yang berpengaruh di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dan keadilan. Dalam konteks sosial yang beragam, NU menjadi benteng perdamaian melalui berbagai inisiatif yang mengedepankan dialog antar agama. Organisasi ini mengedepankan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di antara komunitas yang berbeda, sehingga mampu mencegah konflik dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hidup berdampingan.
ADVERTISEMENT
Perdamaian dan keadilan adalah dua elemen yang saling terkait dalam kehidupan sosial. NU mengedukasi anggotanya dan masyarakat luas untuk memahami bahwa perdamaian bukan hanya sekadar tidak adanya konflik, tetapi juga harus mencakup keadilan. Keadilan sosial, ekonomi, dan hukum menjadi perhatian utama. Dengan mengedepankan dialog antar agama, NU berupaya menciptakan ruang untuk perbincangan yang sehat di antara berbagai keyakinan, memungkinkan para pemimpin agama untuk bersama-sama mengatasi isu-isu sosial yang berpotensi memicu ketegangan.
Dialog antar agama menjadi salah satu strategi NU untuk membangun perdamaian dalam masyarakat. Dengan menjalin komunikasi antar pemeluk agama yang berbeda, NU berkontribusi dalam menciptakan kesepahaman. Program-program seperti seminar, lokakarya, dan pertemuan lintas agama merupakan sarana yang digunakan untuk membahas isu-isu strategis serta mencari solusi atas masalah yang ada dalam masyarakat. Dalam konteks ini, NU tidak hanya menyampaikan nilai-nilai Islam, tetapi juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses menciptakan kedamaian.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela Kedatangan Paus di Indonesia, berharap ada pertemuan khusus dengan PBNU yang membahas soal perdamaian dunia termasuk menyangkut saudara kita di Palestina. Karena pertemuan itu bukan hanya akan menjadi ikon toleransi sebagai langkah kongkret NU dalam memperluas pengaruhnya bahkan akan menjadi kolaborasi untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan tentunya NU akan berupaya membawa suara keadilan dan perdamaian kepada masyarakat dunia yang lebih luas.
Sebagai kesimpulan, NU memiliki visi yang sama dengan Paus Fransiskus dalam upayanya mempromosikan dialog antar agama yang berfungsi sebagai benteng perdamaian dan keadilan di dunia khususnya Indonesia. Pendekatan yang mengedepankan kolaborasi dan pengertian antar umat beragama akan terus menjadi kunci bagi terciptanya masyarakat yang harmonis. Ketika segala lapisan masyarakat dapat berbagi pemahaman dan saling menghormati, maka cita-cita perdamaian tidak hanya akan menjadi sebuah harapan, tetapi akan menjadi kenyataan yang dapat dirasakan oleh semua.
ADVERTISEMENT
Terkahir NU turut menyambut dengan sukacita atas kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, pesan atas nama NU semoga kedatangan Paus dapat meneguhkan kerukunan diantara segenap bangsa dan juga menguhkan persaudaraan kemanusiaan diantara seluruh umat Indonesia.