Konten dari Pengguna

Menuju Net Zero Emission 2060: Renaissance Energi Baru Terbarukan di Indonesia?

Fransiskus
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Awardee Beasiswa IISMA Batch 2023, Mahasiswa MSIB Batch 6 Gerilya Academy KESDM
14 Februari 2024 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fransiskus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata | https://web.pln.co.id/statics/uploads/2023/09/WhatsApp-Image-2023-09-09-at-15.26.53.jpeg
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata | https://web.pln.co.id/statics/uploads/2023/09/WhatsApp-Image-2023-09-09-at-15.26.53.jpeg
ADVERTISEMENT
Bumi mungkin bukanlah hak milik kita, justru kita adalah milik bumi. Sudah saatnya bagi kita untuk menghormati hubungan tersebut dengan membangun sinergi energi baru terbarukan dan melindungi bumi kita bagi generasi mendatang. Sebagaimana dunia kini telah bekerja sama untuk memperoleh tujuan Net Zero Emissions (NZE) 2060, negara-negara telah melakukan evaluasi besar-besaran terkait dengan kebijakan energi mereka hingga melakukan transisi ke alternatif potensial yang berkelanjutan. Indonesia sebagai negara yang berada pada titik krusial dalam perjalanannya menuju Indonesia yang hijau dan berkelanjutan tentunya tidak lepas dari proses transisi energi yang gencar dilakukan. Dengan jumlah populasi yang terus bertambah dan besarnya kebutuhan energi dalam negeri yang terus meningkat, negara kita menghadapi tanggungjawab mendesak yang harus segera dihadapi melalui sinergi pihak pemerintah maupun masyarakat. Tidak hanya itu, Indonesia secara historis juga terdesak oleh sifat ketergantungannya terhadap energi fosil. Sehingga tentu, energi baru terbarukan menjadi sebuah gelombang ‘renaissance’ atau global pembaruan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara kepulauan yang diberkahi dengan melimpahnya sumber daya alam yang mencakup potensi tenaga bayu, air, panas bumi, hingga surya, Indonesia seakan menjadi sebuah pulau dengan hamparan tiram didalamnya. Layaknya tiram yang mengubah pasir menjadi mutiara berharga, Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya terbarukan untuk memerangi perubahan iklim, mengurangi emisi, hingga menjadi penuntun pertumbuhan ekonomi. Namun, layaknya tiram, tidak menjadi tugas yang mudah bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengubah potensi tersebut menjadi mutiara yang mampu memberikan nilai tambahan dan keindahan dalam lanskap energi di Indonesia. Indonesia masih harus mampu mengkonversi tantangan menjadi peluang dan tonggak pembangunan berkelanjutan yang menginspirasi bagi negara-negara di sekitarnya. Mengingat Indonesia sendiri menjadi salah satu pemain dominan dalam panggung hubungan internasional di Asia, terkhusus kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT

Potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia

Tentu sumber energi baru terbarukan yang paling menjanjikan di Indonesia adalah tenaga surya. Dengan letak geografis Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia memperoleh panas matahari yang cukup dan tentunya menjadi sebuah opsi yang layak untuk dimanfaatkan secara masif potensinya. Hasil studi Institute for Essential Services Reform (IESR) pada tahun 2021 menunjukan dua skenario potensi sumber energi baru terbarukan Indonesia, yaitu 7.879,4 GW (skenario 1) atau 6.81,3 GW (skenario 2) yang terdiri dari PLTS (7.714,6 GW skenario 1 dan 6.749,3 GW skenario 2), PLTMH (28,1 GW skenario 1 dan 6,3 GW skenario 2), PLTB (19,8 GW – 106 GW), dan PLTBm (30,73 GW). Berikut diagram detail Potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia.
Diagram Potensi Teknis Energi Baru Terbarukan Indonesia | Buku Mulai dari Sini: Memahami Transisi Energi di Indonesia (2023)
Tentu dengan memberikan investasi pada infrastruktur PLTS yang memadai, Indonesia dapat melakukan desentralisasi produksi energi, memberdayakan masyarakat lokal, dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Potensi lainnya disusul oleh potensi tenaga angin atau bayu, yang mana dapat membantu Indonesia untuk memperoleh pasokan energi dan mengurangi ketergantungannya pada energi konvensional. Proyek-proyek pembangkit listrik tenaga bayu telah menjadi kontributor utama dalam rapor perolehan Indonesia dalam mewujudkan energi baru terbarukan yang andal dan ramah lingkungan. Ini tercermin pada posisi Indonesia yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) di Sidrap, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. PLTB ini merupakan yang pertama sekaligus yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Indonesia juga memiliki potensi pembangkit listrik mikrohidro yang sangat besar dan patut mensyukuri kapabilitas sungai yang ada. Pembangkit listrik tenaga air atau mikrohidro tentu akan menjadi senjata modernisasi bagi Indonesia. Perlu diperhatikan bahwasannya bendungan pembangkit listrik tenaga air atau mikrohidro juga dapat bermanfaat untuk irigasi hingga pengelolaan banjir.
Indonesia juga memiliki salah satu cadangan panas bumi terbesar di dunia, terutama di daerah vulkanik seperti Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Panas bumi merupakan sumber daya energi yang dapat diandalkan dan ramah lingkungan, menyediakan pasokan listrik yang stabil sepanjang waktu. Dengan memanfaatkan potensi panas bumi, Indonesia dapat mengurangi emisi karbon, mengurangi biaya energi, dan meningkatkan keandalan pasokan listrik, terutama di daerah terpencil.
ADVERTISEMENT

Hambatan dan Tantangan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Indonesia

Bagaimanapun juga, potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangatlah masif, Indonesia pada dasarnya menghadapi tantangan untuk mewujudkan ambisi besar tersebut. Hal ini mencakup hambatan dan tantangan seperti biaya, infrastruktur, teknologi, dan kebijakan politik. Faktor biaya sendiri tercermin dari relativitas pembiayaan investasi sumber berkelanjutan seperti angin maupun matahari yang lebih mahal ketimbang fosil. Lebih jauh, interkonektivitas juga masih menjadi masalah utama dalam pengadaan sumber energi terbarukan yang tidak efektif. Pengembangan proyek ini juga sangat membutuhkan sumber daya manusia yang lihai dengan perlengkapan teknologi yang memadai terutama terkait dengan terbatasnya informasi bagi bank dan investor mengenai risiko proyek energi terbarukan yang sebenarnya lebih rendah daripada proyek energi fosil dan kurangnya dukungan kebijakan pemerintah dalam memberikan proteksi. Terakhir, faktor-faktor lainnya terdapat pada proses pembuatan dan penyuntingan kebijakan transisi energi yang harus dikerjakan dengan sangat teliti. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan upaya bersama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan mitra internasional.
ADVERTISEMENT
Untuk memaksimalkan potensi energi baru terbarukan di Indonesia dalam masa renaissance energi terbarukan, para pemangku kebijakan harus mampu menyelaraskan peraturan terkait dengan kebijakan investasi, kesadaran masyarakat, serta peluang inovasi dan transfer teknologi. Kampanye untuk menarik dukungan dan antusias masyarakat juga dirasakan sebagai sebuah keperluan untuk mendorong ambisi Indonesia. Hal ini dikarenakan untuk mencapai agenda energi baru terbarukan Indonesia yang diselaraskan dengan tujuan NZE 2060 sangat memerlukan pendekatan terintegrasi dan membumi. Dalam artian kebijakan dan transfer informasi antara masyarakat dan pemerintah harus dibumikan untuk mencapai antusias dan dukungan seluruh lapisan masyarakat.
Di hadapan perubahan iklim, kita dihadapi oleh dua pilihan: untuk terus melanjutkan jalur destruktif kuno atau untuk merangkul energi terbarukan dan membangun masa depan yang berkelanjutan. Pilihan ada pada kita; Indonesia telah menapaki jalan ini. Maka kita semua harus menapaki jalan ini.
ADVERTISEMENT