Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Melawan dengan Damai: Gerakan Nir Kekerasan ala Gene Sharp
10 Juli 2024 9:32 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Frisca Alexandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nir kekerasan adalah filosofi sekaligus strategi dalam melakukan tindakan sosial dan politik dengan menghindari penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan. Konsep ini menekankan pentingnya menggunakan cara-cara damai dan juga dialog untuk menyelesaikan konflik, mencapai keadilan dan membawa perubahan sosial maupun politik.
ADVERTISEMENT
Nama-nama seperti Dr. Martin Luther King Jr. atau Mahatma Gandhi mungkin tidaklah asing, dua tokoh besar ini dikenal karena melakukan perjuangan dengan menggunakan metode nir kekerasan. Dr. Martin Luther King Jr. berjuang melawan diskriminasi rasial dan juga segregasi di Amerika Serikat melalui aksi sederhana seperti duduk di restoran (sit-ins). Gerakan duduk di restoran ini merupakan bentuk protes damai yang signifikan dalam perjuangan gerakan hak sipil di Amerika. Greensboro Sit-Ins pada tahun 1960 adalah salah satu aksi sit-ins yang paling terkenal, saat itu sejumlah mahasiswa dan aktivis gerakan hak sipil kulit hitam duduk dengan damai disebuah restoran yang hanya diperuntukkan bagi orang kulit putih, pelayan menolak melayani mereka karena aturan segregasi namun mahasiswa dan para aktivis itu tetap duduk dengan damai dan menolak untuk pergi. Aksi ini kemudian menyebar ke beberapa kota lain di Amerika Serikat khususnya Negara Bagian Carolina Utara. Aksi ini pun berhasil memberikan tekanan signifikan terhadap pemilik bisnis hingga pemerintah lokal dan aturan segregasi pun kemudian mulai dilonggarkan. Selain aksi sit-ins, Dr. King juga melalukan berbagai gerakan nir kekerasan lainnya seperti boikot serta pawai. Salah satu aksi pawai yang terkenal adalah pawai di Washington pada tahun 1963, dimana Dr. King menyampaikan pidatonya yang paling terkenal yakni “I Have A Dream”.
ADVERTISEMENT
Selain Dr. King, Mahatma Gandhi juga dikenal dengan gerakan nir kekerasannya dalam perjuangan meraih kemerdekaan India dari kolonialisme Inggris. Salah satu aksi protes damai Gandhi yang paling terkenal adalah kampanye Salt March tahun 1930, kala itu Gandhi memimpin pawai sepanjang 240 mil untuk memprotes monopoli garam Inggris. Pawai dilakukan dengan berjalan kaki dari Sabarmati Ashram ke pantai Dandi di Gujarat, disana mereka memproduksi garam dari air laut sebagai bentuk protes simbolis terhadap Undang-Undang Garam Inggris yang melarang orang India membuat atau menjual garam. Aksi ini menginspirasi jutaan orang India untuk bergabung dalam kampanye pembangkangan sipil dan melakukan aksi biokot produk Inggris. Gerakan ini kemudian menjadi perhatian dunia internasional atas perjuangan India meraih kemerdekaannya dari Inggris.
ADVERTISEMENT
Gerakan Nir Kekerasan Gene Sharp
Gerakan nir kekerasan memang lebih dikenal dari serangkaian aksi yang dilakukan oleh Dr. King dan juga Mahatma Gandhi namun masih ada satu tokoh lagi yang sumbangsih pemikirannya berkontribusi pada gerakan nir kekerasan ia adalah Gene Sharp. Gene Sharp adalah seorang ilmuwan politik dan juga penulis dimana karya-karyanya banyak membahas tentang metode perlawanan tanpa kekerasan. Gene dianggap sebagai salah satu tokoh yang memberikan kontribusi signifikan melalui penelitiannya tentang cara-cara damai untuk menentang tirani dan ketidakadilan. Beberapa karya Gene yang sangat berpengaruh antara lain, The Politics of Nonviolent Action tahun 1973, buku ini merinci metode-metode spesifik yang dapat digunakan dalam perjuangan nir kekerasan. Buku lain yang juga ditulis Gene adalah From Dictatorship to Democracy tahun 1993, buku ini awalnya ditulis Gene sebagai panduan bagi para aktivis di Myanmar, buku ini menyediakan kerangka kerja strategis untuk menggulingkan kediktatoran melalui gerakan nir kekerasan. Pemikiran dan strategi Gene Sharp telah mempengaruhi berbagai gerakan pro demokrasi dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Gene Sharp mengidentifikasi 198 metode perlawanan tanpa kekerasan. 198 metode ini terdiri dari 52 metode protes dan persuasi seperti demonstrasi, pawai, pidato publik hingga penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan, 16 metode non kooperasi sosial seperti penolakan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tertentu ataupun juga mogok, 49 metode non kooperasi ekonomi seperti boikot produk hingga pengunduran diri massal, 38 metode non kooperasi politik seperti kampanye Salt March yang dilakukan oleh Gandhi dan 41 metode intervensi seperti aksi sit-ins yang dilakukan oleh Dr. King.
ADVERTISEMENT
Atas pemikirannya, Gene Sharp menerima berbagai penghargaan dan juga pengakuan atas kontribusinya dalam bidang perlawanan nir kekerasan, termasuk nominasi untuk hadiah nobel perdamaian pada tahun 2009. Pemikirannya terus menjadi sumber inspirasi bagi gerakan sosial dan politik di seluruh dunia yang berusaha mencapai perubahan melalui cara damai. Termasuk di era digital seperti saat ini, era digital menawarkan peluang untuk memperluas jangkauan dalam menggalang dukungan global seperti gerakan boikot yang dilakukan oleh masyarakat dunia terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina juga termasuk dalam metode gerakan nir kekerasan Gene Sharp tepatnya metode non kooperasi ekonomi.
Gerakan nir kekerasan Gene Sharp bukannya tanpa kritik, sejumlah pihak mengkritik efektivitas dari metode ini. Selain itu, kritik lainnya juga menyatakan bahwa metode nir kekerasan Gene Sharp mungkin meremehkan kemampuan represif beberapa rezim. Dalam kondisi yang sangat represif, gerakan nir kekerasan mungkin akan menghadapi penindasan yang parah dan mengarah pada penderitaan manusia yang signifikan tanpa mencapai tujuan mereka.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kritik yang menyoroti efektivitas dari gerakan nir kekerasan Gene Sharp, penulis berpendapat bahwa gerakan nir kekerasan sangat dibutuhkan dalam gerakan-gerakan perlawanan terhadap ketidakadilan dewasa ini. Penulis teringat satu kutipan dari Mahatma Gandhi, “an eye for an eye will make the whole world blind” secara sederhana, Gandhi mengatakan bahwa kekerasan yang dibalas dengan kekerasan tidak akan menguntungkan siapapun. Ambil contoh, perebutan tahta antara Aegon II Targaryen dan juga Rhaenyra Targaryen dalam serial House of The Dragons, dimana kedua kubu saling berperang dan saling membalas kekerasan dengan kekerasan yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia bahkan punahnya para naga yang selama ini menjadi simbol kekuatan dari House Targaryen. Meskipun serial ini hanya fiksi, namun kita tentu tidak menginginkan chaos akibat kekerasan yang dibalas dengan kekerasan terjadi di dunia ini. Gerakan nir kekerasan mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama guna mewujudkan perdamaian dunia namun gerakan nir kekerasan adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kekerasan.
ADVERTISEMENT