Konten dari Pengguna

Mengajar Daring Secara Efektif di Masa Pandemi

Frila Nurfadila
Dosen Ilmu Komunikasi Unpad
13 Agustus 2021 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Frila Nurfadila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Source: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Adanya pandemi COVID-19 telah membuat kegiatan belajar-mengajar tidak bisa dilakukan secara tatap muka. Lembaga pendidikan harus mengalihkan sistem pembelajarannya dari metode luring (tatap muka) menjadi daring. Berbagai cara dilakukan agar keterlibatan siswa di dalam kegiatan belajar-mengajar bisa optimal. Salah satunya dengan memberlakukan metode sinkronus dan asinkronus. Di mana metode sinkronus dilakukan ketika komunikasi dalam kegiatan belajar-mengajar berjalan secara real time, contohnya dengan menggunakan aplikasi Zoom ataupun Google Meet. Sementara untuk metode asinkronus, pemanfaatan LMS (Learning Management System) diberlakukan agar siswa dapat dengan mudah mengakses materi, mengikuti ujian, ataupun kegiatan berdiskusi yang dapat dilakukan di dalamnya. Kolaborasi antara kedua metode di atas diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam mengeksplorasi materi yang diberikan sehingga siswa tidak merasa jenuh selama belajar dari rumah. Tugas-tugas yang diberikan juga harus menantang rasa ingin tahu para siswa terkait dengan materi yang telah disampaikan.
ADVERTISEMENT
Meskipun dalam pengaplikasiannya sering kali terdengar keluhan baik dari siswa, pengajar, maupun orang tua terkait proses pembelajaran daring tetapi tujuan utama kegiatan belajar-mengajar harus tetap tercapai. Oleh karena itu pengajar harus dibekali dengan kemampuan yang baik dalam menggunakan LMS, Zoom, Google Meet, atau aplikasi lain yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Tim pengajar juga harus mengeksplorasi bagaimana membuat proses belajar bisa tetap dinamis meskipun dilakukan secara daring.
Agar siswa bisa tetap aktif di kelas daring, pengajar dapat melakukan cara-cara berikut. Pertama, ketika memasuki ruang kelas online, pengajar harus memastikan bagaimana agar koneksi dengan para siswa bisa terjalin. Menyapa para siswa yang hadir bisa dilakukan oleh pengajar agar membangun koneksi tersebut. Me-review tugas yang telah dikerjakan sebelumnya serta menanyakan respons mereka terkait tugas tersebut juga bisa menjadi pilihan. Pastikan untuk melakukan diskusi pada setiap pertemuan, tak hanya dengan pengajar siswa juga dapat melakukan diskusi bersama rekan sekelasnya menggunakan fitur breakout room yang ada di Zoom. Dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan memberikan tema-tema tertentu untuk dibahas, siswa bisa menambah informasi berdasarkan hasil diskusi dengan rekan sekelasnya. Selain itu, pengajar juga dapat membuat berbagai macam tugas yang dipresentasikan untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ketika kelas selesai, pastikan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk dapat merefleksikan pemahaman mereka terkait dengan materi yang telah disampaikan. Menanyakan bagaimana pendapat mereka tentang pelajaran yang telah disampaikan secara keseluruhan bisa jadi salah satunya. Hal tersebut dilakukan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara daring tetap optimal. Meskipun untuk dapat beradaptasi dengan hal ini diperlukan banyak penyesuaian, tetapi masih banyak ruang yang dapat dikembangkan dalam mengoptimalisasikan kegiatan belajar-mengajar secara daring ini. Tentu saja peran orang tua sangat penting agar siswa dapat memanfaatkan waktunya sebaik mungkin di masa yang tidak menentu ini. Sehingga tidak hanya dari sekolah, tetapi siswa dapat mengembangkan diri melalui banyak cara.