Sejarah Pemerintahan Desa Kedundang, Kulon Progo

Fuad Faizin
Penggiat literasi kesejarahan dan warisan budaya
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2020 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fuad Faizin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Papan Desa Kedundang, Kulon Progo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Kondisi keagamaan masyarakat Kedundang setelah kedatangan Kiai Mustari berkembang pesat. Kebiasaan masyarakat yang melakukan sebelumnya jauh dari ajaran agama, mulai menjadi masyarakat yang taat agama. Sehingga muncul istilah Kedundang, dari kata Gedong Dai atau tempat para penyiar agama Islam. Ada juga versi lain yaitu Kedung Dai atau lembah yang ditempati dai. Lambat laun istilah tersebut semakin terkenal dan kini menjadi nama desa.
ADVERTISEMENT
Setelah wafatnya Kiai Mustari, sekitar awal abad ke-20, masyarakat desa mulai menyusun tata pemerintahan. Karena sudah wajar jika kiai juga berfungsi sebagai pemimpin masyarakat (kepala desa) pada saat itu. Lurah (sebutan untuk kepala desa pada waktu itu) pertama adalah Sumodisastro. Beliau sendiri berasal dari Kulur. Dalam menjalankan pemerintahannya beliau dibantu oleh seorang carik (sekretaris desa) yang bernama Marto Sukarto. Setelah Sumodisastro meninggal beliau digantikan oleh Marto Sukarto yang awalnya menjadi carik desa.
Setelah itu jabatan lurah dipegang oleh Umar Sanusi. Setelah wafat dan jabatan sementara dipegang oleh Zubari. Setelah diadakan pemilihan, terpilih Sarbini yang menjabat selama 2 periode. Setelah itu digantikan Abdul Rosyid yang menjabat hingga sekarang. Pada saat itu merupakan hal yang wajar jika jabatan lurah seumur hidup. Jadi tidak mengherankan jika masa jabatannya lama.
ADVERTISEMENT
Untuk menyelenggarakan pemerintahan maka dibuatlah balai desa. Pembangunan balai desa seperti sekarang ini dilakukan pada masa Umar Sanusi. Sedangkan masa sebelumnya balai desa biasanya terletak di rumah lurah yang sedang menjabat. Sehingga tidak heran jika rumah lurah biasanya berukuran besar dan luas. Kini balai desa Kedundang cukup modern dan memiliki fasilitas yang bagus. Selain itu pemerintahan juga telah berjalan rapi dan tertib.
Oleh: KKN PPM UGM Kedundang 2020