Biji Cokelat: Dari Indonesia untuk Dunia

Konten dari Pengguna
25 Maret 2018 8:05 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fransiska Monika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Biji Cokelat - Sumber Pixabay.com
Siapa yang tidak menyukai cokelat? Buat saya dan keluarga, ini adalah makanan/minuman favorit kami. Lahir dan besar di Tarutung, Sumatera Utara, cokelat sudah menjadi makanan sehari-hari ibu saya karena tanaman kakao tumbuh subur di belakang rumahnya. Meski tentu saja rasa cokelat yang dinikmati ibu saya kala itu berbeda dengan cokelat yang kita kenal sekarang.
ADVERTISEMENT
Menurut Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ke-3 di dunia setelah Cote d’Ivore (Pantai Gading) dan Ghana yang berada di benua Afrika.
Namun, sangat disayangkan banyak orang Indonesia tidak mengetahui fakta ini. Orang Indonesia mampu bicara tentang kopi sebagai produk Indonesia, tetapi hanya sedikit yang tahu tentang biji kakao dari Indonesia dan cokelat buatan Indonesia.
Saat ini, sekitar 65 persen pohon kakao ditanam di pulau Sulawesi, sekitar 15 persen di pulau Sumatera, sementara sisanya di pulau Jawa, Bali, dan Papua. Luas total perkebunan kakao mencapai 1,6 juta hektare tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Meski mengalami fase naik turun, kakao telah menjadi salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Dalam 25 tahun terakhir, sektor kakao Indonesia telah mengalami pertumbuhan besar-besaran, didorong oleh ekspansi yang cepat dari partisipasi para petani kecil.
ADVERTISEMENT
Ragam Cokelat Indonesia
Secara keseluruhan, rasa cokelat yang dihasilkan dari tanaman kakao Indonesia memiliki berbagai macam rasa. Hal ini disebabkan oleh proses pascapanen yang berbeda-beda telah berkembang hampir di berbagai pulau dan komunitas. Biji kakao Aceh misalnya, memiliki intensitas kakao yang tinggi, rasanya hampir seperti kacang, dengan sedikit sensasi tembakau yang terasa setelah mengonsumsinya.
Kekhasan cokelat Indonesia menjadikan agribisnis kakao berkembang ke dua arah. Pertama, industri besar mengarah menjadi produsen produk perantara (intermediate), berupa mentega cokelat, bubuk cokelat, dan pasta cokelat yang berorientasi ekspor dan dalam negeri. Kedua, tumbuhnya industri lokal dan artisan yang menampilkan fitur cokelat yang khas seperti cokelat produksi Jakarta, Garut, Bali, Lampung, dan kota lainnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Para pelaku cokelat kreatif Indonesia terus berupaya mengembangkan produk yang luar biasa. Cokelat Indonesia dipadupadankan dengan rempah-rempah lokal dan bumbu khas Indonesia. Ada cokelat dengan rasa andaliman, kayu manis bahkan jahe yang membuat cokelat Indonesia menjadi sangat khas, menarik, dan kaya rasa.
Ragam Cokelat. Sumber: Pixabay.com
Cokelat Indonesia Go-International?
Mengapa tidak? Cokelat batangan premium, praline, dan produk cokelat lainnya dari negara penghasil cokelat unggulan, seperti Perancis, Belgia, dan Swiss banyak menggunakan biji kakao Indonesia.
Pada tahun 2017 lalu, salah satu cokelat Indonesia yang berbasis di Lampung, berhasil meraih 6 penghargaan bergengsi dalam ajang prestisius Academy of Chocolate (AOC) 2017 Awards. AOC didirikan sejak tahun 2005 dan bertujuan untuk mengkaji ‘fine chocolate’, melihat dan menilai cokelat dari banyak sisi seperti varietas biji cokelat, tempat tumbuhnya, proses fermentasi dan pengeringan, rasa dan metode yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Jika pemerintah, pelaku bisnis, dan kita masyarakat Indonesia dapat mendukung petani dan produksi cokelat Indonesia dengan lebih baik lagi, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mampu memproduksi biji cokelat yang sangat berkualitas dan menjadi produsen biji cokelat nomor 1 di dunia pada tahun 2020 mendatang.
Selain itu, terlepas dari rasa cokelat yang menarik, kemasan cokelat Indonesia juga tergolong indah dengan desain yang sangat individual. Kedepannya promosi Indonesia dapat dilakukan melalui kemasan cokelat ini, sehingga tidak hanya rasa yang ditawarkan, tetapi juga identitas Indonesia yang sesungguhnya. (cSa)