Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Eco-terrorism: Ketika Para Aktivis Menjadi Pelaku Terorisme
30 Juli 2023 8:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Frisca Alexandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Serangan ke gedung World Trade Centre di Amerika Serikat pada 11 September 2001, menandai dimulainya perang terhadap terorisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pasca serangan tersebut, terorisme praktis menjadi ancaman bagi keamanan internasional hingga saat ini terorisme masih menjadi ancaman keamanan dunia internasional. Meskipun begitu, belum ada satu kesepakatan di antara negara-negara ataupun organisasi internasional di dunia terkait definisi terorisme, bagi sejumlah akademisi, ketiadaan kesatuan definisi ini membuat upaya memerangi terorisme menjadi sulit.
Namun terlepas dari ketiadaan kesatuan definisi, secara garis besar dan juga sederhana, terorisme adalah suatu tindak kekerasan terbuka yang menyebabkan kehancuran serta ketakutan, tindakan kekerasan ini dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang menginginkan perubahan baik dalam aspek sosial ataupun politik.
Apabila kita berbicara tentang terorisme, suatu hal yang wajar apabila pikiran kita secara langsung tertuju pada kelompok-kelompok teroris seperti Al Qaeda, ISIS, Abu Sayaf ataupun Boko Haram.
ADVERTISEMENT
Namun yang masih asing di benak mayoritas masyarakat dunia adalah istilah eco-terrorism. Apa yang dimaksud dengan eco-terrorism? apa tujuan dari eco-terrorism? apakah eco-terrorism berbeda dengan kejahatan terorisme yang selama ini kita kenal?
Apa Itu Eco-terrorism?
Menurut Lorraine Elliott, seorang Dosen Hubungan Internasional Australian National University, eco-terrorism atau disebut juga sebagai environmental terrorism adalah kehancuran atau ancaman kehancuran lingkungan yang dilakukan oleh negara, kelompok atau individu dalam rangka untuk mengintimidasi atau memaksa pemerintah, perusahaan ataupun warga sipil untuk mencegah atau mengganggu aktivitas yang diduga berbahaya bagi lingkungan.
Dengan kata lain, secara sederhana eco-terrorism adalah tindak kekerasan terbuka yang dilakukan guna mencegah atau mengganggu aktivitas yang dapat mengancam kelestarian lingkungan.
Meskipun istilah eco-terrorism masih terasa asing di benak mayoritas masyarakat dunia namun bentuk-bentuk tindakan eco-terrorism nyatanya telah ada jauh sebelum serangan WTC.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman website resmi Federal Bureau of Investigation (FBI), Amerika Serikat membagi ancaman terorisme ke dalam dua kategori yakni terorisme global dan juga terorisme domestik. Dalam terorisme domestik, salah satu ancamannya berasal dari eco-terrorism.
Di tahun 1990-an, FBI mencatat beberapa kelompok dengan berbagai tindakannya yang dapat dikategorikan sebagai eco-terrorism seperti Animal Liberation Front (ALF) serta Earth Liberation Front (ELF).
Berdasarkan laporan FBI di tahun 2002, kelompok ALF dan juga ELF telah melakukan lebih dari 600 aktivitas yang dikategorikan sebagai tindakan kriminal dan mengakibatkan kerugian hingga 43 Juta US Dollar sejak tahun 1996.
Kelompok Animal Liberation Front dibentuk pada tahun 1976 dengan misi memperjuangkan hak-hak binatang. Aktivitas eco-terrorism yang dilakukan oleh ALF ditunjukkan dengan melakukan serangan langsung kepada pihak-pihak yang melakukan penyiksaan terhadap binatang.
ADVERTISEMENT
Selain itu ALF juga melakukan berbagai tindakan yang akan menyebabkan kerugian ekonomi bagi pihak-pihak yang melakukan eksploitasi terhadap binatang dengan cara melakukan pengrusakan ataupun penghancuran properti.
Di tahun 1987, ALF pernah membakar sebuah fasilitas penelitian binatang di Universitas California dan menyebabkan kerugian sebesar 4,5 Juta US Dollar.
Tahun 1989, giliran Universitas Arizona yang dibakar oleh ALF demi membebaskan hewan-hewan yang dijadikan subjek penelitian. Tahun 1996, ALF kembali melakukan aksi pembakaran namun kali ini, kelompok ini membakar sebuah pabrik produksi bulu binatang di Minnesota yang menimbulkan kerugian hingga 2 Juta US Dollar.
Sementara kelompok Earth Liberation Front dikenal juga sebagai saudara dari Animal Liberation Front. ELF dibentuk pada tahun 1992 dan bersama-sama dengan ALF, kelompok ini kerap melakukan berbagai tindakan pembakaran dan juga pengeboman guna menyuarakan aspirasi mereka dalam melindungi bumi dan juga binatang.
ADVERTISEMENT
Berbagai tindakan eco-terrorism yang dilakukan oleh kelompok ALF dan juga ELF membuat dua kelompok ini masuk dalam daftar FBI, hal ini kemudian menuai pro dan kontra di tengah masyarakat Amerika.
Kelompok yang pro tentu saja mendukung sikap FBI dan menganggap dua kelompok ini telah menggunakan cara yang salah dalam menyuarakan aspirasinya sementara kelompok yang kontra menilai sikap FBI dianggap terlalu berlebihan mengingat tidak ada korban jiwa yang dihasilkan dari aksi-aksi eco-terrorism yang dilakukan oleh ALF dan juga ELF.
Kelompok yang kontra juga menilai bahwa terkadang dibutuhkan tindakan ekstrem agar pemerintah dan juga pihak-pihak tertentu, terutama korporasi mau mengesampingkan kepentingan ekonomi demi lebih memperhatikan aspek-aspek lingkungan.
Terlepas dari berbagai pro dan kontra terkait tindakan eco-terrorism, pertanyaan selanjutnya adalah apakah eco-terrorism suatu saat akan menjadi ancaman global? Sampai dengan saat ini, FBI masih mengkategorikan eco-terrorism sebagai ancaman terorisme domestik.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, tidak semua negara di dunia menghadapi ancaman eco-terrorism namun hal ini tidak lantas membuat negara-negara di dunia abai terhadap eco-terrorism. Jangan lupakan fakta bahwa semakin tahun permasalahan lingkungan tidak bergerak ke arah yang lebih baik, semakin tahun permasalahan lingkungan justru menjadi semakin serius.
Istilah perubahan iklim atau pemanasan global, tentu bukanlah istilah yang asing. Lalu, apa yang negara-negara sudah lakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan seperti perubahan iklim dan juga pemanasan global?
Apabila permasalahan lingkungan menjadi semakin serius maka tidak menutup kemungkinan eco-terrorism suatu saat nanti tidak lagi menjadi ancaman terorisme domestik.
Namun, berubah menjadi ancaman terorisme global sehingga sebelum permasalahan eco-terrorism berkembang menjadi ancaman terorisme global. Maka sudah saatnya, negara-negara di dunia menjalankan kepentingan ekonomi tanpa mengesampingkan dan tetap memperhatikan aspek lingkungan.
ADVERTISEMENT