Konten dari Pengguna

Logika dan Kebenaran Berpikir

Fransiska Vazyabilla (mahasiswa)
Saya adalah mahasiswa tahun pertama di Universitas Andalas, jurusan Ilmu Komunikasi. Saya adalah orang yang berusaha mengasah kemampuan. Saya orang yang suka membaca, menyanyi, dan menulis apa yang menurut saya pantas untuk di ingat sebagai tulisan
17 September 2023 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fransiska Vazyabilla (mahasiswa) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Logika? Apa yang terbayang oleh benak anda ketika kata logika menjadi topik utama? sesuatu yang dapat dibuktikan? atau sesuatu yang masuk akal?
ADVERTISEMENT
Ilmu logika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan cara berpikir yang rasional dan sistematis. Pemahaman yang tepat mengenai ilmu logika sangat penting untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis dan rasional. Karena ilmu logika akan membantu kita dalam membedakan antara argumen yang tepat dan tidak, sehingga kita dapat mengambil kesimpulan yang benar berdasarkan fakta dan bukti yang ada, dan jelas secara logika.
Segala sesuatu yang terjadi tentu punya kebenaran yang dapat dinalar dan mampu dipertanggungjawabkan. Banyak hal dan fenomena yang terjadi, dan orang yang mempelajari logika akan mampu membuatnya logis dan masuk akal untuk dicerna dan dijadikan sebuah kebenaran. Orang yang menggunakan logika dan mampu menguasainya adalah orang-orang yang sudah memegang kunci menuju jendela ilmu pengetahuan. Akar dari setiap pengetahuan adalah logika, kemampuan tersebut akan mengantarkan mereka pada kebenaran yang masuk akal dan tak dapat di sangkal.
Sumber: dokumen pribadi
Pertama, asas identitas ( principium identitatis). Asas ini biasanya dikenal juga dengan asas persamaan, dimana dialah dasar dari segala pemikiran. Asas ini menjelaskan bahwa segala sesuatu itu adalah dirinya sendiri bukan yang lainnya. Jika benda itu A maka dia adalah A, bukan yang lainnya, dapat dikatakan A=A. Jika disederhanakan, asas identitas akan berbunyi bahwa " bila proposisi itu benar, maka benarlah ia". Misalnya, jika benda itu adalah botol, maka ia adalah botol dan itu benar adanya. Begitupun dengan keberadaan tuhan, jika itu tuhan maka itu adalah tuhan, bukan hal lainnya, bukan hantu, bukan barang atau sejenisnya.
Sumber: dokumen pribadi
Ketiga, asas penyisihan kemungkinan ketiga ( principium tertiiexclusi). Seperti judulnya, asas penyisihan kemungkinan ketiga ini menjelaskan bahwa kemungkinan ketiga adalah tidak ada. Jika kita menemukan dua hal yang sifatnya kontradiktoris, maka dapat dipastikan satu diantaranya adalah salah. Karena hal yang satu pasti akan mengalahkan hal lainnya, seperti asas yang menjelaskannya. Pada asas ini dijelaskan bahwa diantara pengakuan dan pengingkaran, kebenarannya pasti terletak pada salah satunya. Ini merupakan penjelasan dari bentuk pertentangan yang mutlak, dimana tidak mungkin benar kedua-duanya atau tidak mungkin salah kedua-duanya. Jika dirumuskan, maka akan didapatkan kesimpulan bahwa " sesuatu hal hanya memiliki sifat A atau bukan A". Kebenaran hanya akan terdapat pada salah satunya, karena kemungkinan sifat ketika adalah tidak ada.
ADVERTISEMENT
Keempat, asas alasan yang mencukupi ( principium rationis sufficientis). Pada asas ini dijelaskan bahwa sesuatu yang diakui keberadaanya memiliki alasan yang cukup untuk adanya tersebut. Asas ini mengacu pada prinsip: jika sesuatu tersebut ada, maka pasti ada penjelasan yang cukup untuk menjelaskan keberadaannya, begitupun dengan sebuah peristiwa, jika peristiwa tersebut terjadi maka pasti ada penjelasan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Lalu jika sesuatu itu benar, maka pasti ada penjelasan yang dapat menjelaskan bahwa sesuatu itu adalah benar. Setiap akibat yang terjadi pasti dilahirkan dari sebuah sebab, begitupun sebaliknya.
Sumber: www. tribunnews.com
Selanjutnya adalah asas sekunder. Asas sekunder merupakan bentuk pengkhususan dari asas primer yang sudah dijelaskan sebelumnya. Asas sekunder adalah asas yang dapat dilihat dari sudut isinya dan dari sudut luasnya. Sebagaimana asas primer, asas sekunder juga terbagi atas beberapa asas, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pertama, asas kesesuaian ( principium convenientiae). Pada asas ini dijelaskan bahwa ada dua hal yang sama, dimana salah satu diantaranya akan sama dengan hal yang ketiga. Asas ini dapat dimisalkan jika A=B dan B=C, maka A=C, dimana dengan catatan A dan B dihubungkan dengan satu C.
Kedua, asas ketidaksesuaian ( principium inconvenientiae). Asas ini awalnya sama dengan asas kesesuaian, dimana ada dua hal yang sama, hanya saja salah satu diantaranya tidak sama dengan hal yang ketiga. Jika dimisalkan, maka akan didapatkan jika A=B, tetapi B tidak sama dengan C, maka A tidak sama dengan C.
Ketiga, asas dikenakan semua ( principium dictum de omni). Dalam asas ini dikatakan bahwa dimana yang bersifat universal bisa diterapkan pada satu pemahaman, juga bisa diterapkan pada seluruh bawahannya.
ADVERTISEMENT
Keempat, asas dikenakan pada semua ( principium dictum de nullo). Asas ini adalah kebalikan dari asas sebelumnya. Dimana yang bersifat universal tidak bisa diterapkan pada satu pemahaman, juga tidak bisa diterapkan pada seluruh bawahannya.
Sumber: dokumen pribadi
Asas-asas yang menjadi dasar dari logika berpikir ini lah yang membawa kebenaran dalam berpikir. Dalam setiap keadaan gunakanlah logika untuk menyelesaikannya. Mempelajari logika bukan berarti kita menjadi orang paling benar dalam mengemukakan sebuah argumen, namun orang yang mempelajari logika adalah mereka yang belajar menjadi orang bijak. Mereka adalah orang-orang yang mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, dan mampu mencari kebenaran yang terdapat di dalamnya.