Konten dari Pengguna

Faktor yang Mempengaruhi Naiknya Tingkat Literasi di Tahun 1900

Fretty Yuly Yofanka
Fretty Yuly Yofanka sedang menempuh pendidikan dalam bidang Manajemen di Universitas Katholik Parahyangan, Bandung. Ia menyukai mata kuliah yang cenderung menggunakan logika, seperti mata kuliah akuntansi. Ia gemar membaca novel fiksi dan menari.
30 Desember 2022 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fretty Yuly Yofanka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Max Roser dan Esteban Ortiz-Ospina/ourworldindata
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Max Roser dan Esteban Ortiz-Ospina/ourworldindata
ADVERTISEMENT

Our World in Data menemukan peningkatan signifikan dari tingkat literasi dunia di tahun 1900, yang dilatarbelakangi oleh produksi buku mulai tumbuh, pendidikan mulai menjadi prioritas dan penduduk bumi mulai menganggap aksara penting. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat literasi dunia masih sangat rendah. Namun, tingkat literasi mulai menunjukkan pertumbuhan secara signifikan di tahun 1900. Setelah diteliti, produksi buku menjadi salah satu faktor dari meningkatnya literasi. Pada zaman itu, penduduk bumi juga berperan dalam kenaikan tingkat literasi ini dengan menjadikan pendidikan sebagai prioritas. Selain itu, mereka juga mulai menyadari bahwa pentingnya kemampuan literasi.

Pada zaman dulu, hampir seluruh penduduk bumi tidak dapat membaca atau bisa disebut buta huruf. Padahal tingkat melek huruf sangat berpengaruh dengan tingkat literasi, yang mana dapat menyebabkan terhambatnya sebagian besar aktivitas manusia, khususnya komunikasi. Oleh karena itu, tingkat literasi bisa sangat rendah akibat tingkat melek huruf yang tumbuh dengan sangat lambat di tahun tersebut. Bahkan, di tahun 1820, hanya 12% dari penduduk bumi yang dapat membaca dan menulis. Diketahui penyebab dari tingkat melek huruf yang sangat rendah adalah komunikasi yang terbatas akibat teknologi yang masih kurang mendukung pada saat itu. Mereka juga sulit mengenal komunikasi sehingga mereka merasa bahwa kemampuan literasi merupakan hal yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring berjalannya waktu, masalah rendahnya tingkat literasi ini mulai teratasi sejak tahun 1900. Tingkat literasi mulai berkembang, yang mana tingkat literasi mulai naik sebesar 4% setiap tahun mulai dari tahun tersebut. Penduduk bumi mulai sadar betapa pentingnya kemampuan literasi. Berkat dari kesadaran mereka, tingkat literasi sudah mencapai 86% di tahun 2015. Bahkan, tingkat literasi menjadi 95% di banyak negara. Faktor pendukung terjadinya kenaikan tingkat literasi, yang tak lain dan tak bukan adalah kesadaran mereka sehingga mereka berusaha untuk memperluas pendidikan dan terus melakukan inovasi terhadap pendidikan. Mampu membaca dan menulis merupakan fondasi paling dasar dari akumulasi pengetahuan.
Selain faktor kesadaran mereka, kenaikan tingkat literasi juga sangat berhubungan dengan produksi buku. Produksi buku mulai berkembang pada zaman tersebut. Dengan memproduksi buku berkualitas maka akan meningkatkan minat baca mereka sehingga tingkat literasi juga ikut meningkat. Memproduksi buku dapat menjadi cara untuk menanggulangi buta huruf, khususnya pada zaman tersebut. Kita dapat menarik kesimpulan, bahwa memproduksi yang berkualitas dan menarik buku dapat meningkatkan minat mereka untuk membaca dan terbebas dari buta huruf.
ADVERTISEMENT
Zaman tersebut memiliki permasalahaan tunaaksara yang dapat diatasi, salah satunya dengan kesadaran mereka untuk memprioritaskan pendidikan. Seiring berjalannya waktu, seperti yang kita ketahui, pendidikan kini sudah menjadi prioritas global. Dibuktikan dalam laporan UNICEF tentang pendidikan dan keaksaraan dunia, disebutkan bahwa fokus pada pendidikan dasar telah meningkatkan angka melek huruf mendorong pendidikan lebih lanjut. Pada pertengahan abad ke-20, rasio literasi meningkat, di sisi lain pendidikan telah menjadi prioritas global. Dengan adanya inovasi pada pendidikan, pendidikan berhasil mengentaskan dunia kita dari masalah buta aksara menjadi melek aksara.
Kesadaran penduduk bumi pada zaman itu berperan cukup penting dalam mewujudkan masyarakat yang terbebas dari buta huruf. Keaksaraan di kalangan umum mulai menjadi penting di dunia Barat. Ambisi keaksaraan di Eropa merupakan reformasi mendasar untuk meningkatkan literasi. Mereka mulai menyadari pentingnya mengenal aksara agar dapat terjalin komunikasi antar manusia. Mereka mulai menyadari bahwa mereka membutuhkan literasi untuk terlibat dengan kata-kata tertulis dan berucap dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, hingga saat ini melek huruf dinilai menjadi penentu standar hidup.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil penelitian Our World in Data, produksi buku, pendidikan menjadi prioritas dan keaksaraan dianggap penting, sangat berhubungan erat dengan tingkat literasi. Tingkat literasi dunia sangat rendah namun mulai tumbuh di tahun 1900. Berdasarkan penelitian, kenaikan ini dipicu oleh produksi buku yang kian meningkat, mereka mulai sadar bahwa pendidikan dan kemampuan membaca merupakan hal yang esensial. Walaupun tingkat literasi dunia telah meningkat hingga mencapai angka 85% tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa sekitar kita masih mengalami masalah tunaaksara. Sebaiknya, kita ikut serta dalam menganggulangi permasalahan tunaaksara di masa kini dengan cara mendorong sekitar kita untuk tertarik membaca.
Daftar Pustaka
Roser, M and Ospina, E. (2013) Literacy. Our World in Data.
Perez, L. (2018) Literacy. Springer Link.
ADVERTISEMENT
O’Neill, A. (2022) Global Literacy Rate 1976-2019. Statista.
Adams, A and Gaag, J. (2011) First Step to Literacy : Getting Books in the Hands of Children. Brookings.
Garbaciak, M. (2018) Five Reasons to Increase Literacy Rate. The Borgen Project.
Best, J. (2014) What is Literacy and Why is it Importance? 3P Learning.