Konten dari Pengguna

Ambiguitas Kampanye Literasi Digital

Gabriel Yudhistira Hanifyanto
Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan, D2 PGSD Unika Soehijapranata, S1 Pendidikan Matematika Unindra, S2 Magister Manajemen Universitas Mercu Buana
3 September 2024 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabriel Yudhistira Hanifyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Literasi digital adalah keterampilan dasar yang sangat penting untuk beradaptasi dan sukses dalam masyarakat modern yang semakin bergantung pada teknologi dan internet. Melalui internet, kita dapat menjangkau berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia dan sumber yang tak terhitung banyaknya. Namun jangan salah! Akses yang tak terbatas di dunia internet bagi orang untuk berbagi informasi artinya peluang tak terbatas pula akan adanya informasi sesat dan tidak valid yang akan kita dapatkan.
Ilustrasi literasi digital. Sumber: Pexels

Renyahnya hoax

ADVERTISEMENT
Artikel atau berita yang dikemas dapat mendorong keterlibatan emosi orang yang membacanya. Ketika orang merasakan emosi yang intens, mereka lebih cenderung untuk percaya pada informasi tersebut, bahkan tanpa memverifikasinya terlebih dahulu, dan dengan mudah membaginya tanpa menyadari konsekuensi yang akan terjadi. Emosi dapat mempengaruhi cara kita memproses informasi, membuat kita lebih rentan terhadap berita yang dramatis atau mengejutkan.
Banyak orang cenderung lebih mudah percaya pada informasi yang sesuai dengan keyakinan atau pandangan dunia mereka. Berita viral sering kali menyajikan informasi yang sejalan dengan prasangka atau opini yang sudah dimiliki orang, sehingga mereka lebih cenderung untuk mempercayainya tanpa pertanyaan.
Ilustrasi foto yang menipu. Sumber: pexels
Di era media sosial, berita viral dapat tersebar dengan sangat cepat dan luas. Orang cenderung mempercayai sesuatu yang dilihat oleh banyak orang atau yang sering muncul di feed mereka. Kecepatan penyebaran ini sering kali melampaui kemampuan individu untuk memverifikasi kebenarannya, sehingga berita yang salah dapat dengan cepat dianggap sebagai fakta. Banyak orang cenderung mengandalkan penilaian cepat dan asumsi, terutama jika berita tersebut sudah diterima atau dibagikan oleh banyak orang di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Berita viral sering kali menyederhanakan informasi menjadi narasi yang mudah dicerna, sementara berita faktual yang lebih kompleks mungkin memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Orang cenderung lebih suka informasi yang mudah dipahami dan disebarkan, bahkan jika itu kurang akurat.
Keadaan ini bukanlah sebuah situasi yang tidak disadari. Banyak orang melihat hal ini sebagai sebuah masalah dan menyuarakan untuk meningkatkan literasi digital. Namun untuk menerapkan hal ini bukan perkara mudah, bahkan bagi mereka sendiri yang menyuarakannya.
Ilustrasi menyuarakan literasi digital. Sumber: Pexels
Menyuarakan pentingnya literasi sering kali dipandang sebagai tindakan yang baik dan bertanggung jawab secara sosial. Namun, mengubah perilaku diri sendiri untuk benar-benar membaca atau melakukan kegiatan literasi memerlukan usaha yang konsisten dan komitmen, yang tidak selalu mudah untuk dijalankan. Meskipun mereka mendukung pentingnya literasi, mereka mungkin merasa tidak memiliki cukup waktu untuk meluangkan diri dalam kegiatan literasi seperti membaca atau meneliti.
ADVERTISEMENT
Membaca dan kegiatan literasi lainnya memerlukan kebiasaan yang terus-menerus dikembangkan. Jika seseorang tidak terbiasa dengan aktivitas ini sejak awal, mereka mungkin sulit menemukan motivasi untuk mulai melakukannya, meskipun mereka menyadari pentingnya.
Di era media sosial, ada tekanan untuk terlihat cerdas atau berpendidikan di mata orang lain, yang membuat orang lebih mungkin menyuarakan pentingnya literasi daripada benar-benar melakukannya. Aktivitas semcam ini menjadi tindakan simbolis untuk menunjukkan kepedulian tanpa harus mengubah perilaku pribadi.
Ilustrasi menggunakan media sosial. Sumber: Pexels
Literasi digital memiliki peran yang sangat penting di era modern, terutama karena semakin banyaknya aktivitas dan interaksi yang terjadi secara online. Menyuarakan pentingnya literasi digital sama pentingnya bagi kita untuk ikut serta dalam meningkatkan literasi digital bagi diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Salam Literasi