Tiongkok Mempersiapkan Diri Merebut Taiwan: Mampu atau Tidak?

Gabriel Immanuel Lefrand Maringka
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
18 November 2022 7:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabriel Immanuel Lefrand Maringka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Gabriel Immanuel Lefrand Maringka
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Gabriel Immanuel Lefrand Maringka
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Xi Jinping dalam salah satu pidatonya di kongres Partai Komunis Cina (pkc), bulan oktober kemarin, kembali menyoroti isu Taiwan. Presiden xi menegaskan, bahwa isu Taiwan adalah urusan dalam negeri Tiongkok. Oleh sebab itu Tiongkok tidak akan melepaskan haknya untuk merebut kembali wilayah tersebut, termasuk dengan menggunakan kekuatan militer.
ADVERTISEMENT
Hal ini bukanlah sebatas omong kosong belaka sebab, beberapa waktu sebelum pidato tersebut, Tiongkok kembali meningkatkan anggaran militer mereka, berdasarkan data resmi pemerintah Tiongkok, anggaran militer Tiongkok tahun 2022 ini meningkat sebesar 7,1% bila dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 6,8%, dan 6,66% pada tahun 2020.
Jika kita perhatikan, belakangan ini Tiongkok memang lebih banyak bermain di kawasan asia tenggara yaitu daerah laut cina selatan terlebih lagi Taiwan.
Menurut pejabat CIA David Cohen, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan militer negara Tiongkok untuk mengembangkan kemampuan agar dapat menguasai Taiwan pada tahun 2027, laporan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara, karena Beijing bersikeras bahwa Taipei adalah bagian dari wilayahnya dan bahwa Taipei akan dipersatukan kembali "dengan paksa, jika perlu."
ADVERTISEMENT
David cohen menambahkan
“Dia (Xi Jinping) telah meminta militer Tingkok untuk menempatkan Dirinya (Xi Jinping) pada posisi di mana jika Dia ingin invasi Taiwan, Dia akan bisa,"
Melihat selama dua tahun terakhir, People Liberation Army (PLA) telah meningkatkan aktivitas pada daerah Taiwan, dengan menerbangkan pesawat militer hampir setiap hari ke adiz (air defence identification zone) milik Taiwan dan latihan militer yang sering dilakukan di daerah maritim yang dekat dengan Taiwan.
Data pelacakan pesawat militer Tiongkok menunjukkan perubahan susunan misi angkatan udara PLA. Awalnya pesawat pengintai adalah yang paling sering dikirim, akan tetapi sekarang telah didominasi oleh penggunaan jet tempur dan pesawat pengebom, yang mampu membawa senjata nuklir.
Eurasian times juga telah melaporkan bahwa, Tiongkok telah membangun serangkaian target latihan skala besar di sepanjang tepi timur gurun taklamakan yang terpencil di xinjiang dengan target yang dibangun dalam bentuk kapal perang dan pangkalan angkatan laut amerika.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi dengan kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan, sepertinya makin membulatkan tekad Tiongkok untuk menyatukan Taiwan. Karena bagi Tiongkok, Taiwan merupakan wilayahnya berdasarkan one cina policy sehingga kunjungan ini sangat melanggar hal tersebut dan kedaulatan Tiongkok sebagai negara.
Hal tersebut makin menunjukkan bahwa Presiden Xi Jinping sangat serius dalam merebut atau mempersatukan Taiwan kembali dalam pangkuan Tiongkok. Mengingat, Taiwan sendiri telah menjadi salah satu fokus prioritas utama dari kebijakan luar negeri Tiongkok sejak dahulu hingga saat ini.
Lalu, apakah dengan segala persiapan tersebut akan membuat Tiongkok memiliki kapabilitas untuk merebut Taiwan? Menurut saya, tidak.
masih terlalu dini untuk membicarakan terkait dengan kemampuan tiongkok untuk mengambil langkah aktif untuk memulihkan kendali atas Taiwan, Terlepas dari semua upaya tiongkok ini, penyatuan kembali dengan Taiwan akan sulit dilakukan. Karena saat ini kondisi di dunia sangat menguntungkan bagi tiongkok untuk memastikan pertumbuhan PDB yang stabil, perluasan pasar, dan peningkatan pengaruh. unifikasi Taiwan dengan kekerasan akan mengubah pandangan komunitas dan masyarakat dunia menjadi melawan tiongkok, dan hal ini akan menciptakan masalah bagi tiongkok yang akan berkontribusi terhadap pembentukan Gerakan anti-China, dan akan memaksa Amerika Serikat dan sekutu untuk campur tangan.
ADVERTISEMENT
militer Tiongkok masih jauh dan belum dapat melampaui kekuatan militer sekutu terkuat Taiwan, yaitu Amerika Serikat. Xi Jinping perlu mengingat bahwa Amerika Serikat telah berkomitmen untuk melindungi Taiwan jika sewaktu-waktu terjadi invasi oleh Tiongkok dan ancaman dari laut oleh sekutu AS terhadap China masih terlalu besar. Bila hal itu terjadi tentu saja akan sangat merugikan bagi Tiongkok, dikarenakan pastinya akan ada konsekuensi ekonomi seperti sanksi ekonomi dari negara sekutu Amerika Serikat dan juga akan ada risiko serius eskalasi konflik militer dengan Amerika Serikat dan sekutu. Dan meskipun seandainya, Tiongkok dapat menginvasi dan merebut Taiwan sebelum Amerika Serikat datang. Tiongkok tidak akan dapat mempertahankan Taiwan untuk waktu yang lama dari serangan militer Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sehingga menurut saya, Tiongkok saat ini hanya memiliki 2 pilihan yang pasti. Pertama, mengorbankan ekonomi mereka yang sedang bagus demi mencapai unifikasi Tiongkok atau biasa disebut 'china dream'. Kedua, mempertahankan ekonomi mereka yang memiliki perkembangan luar biasa akan tetapi, harus mengurungkan niat mereka untuk mencapai 'china dream' tersebut untuk kurun waktu yang sedikit lebih lama, dengan perlahan mengembangkan militer mereka mencapai world-class military agar dapat seimbang dengan Amerika Serikat. Tentu saja Tiongkok harus mempertimbangkan dengan baik langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya.
hingga waktu tersebut tiba tiongkok harus memperkuat hubungan ekonomi dengan Taiwan, melanjutkan pekerjaan layanan khusus dan membangun kemampuan militer untuk kemungkinan operasi militer. tiongkok juga harus berusaha mengurangi dukungan komunitas internasional untuk Taiwan, dan meningkatkan ketergantungan ekonomi, teknologi, dan keuangan negara lain pada China. hal ini akan meningkatkan tekanan pada Taipei dan menciptakan situasi yang menguntungkan untuk kemungkinan operasi militer. akan tetapi, tidak akan ada yang tau kapan hal tersebut akan terjadi.
ADVERTISEMENT