Konten dari Pengguna

Fenomena El Nino dan Indian Nino, Apa Dampaknya?

Fransvega Amadeus
Siswa SMPN 7 Depok
14 Oktober 2023 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fransvega Amadeus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Meskipun langit tertutupi awan, terik matahari masih sangat terasa di kulit. Sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Meskipun langit tertutupi awan, terik matahari masih sangat terasa di kulit. Sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, panas sangat menyengat. Media juga berulang kali menyorot topik tersebut. Panas yang dirasakan tersebut merupakan efek dari Fenomena El Nino. Selain itu, Indonesia tengah mengalami juga fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) Lalu, apa itu El Nino, IOD dan dampaknya?
ADVERTISEMENT
Menurut BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Sementara Indian Ocean Dipole (IOD) atau disebut juga Indian Nino, adalah fenomena perbedaan suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature/SST) antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia. Berbeda dengan Pemanasan Global (Global Warming) yang terjadi karena emisi gas rumah kaca yang menyelubungi bumi, El Nino dan IOD ini merupakan siklus alami suatu Samudera. Sejauh ini, kapan El Nino dan IOD terjadi tidak dapat diprediksi, namun biasanya El Nino terjadi saat puncaknya musim dingin di belahan bumi bagian utara
ADVERTISEMENT
Lalu, mengapa El Nino dan IOD berkaitan dengan musim kemarau yang sedang dialami Indonesia?
Dua Fenomena yang Saling Berkaitan
El Nino yang menyebabkan pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli ini mencapai level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index positif yang disebabkan oleh rendahnya tingkat evaporasi di wilayah perairan Samudra Hindia bagian timur yang suhu air permukaan lautnya menurun, sehingga turut mengurangi curah hujan di Indonesia. Fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan, sehingga membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Apa dampak El Nino dan IOD Positif?
Dampak nyata yang sudah terjadi akhir-akhir ini adalah suhu udara yang sangat tinggi, sehingga sangat mudah berkeringat dan dehidrasi. Dampak lainnya yaitu kebakaran hutan, kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia yang menyebabkan gagal panen pada petani, seperti Petani tomat di Desa Painapang, Kecamatan Lewolema, Flores Timur dan sawah mengering di Indramayu yang menyebabkan berkurangnya pasokan tomat dan beras, serta kesulitan mengakses air bersih, misalnya penurunan drastis debit air Bendung Cipero.
Untuk menghindari krisis pangan, Pemerintah menyetok dan mengecek persediaan bahan pangan di sejumlah tempat, dan membatasi pembelian beras dan gula. Harapannya, angin muson dari barat akan membawa hujan untuk sebagian wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Masyarakat juga dianjurkan untuk tidak lupa meminum air untuk menghindari dehidrasi.