news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Barisan Selempang Merah

Fhirda Syiffa Almira
Mahasiswi Ilmu Sejarah Universitas Jambi
21 Oktober 2020 8:29 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fhirda Syiffa Almira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pasukan Barisan Selempang Merah Kuala Tungkal
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Barisan Selempang Merah Kuala Tungkal
ADVERTISEMENT
Kuala Tungkal banyak menyimpan sejarah yang jarang diketahui oleh banyak orang. Salah satunya adalah Barisan Selempang Merah. Barisan Selempang Merah ini memiliki peranan penting di area Kuala Tungkal dalam melawan penjajah pasukan Belanda. Pasukan ini awalnya berasal dari Malaysia di bawah pimpinan seorang alim ulama bernama KH. Saleh bin Abdul Karim. Namun saat itu di Malaysia dikenal dengan nama Tentara Selempang Merah (TSM). TSM ini merupakan laskar rakyat yang bertugas mengusir dan melawan komunis China yang saat itu sempat menjajah Malaysia. Kemudian TSM berpindah ke Kuala Tungkal dan dikenal dengan nama "Barisan Selempang Merah".
ADVERTISEMENT
Selempang Merah sendiri memiliki arti, yaitu jenis kain selendang berwarna merah yang digunakan kepada tiap anggota yang akan menghadapi dan juga melawan para musuh atau kain selendang yang berwarna merah darah berukuran lebar 3 sampai 5cm dan panjang 1½ sampai 2 meter yang telah berjahit tangan dan bertuliskan ayat-ayat al-Qur’an dengan tinta rajah-rajah yang diselempangkan dari atas bahu kiri ke bawah tangan hingga ke pinggang kanan pada saat melaksanakan pertempuran yang merupakan atribut atau tanda pengenal pejuang yang kedua ujungnya diikat sehingga tidak mudah lepas. Selempang Merah juga memiliki arti lain yaitu suatu ilmu kebathinan yang bernafaskan Islam yang mana terdapat amalan dan dzikir.
Anggota Barisan Selempang Merah banyak berasal dari warga pendatang mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa,Kalimantan, Sulawesi. Anggota BSM teridir dari berbagai kalangan baik itu tua dan muda khususnya para pemuda seperti Laskar Hizbullah, Laskar Sabilillah, Laskar Rakyat, rakyat sipil, pedagang, petani dan organisasi lainnya seperti TNI dan polisi yang turut bergabung. Di dalam Barisan Selempang Merah ini diajarkan bahwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan yang apabila gugur dalam perjuangan tersebut maka itu disebut sebagai mati syahid.
ADVERTISEMENT
Barisan Selempang Merah ini telah berjuang mati-matian untuk melawan para pasukan Belanda. Mereka berjuang selama 2 bulan terhitung sejak bulan Januari hingga Maret telah terjadi beberapa belasan bahkan puluhan pertempuran di area Kuala Tungkal. Dalam melakukan perlawan BSM seringkali menggunakan strategi secara gerilya tetapi hal ini berbeda karena dapat dikatakan sebagai perang tanding dikarenakan pasukan RI berhapan langsung dengan pasukan Belanda bukan menggunakan taktik hit and run. Barisan Selempang Merah dalam melakukan penyerangan lebih menggunakan senjata tradisional. Dalam perjuangan melawan penjajah banyak anggota BSM yang gugur bahkan Panglima Abdul Shamad yang merupakan Panglima BSM Kuala Tungkal Pertama wafat ketika menyerang Kapal Belanda di Muara Sungai Pengabuan. Perlawanan oleh Barisan Selempang Merah terhenti dikarenakan adanya cease fire dan penyerangan kedaulatan RI 1949. Dan pada tahun 1950 setelah penyerahan kedaulatan Barisan Selempang Merah resmi membubarkan diri. Para Panglima maupun anggota BSM yang gugur dalam peperangan akan selalu dikenang sebagai pahlawan bangsa yang telah berjasa mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan. Berikut terdapat beberapa nama Dewan Guru BSM Kuala Tungkal :
ADVERTISEMENT