Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Generasi Muda dan Gaya Hidup Modern: Antara Kebebasan dan Tekanan Sosial
23 Maret 2025 15:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fransiskus Penalamenta Bangun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh:Fransiskus Penalementa Bangun

Perkembangan zaman yang pesat membawa berbagai perubahan dalam kehidupan di Masyarakat, terutama bagi generasi muda. Di era modern yang serba cepat dan digital pada zaman ini, dapat kita lihat generasi muda dihadapkan pada berbagai perubahan gaya hidup yang sering kali berbenturan dengan nilai-nilai etika yang telah lama dianut oleh banyak Masyarakat. Kemajuan teknologi, media sosial, dan budaya konsumtif membuat banyak anak muda lebih banayak fokus pada tren daripada mempertimbangkan dampak etis dari setiap tindakan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah perkambangan ini, ada satu hal yang sering kali terabaikan yaitu etika. Nilai-nilai sopan santun, tanggung jawab sosial, dan kejujuran mulai tergeser oleh budaya yang lebih mengutamakan kebebasan tanpa batas. Banyak orang yang lebih mementingkan popularitas, eksistensi, dan kenyamanan pribadi tanpa mempertimbangkan apakah tindakan mereka berdampak baik atau buruk bagi orang lain. Pertanyaanya, apakah kemajuan zaman memang harus selalu berbenturan dengan etika? Atau justru, kita bisa tetap mengikuti tren tanpa kehilangan nilai-nilai moral yang penting?
Salah satu contoh nyata dari benturan antara etika dan gaya hidup modern bisa kita lihat di dunia media sosial. Sekarang, siapapun bisa berpendapat dan mengekspresikan dirinya sendiri di berbagai media sosial. Sayangnya kebebasan ini tidak selalu dibarengi tanggung jawab, banyak orangnya berasal berbicara tanpa memikirkan dampaknya menyerbankan hoaks, atau bahkan menjatuhkan orang lain demi mendapat perhatian Kata-kata kasar dan hinaan sering kali dianggap sebagai hal biasa, padahal ini bisa berdampak buruk pada Kesehatan mental seseorang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Budaya flexing atau pamer kekayaan juga semakin marak di kalangan generasi muda. Banyak kalangan muda yang berlomba-lomba menunjukkan barang mahal, liburan mewah, atau gaya hidup glamor hanya demi terlihat keren di media sosial. Padahal, tidak semua yang ditampilkan itu benar-benar mencerminkan kenyataanya, ada yang sebenarnya berhutang atau berpura-pura demi citra dirinya sendiri. Akibatnya adalah, banyak orang yang merasa tertekan karena merasa hidup mereka tidak sebagus orang lain, padahal apa yang ditampilkan di media sosial belum tentu realitas.
Gaya hidup konsumtif juga menjadi tantangan sendiri bagi kaum muda saat ini. Dengan kemudahan akses ke berbagai barang dan segala layanan, banyak anak muda yang menjadi boros dan kurang memikirkan konsep cukup dalam kehidupan mereka. Budaya FOMO(Fear Of Missing Out) membuat orang merasa selalu harus mengikuti trend tersebut, meskipun sebenarnya tidak terlalu butuh bagi mereka sendiri. Jadi akibatnya, banyak yang terjebak dalam siklus hidup yang mengajar materi tanpa memikirkan nilai yang lebih dalam, yaitu seperti berbagi, peduli, atau hidup yang sederhana.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, tidak semua anak muda kehilangan arah dalam menghadapi modernitas. Banyak Juga yang menjunjung tinggi etika dalam kehidupan mereka. Mereka sadar bahwa teknologi dan tren hanyalah alat bukan tujuan utama. Misalnya, ada banyak anak muda yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan hal-hal positif, menginspirasi, atau bahkan membangun bisnis yang bermanfaat bagi orang lain. Kesadaran ini muncul dari Pendidikan, pengalaman, serta lingkungan yang tetap menanamkan nilai moral di tengah kemajuan seperti sekarang ini.
Jadi pada akhirnya modernitas dan etika bukan dua hal yang selalu bertentangan. Kita masi bisa tetap mengikuti alur perkembangan zaman tanpa kehilangan suatu nilai yang penting. Yang perlu diingat yaitu adalah, menjadi bagian dari dunia modern pada saat ini bukan berarti kita harus meninggalkan sopan santun, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain. Sebagai generasi muda untuk saat ini , kita harus lebih bijak dalam mengahadapi perubahan. Jangan sampai akibat kemajuan zaman kita sendiri kehilangan jati diri dan nilai-nilai yang seharusnya kita pegang. Gaya hidup modern memang memberikan banyak kebebasan, tetapi kebebasan itu harus tetap diimbangi dengan kesadaran dan tanggung jawab dari diri sendiri. Karena pada akhirnya bukan seberapa canggih kita mengikuti tren yang mengikuti kualitas diri kita sendiri, tetapi Bagaimana kita bisa tetap menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sekitar, di tengah arus modernitas yang terus berjalan.
ADVERTISEMENT
Selain Itu, peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam membentuk kesadaran etika di tengah perkembangan zaman ini. Pendidikan tentang etika harus diberikan pada sejak sekarang ini agar kaum muda tidak dapat mudah dipengaruhi oleh hal yang negativ yang ada di media sosial dan tren. Oleh begitu kita bisa menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga memiliki karakter kuat serta tanggung jawab sosial yang tinggi. Kita sekarang semua pasti ingin hidup di dunia yang lebih baik, bukan? Maka, kita mulai dari kita sendiri dari sekarang. Mulai dari cara kita berperilaku di segala media sosial yang ada, cara kita menghargai perasaan orang lain, dan bagaimana kita menyeimbangkan diri kita antara mengikuti tren dan tetap menjaga etika. Dunia pasti akan terus berkembang, tetapi nilai moral yang baik seharusnya tidak boleh hilang begitu saja. Sebab modernitas tanpa etika hanya akan membawa kita pada kehidupan yang dangkal dan penuh kepalsuan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, meskipun perkembangan zaman dan teknologi membawa banyak perubahan, penting bagi generasi muda untuk tetap menjaga etika dan nilai moral. Gaya hidup modern memang memberikan kebebasan, namun kebebasan itu harus diimbangi dengan tanggung jawab dan kesadaran akan dampaknya. Peran keluarga dan pendidikan sangat penting dalam membentuk karakter yang baik agar generasi muda tidak terjebak dalam tren negatif. Kita bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai moral yang penting.
Fransiskus Penalementa Bangun Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Santo Thomas Medan.