Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Strategi Jitu Capres Cawapres Memperebutkan Suara Pemilih Muda
20 Desember 2023 11:20 WIB
Tulisan dari Gabriela Adeline Thurana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kelanjutan dari kampanye para pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden telah berkembang menjadi tahap yang semakin epik dalam arena politik. Mesin politik seluruh tim kampanye tengah beroperasi penuh dalam merebut suara pemilih, khususnya pemilih muda.
ADVERTISEMENT
Pada Pemilu 2024, peran pemilih muda, terutama generasi milenial dan Z, akan menjadi faktor dominan dengan kontribusi suara mencapai 56 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT). Melalui ritme kampanye yang semakin meningkat, ciri khas gaya politik para paslon menjadi senjata kunci dalam bersaing memperebutkan suara pemilih muda.
Calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengimplementasikann strategi andalannya melalui rangkaian acara dan diskusi bersama kalangan Gen Z dan milenial. Jika Anies melalui programnya yang disebut “Desak Anies”, sementara pasangannya Cak Imin menggunakan istilah “Slepet Imin”.
Mereka menawarkan dialog santai di kafe-kafe yang dirancang agar para pemilih muda merasa nyaman untuk berdiskusi dan secara bebas menanyakan berbagai isu yang menjadi kekhawatiran di kalangan generasi muda.
Melalui ciri khas gaya intelektual Anies sebagai eks mendikbud RI, Anies menjawab berbagai keresahan generasi muda tentang fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini. Mulai dari persoalan pendidikan, transportasi, KKN, hak asasi manusia, hingga penegakan hukum. Hal ini juga menarik mengingat Anies-Imin menawarkan gerakan perubahan dalam setiap kampanyenya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, gaya politik "gemoy" telah menjadi pendekatan khas yang berhasil menarik perhatian publik, terkhusus pemilih muda, untuk pasangan calon nomor 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Hal ini menjadi menarik karena pada kesempatan Pilpres kali ini, Prabowo dan timnya mengadopsi strategi yang berbeda dalam menarik perhatian pemilih.
Prabowo yang sebelumnya digambarkan sebagai sosok yang tegas, mengalami transformasi menjadi sosok “gemoy” yang seringkali dikaitkan dengan Prabowo karena tindakan-tindakannya yang menggemaskan, terutama dipadukan dengan joget khasnya di beberapa kesempatan.
Meskipun strategi “gemoy” ini sering disamakan dengan pendekatan yang digunakan oleh "Bongbong" Marcos dalam pemilihan presiden Filipina pada Mei 2022 lalu, gaya transformasi Prabowo nyatanya tetap sukses menarik perhatian publik, khususnya pemilih muda.
ADVERTISEMENT
Strategi ini disinyalir sebagai sarana awal untuk menarik perhatian publik yang selanjutnya memudahkan tim untuk menyuntikkan elemen yang lebih substansial seperti visi, misi, dan program. Pendekatan ini juga serupa dengan strategi yang digunakan oleh Bongbong Marcos.
Berbeda dengan Prabowo, gaya kampanye Gibran tidak lepas dari strategi kampanye bapaknya, yakni blusukan. Sosok yang terus digaungkan sebagai satu-satunya representatif anak muda pada Pilpres 2024, setiap akhir pekan Gibran mengunjungi pasar, perkampungan warga, dan sempat mengikuti kegiatan hari bebas kendaraan (CFD) di Jakarta. Gibran juga bertemu santri dan santriwati di sejumlah pondok pesantren.
Tidak lepas dari media sosial, konten-konten kampanye Prabowo-Gibran secara masif terus menyebar mulai di media sosial. Mulai dari potongan pidato Prabowo, aksi joget Prabowo, konten gimik Prabowo "gemoy", hingga konten joget "gemoy" khas kampanye Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pasangan calon nomor 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, mengadopsi gerakan kampanye yang dikenal sebagai "canvassing". Tim kampanye nasional Ganjar-Mahfud menegaskan bahwa tidak ada strategi khusus selain gerakan canvassing yang mereka luncurkan.
Strategi canvassing yang dijalankan oleh Ganjar-Mahfud dijalankan dengan keterlibatannya langsung dengan pemilih di lapangan untuk mendapatkan simpati mereka. Strategi ini digunakan untuk meyakinkan pemilih potensial dengan memberikan mereka pandangan yang lebih dekat terhadap visi, misi, program, dan citra personal mereka.
Sejak hari pertama kampanye pada 28 November lalu, mereka langsung bertolak dari ujung timur dan barat Indonesia. Tidak lupa dalam setiap penutupan kegiatannya, Ganjar selalu mengagendakan dialog dan diskusi dengan Gen Z dan milenial di setiap daerah yang dirinya kunjungi.
ADVERTISEMENT
Lebih jauhnya, Ganjar-Mahfud juga melakukan kampanye melalui media sosial dengan menekankan konten substansial tentang isu-isu yang dekat dengan demografis kalangan generasi muda. Mulai dari kepedulian lingkungan, kesehatan mental, beasiswa pendidikan, peluang pekerjaan, hingga seni dan budaya.
Semakin memikat perhatian, tim pemenangan Ganjar-Mahfud juga berencana untuk menggunakan kampanye offline yang menyenangkan, seperti melalui musik dan pertunjukan.
Sumber:
Kompas.id, "”Desak Anies” dan Komitmen Menyerap Aspirasi Pemilih Muda", 5 Desember 2023
CNN Indonesia, "Gaya Kampanye AMIN Sepekan: Acara Milenial, Kerap Ucapkan Perubahan", 7 Desember 2023
Kompas.com, "Menilik Gaya Kampanye Bongbong Marcos, Disebut Mirip dengan Joget Gemoy Prabowo", 13 Desember 2023
Liputan6, "Sederet Strategi Ganjar-Mahfud Gaet Pemilih Muda", 8 Desember 2023
Republika, "TPN Ganjar-Mahfud akan Lancarkan Gerakan Canvassing Mulai Besok" 27 November 2023
ADVERTISEMENT