Konten dari Pengguna

Sasaran Para Calon, Mari Kenali Lebih Jauh Tentang Pemilih Awal

Fransiska Vazyabilla (mahasiswa)
Saya adalah mahasiswa tahun pertama di Universitas Andalas, jurusan Ilmu Komunikasi. Saya adalah orang yang berusaha mengasah kemampuan. Saya orang yang suka membaca, menyanyi, dan menulis apa yang menurut saya pantas untuk di ingat sebagai tulisan
6 Oktober 2023 14:27 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fransiska Vazyabilla (mahasiswa) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Maraknya kata-kata pemilu tentu juga diikuti dengan munculnya istilah "pemilih awal". Sebagian orang mungkin sudah familiar dengan istilah pemilih awal, namun terdapat beberapa orang yang mungkin masih belum mengenal kata-kata pemilih awal. Padahal para pemilih awal ini merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan hasil pemilu. Lalu siapa itu pemilih awal? Kenapa mereka penting? Dan bagaimana cara para calon berkampanye untuk menarik dan mendapatkan suara para pemilih awal? Mari pahami lebih lanjut dengan membaca artikel ini.
ADVERTISEMENT
Siapa mereka?
Pemilih Awal, Sumber: Dokumen Pribadi
Pemilih awal atau pemilih pemula adalah mereka yang menentukan pendapatnya dalam waktu yang relatif singkat setelah dimulainya kampanye. Menurut anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI August Mella, pemilih pada pemilu 2024 akan didominasi pemilih muda yang berusia 17-40 tahun. Jumlah pemilih muda berjumlah sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah orang yang akan memilih.
Mengapa Mereka Penting?
Pakar Politik Universitas Airlangga (Unair) Fahrul Muzaqqi mengatakan bahwa perhatian dan minat pemilih pemula adalah salah satu hal yang harus diperhatikan para kandidat yang mencalonkan diri. Para kandidat harus lebih berusaha untuk menarik perhatian mereka dengan hal-hal positif yang ditawarkan.
Pemilih awal atau pemilih pemula menjadi penting karena mereka dapat mempengaruhi pemilih lainnya dalam hal memilih salah satu para kandidat, dengan kata lain pemilih awal ini dapat menentukan hasil pemilu. Selain itu, mereka juga dapat mempengaruhi agenda kampanye dan strategi kandidat. Pemilih awal ini dapat membentuk pemilu yang berkualitas, meningkatkan partisipasi pemilih, memahami tujuan dari demokrasi, dan menjadi perhatian para penyelenggara pemilu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana mereka dipengaruhi?
Sumber: Dokumen Pribadi
Dalam melakukan kampanye para calon dapat menarik dan mempengaruhi para pemilih awal. Ini dapat dilakukan dengan sosialiasi atau edukasi politik yang diberikan untuk pemilih pemula oleh para calon atau kandidat yang ikut serta dalam pemilu. Selain itu dengan canggihnya teknologi saat ini, para calon juga dapat menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menarik perhatian maupun berinteraksi dengan para pemilih. Ini akan sangat efektif untuk era saat ini, dengan kebanyakan orang yang lebih banyak melakukan aktifitas di media sosial. Tentu para kandidat harus memanfaatkan segala peluang yang ada agar dapat menarik minat orang-orang untuk memilihnya.
Memiliki dan menyampaikan program kerja yang mudah dipahami, jelas, dan mampu menarik pemilih awal untuk memilih calon tersebut juga termasuk salah satu alternatif dalam mempengaruhi pemilih awal. Hal yang paling penting dalam mempengaruhi pemilih awal ini adalah hubungan baik antara pemilih dengan calon atau kandidat yang akan dipilih, dan hal ini dapat dilakukan dengan mendengarkan aspirasi serta berinteraksi dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Pemilih awal umumnya memiliki identifikasi partai yang kuat dan loyalitas yang tinggi pada partai tertentu. Selain itu pemilih awal cenderung punya orientasi yang kuat dalam mendukung kandidat tertentu dan mampu membentuk citra kandidat yang kuat serta positif. Umur yang masih muda dan pemikiran yang terbuka membuat pemilih muda lebih terbuka mengenai ide-ide baru atau trendy yang disampaikan para kandidat yang akan dipilih. Untuk menjangkau pemilih pemula juga tidak terlalu sulit, karena rata-rata dari mereka aktif dan lebih banyak berselancar di sosial media. Sehingga untuk menyampaikan pesan atau kampanye bisa dilakukan di platform-plarform tersebut. Selain itu, semangat tinggi dan membara yang dimiliki oleh para pemilih awal membuat mereka berpartisipasi aktif dalam pemilihan. Hal tersebutlah yang membuat mereka lebih diperhatikan dan menjadi sasaran utama dalam kampanye yang dilakukan para kandidat.
ADVERTISEMENT
Hasil Survei Tentang Tendensi Pemilih Awal
Tingkat Partisipasi
Lebih dari 60% pemilih awal aktif berpartisipasi dalam kampanye. Hampir 80% pemilih awal mengikuti perkembangan kampanye melalui media sosial. Lebih dari 40% pemilih awal menghadiri kampanye langsung di lapangan.
Tendensi Pemilihan
Pemilih awal cenderung memilih kandidat yang dianggap memperhatikan kepentingan kaum muda dan lingkungan. Banyak pemilih awal yang belum memiliki kepastian pilihan. Pemilih awal cenderung tidak memilih kandidat yang dianggap tidak jelas visi dan misinya
Lalu apa tantangan yang akan dihadapi oleh para pemilih awal?
Keterbatasan informasi. Ini biasanya dialami oleh mereka yang tinggal didaerah terpencil. Minimnya akses internet dan informasi yang didapatkan membuat mereka sering kali kurang mengetahui tentang calon atau partai politik yang akan dipilih.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Uang. Praktik politik uang tentu bukanlah hal yang tabu lagi bagi masyarakat Indonesia. Biasanya pemilih awal sangat rentan terjerumus dalam praktik tersebut. Selain karena kebutuhan ekonomi, Pendidikan yang rendah juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pemilih awal mudah terjebak dalam praktik tersebut.
Tekanan dari kelompok atau Komunitas. Ini juga sering terjadi ketika pemilu. Dimana para pemilih terpaksa memilih kandidat yang mungkin tidak mereka sukai karena mendapat tekanan dari pihak lain. Dan pemilih awal sangat rentan mendapatkan tekanan tersebut jika sudah mendekati hari-hari dilaksanaknnya pemilu.
Tantangan Teknis. Ini dapat berupa adanya keterbatasan waktu dalam pemilu atau adanya masalah dalam logistik. Ini dapat mempengaruhi kualitas dari pemilu yang dilangsungkan, serta dapat membuat partisipasi dalam pemilu menjadi berkurang.
ADVERTISEMENT
Tantangan sosial dan politik. Tantangan seperti ini biasanya dapat kita ketahui Ketika mendengar kata kampanye hitam, konflik antar kelompok, atau intimidasi yang dilakukan kepada pemilih dan juga penyelenggara pemilu.
Untuk menghadapi tantangan dan hambatan yang terjadi selama pemilu, upaya-upaya yang dilakukan cukup beragam, sesuai dengan tantangan yang dihadapi, seperti meningkatkan akses informasi, memberikan edukasi dan sosialisasi politik, mengurangi praktik politik uang, memperbaiki sistem logistik dan meningkatkan keamanan serta perlindungan untuk para pemilih dan penyelenggara pemilu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilih awal memiliki peran yang sangat penting dalam pemilu, sehingga tidak salah lagi jika mereka dijadikan sasaran dalam berbagai hal yang dilakukan dalam kampanye. Para kandidat memerlukan kampanye yang berorientasi pada aspirasi pemilih awal, selain itu kandidat juga harus membangun relasi yang baik dengan para pemilih awal dan membuat program-program yang dapat menarik minat dan perhatian mereka.
ADVERTISEMENT