Konten dari Pengguna

Belajar Bersama Kecerdasan Buatan

Gabriel Yudhistira Hanifyanto
Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan, D2 PGSD Unika Soehijapranata, S1 Pendidikan Matematika Unindra, S2 Magister Manajemen Universitas Mercu Buana
25 Januari 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabriel Yudhistira Hanifyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (AI), sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (AI), sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecerdasan buatan disebut-sebut lebih pintar daripada manusia, bahkan mungkin lebih pintar dibanding pembuatnya. Fenomena kecerdasan buatan yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang tersulit sekalipun membuat gugup profesi guru. Semua mata pelajaran dapat dikuasainya. Bagi AI, soal pelajaran ilmu sosial hingga Matematika anak kuliah dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat, lengkap dengan penjelasan langkah penyelesaiannya, apalagi soal anak SD.
ADVERTISEMENT
Menurut Gaskin (2008), kecerdasan buatan atau AI adalah kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Kecerdasan ini dibuat oleh manusia dengan kapasitas kemampuannya adalah semua ilmu dan informasi yang didapatnya dari penciptanya dengan kemampuan mengolah dan menyajikan informasi layaknya manusia itu sendiri yang menjawab. Mesin itu bahkan dapat mengumpulkan segala informasi yang mereka dapatkan dari interaksi dengan manusia.
AI dapat berinovasi dalam bidang studi yang dimodelkan baik pada mesin maupun komputer yang dapat memiliki kecerdasan yang sama atau bahkan lebih seperti manusia, yang ditandai dengan kemampuan beradaptasi, pengambilan keputusan, kognitif, dan belajar (Manongga, Rahardjo, Sembiring, Lutfiani, & Yadila, 2022).
ADVERTISEMENT

Ragam AI

Ragam AI saat ini berkembang sangat banyak. ChatGPT yang dapat menjawab berbagai pertanyaan secara tertulis dengan berbagai bahasa menjadi salah satu kecerdasan buatan yang terkenal saat ini. Tak mau kalah dari ChatGPT, Microsoft menawarkan kecerdasan buatan pada fitur chat di mesin pencarinya Bing, atau Google yang saat ini juga telah mengeluarkan fitur serupa ChatGPT yang diberi nama Google Bard.
Jenis AI lain dalam olah grafis dan video kini juga banyak tersebar di dunia maya, diandalkan oleh banyak content creator. Hanya dengan mendeskripksakan gambar dalam sebuah frasa atau kalimat, fitur gratis dalam Bing dan Canva dapat membuat gambar yang diinginkan. AI dalam desain grafis dan video sangat membantu guru, siswa ataupun pengguna lain dalam melakukan editing seperti efek khusus dan menghapus latar hanya dengan satu kali klik seperti layaknya seorang profesional yang melakukannya.
ADVERTISEMENT

Membantu guru

Dengan berlimpahnya arus informasi dan teknologi, kehadiran kecerdasan buatan sebagai tidak terelakkan lagi. Walaupun mereka dapat menjelaskan sebaik guru di kelas, keterbatasan interaksi hanya dalam teks tidak dapat menggantikan guru di kelas yang menggunakan berbagai metode dan alat bantu dengan ragam intonasi suara yang menarik siswa untuk lebih mendengarkan dan memahami.
Sudah saatnya guru memanfaatkan kecerdasan buatan dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas. Kemampuan mengolah informasi dari kecerdasan buatan dipadukan dengan kemampuan menjelaskan oleh guru secara langsung di kelas menjadi senjata yang dahsyat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Kecerdasan buatan (AI) dapat membantu guru mengembangkan materi pembelajaran yang dibutuhkan agar menjadi lebih menarik dan relevan dengan situasi perkembangan zaman saat ini. Dengan bantuan AI dalam menganalisis berbagai sumber belajar, guru dapat mengatur media yang sesuai seperti buku, artikel atau video dengan informasi yang relevan dan mudah dipahami siswa.
ADVERTISEMENT

Mengarahkan siswa

Kekhawatiran guru dalam menyikapi kehadiran AI akhir-akhir ini adalah penggunaan AI oleh siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal yang tidak dapat diatur oleh guru adalah bagaimana siswa bereaksi dalam menghadapi AI. Larangan oleh guru mungkin tidak akan diindahkah oleh siswa karena bagaimanapun hasil tugasnya, tidak akan terlihat perbedaannya antara dikerjakan oleh siswa maupun AI.
Alih-alih melarang siswanya menggunakan AI, guru dapat menugaskan mereka menggunakannya untuk tugas-tugas sekolah. Seperti menyusun artikel yang bersumber dari AI dalam mencari sumber rujukan. Ini akan mendorong para siswa mencari sumber rujukan lain agar artikelnya tidak dinyatakan sebagai plagiat dengan artikel siswa yang lain.
Pembelajaran di SMP Strada Marga Mulia. Sumber: dokumen pribadi
Meski diyakini sebagai mesin pintar, AI tidaklah selalu benar dalam menjawab berbagai pertanyaan. Steven A Schwartz, pengacara yang berpengalaman selama 30 tahun menggunakan ChatGPT dalam sebuah kasus di pengadilan. Tanpa disadari ia memasukkan kasus palsu yang diberikan oleh ChatGPT dalam kasus yang ditangani. Meski demikian, AI dapat menempatkan semua masukan dari para pengguna sebagai database untuk menjawab pertanyaan sejenis di masa yang akan datang atau dari pengguna lain.
ADVERTISEMENT
Kemampuan AI yang terbatas dalam interaksi, juga dapat dimanfaatkan guru dalam penugasan penelitian sosial oleh para siswanya. Ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil antara wawancara kepada AI dengan wawancara kepada narasumber tokoh tertentu. Penugasan semacam ini dapat membawa kesadaran bagi siswa bahwa AI merupakan alat bantu yang perlu dikuasai dan bukan sebaliknya kita dikuasai oleh AI.

Penutup

Pemanfaatan AI dalam pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran dan efektivitas pengajaran. Namun, perlu diingat bahwa peran guru sebagai penghubung sosial, motivator dan fasilitator pembelajaran yang empatik serta humanis sangat penting dalam proses pendidikan. AI sebaiknya digunakan sebagai alat pendukung untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, tetapi tidak menggantikan peran guru dalam membimbing, menginspirasi, dan membantu siswa.
ADVERTISEMENT