Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Memprediksi Platform Kovergensi
14 Januari 2017 23:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
Tulisan dari Frans Thamura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknologi terus melakukan kovergensi, dari dua segment berbeda menjadi satu, seperti telekomunikasi dan komputer, contohnya smart phone.
ADVERTISEMENT
Yang menarik dikaji bukan teknologi yang kovergensinya tetapi sesuatu yang membuat sistem tersebut yang menjalankannya, yang sering disebut dengan platformnya.
Kovergensi dua dunia menjadi satu ini menyebabkan dua platform menjadi satu, dan biasanya akan terjadi pertempuran merebutkan pasarnya, dan tidak sedikit pemain kelas dua dari dua dunia ini akan mental.
Teknologi yang distruptif terkadang muncul diarea dua dunia ini, yang membuat lahirnya platform baru.
Contoh yang menarik adalah Android yang dapat dikatakan versi tambahan dari Linux dengan UI khusus, tidak pakai GNOME atau KDE sbagai Xwindows Systemnya, atau antar mukanya.
Secara teori Android adalah sebuah Java virtual machine yang dikembangkan Google (Dalvik dan ART -- Android Run Time--), walaupun setelah Nougat, Android 7.0 menggunakan JVM dari OpenJDK/Oracle. Seru kan setelah Google vs Oracle seperti Jessicanya kasus hukum di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Yang menarik dengan lahirnya Android Things, membuat Android masuk ke area lebih luas dengan "Java" masuk IOT.. padahal Java itu sendiri sangat tidak direkomendasikan di IOT, apalagi di Raspberry dengan Raspbian, Java tidak populer... walaupun ORacle telah membuatkannya. Secara logika hal ini tidak memungkinkan, tetapi yah itu terjadi.. Seperti pasar Android yang menggunakan "Java" secara teori dengan VM yang lambat itu adalah gila. tapi suka gak suka Android menguasai pasar Smartphone diatas 90% kan.
Nah Android itu disebut platform distruptive, karena teorinya harusnya Windows yang raja desktop dengan Linux yang terbuang (minoritas didunia Desktop), bertempur..
Mari melihat dunia lain, yang sedang naik daun, yaitu cloud computing, sebuah spesifikasi LXC dari Linux, telah merubah peta persaingan cloud computing, mari kita lihat VMware dengan VSphernya ada VIC, dan Windows Server masuk ke Data Center, dan Linux dimulai dengan OpenStack-nya, yang mana sebelumnya Windows Server jalan diatas Vsphere atau OpenStack, sekarang mereka bersaing merebut infrastuktur Cloud. Menarik kan, dan tentu saja dapat dilihat bagaimana Azure, Amazon AWS, Heroku, Digital Ocean mengisi area Container ini. Pertanyannya kemana Windows dalam peperangan ini, apakah kita masih relevan menggunakan Windows sebagai platform operating system untuk menjalankan solusinya. Siapa marketleader berikutnya disini, dan solusi kita harus kemana, dan bagaimana kita memprediksinya.
ADVERTISEMENT