Konten dari Pengguna

Perilaku Rumah Tangga di Bantaran Sungai Cibalok dalam Mengelola Lingkungan

Arinda Gaby Trisilla
Mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah, IPB University
18 November 2022 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arinda Gaby Trisilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aliran Sungai Cibalok, Sumber : Arinda G
zoom-in-whitePerbesar
Aliran Sungai Cibalok, Sumber : Arinda G
ADVERTISEMENT
Terdapat lebih dari 5.590 sungai di Indonesia, sungai yang berada di Jawa dan beberapa menghadapi beberapa hal yang sama yaitu pencemaran sungai, pencemaran yang berasal dari limbah industri dan limbah domestik (Greenpeace 2012). Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup 2010, 80% sungai yang berada di Indonesia tercemar oleh sampah atau limbah berupa sampah rumah tangga atau limbah domestik. Pencemaran ini juga dialami sungai-sungai di Jawa Barat, khususnya Bogor.
ADVERTISEMENT
Kota Bogor dilewati dua buah sungai yang besar yaitu Sungai Ciliwung di sebelah timur dan sungai Cisadane di sebelah barat. Sebagaimana halnya dengan kota-kota lain di Indonesia, Bogor tumbuh dari daerah pertanian yang subur dengan sistem irigasi teknis, sehingga saluran irigasi baik saluran pembawa maupun saluran pembuang merupakan jaringan yang melayani daerah pertanian tersebut. Dengan demikian sistem irigasi yang ada pada saat itu berfungsi untuk pemenuhan daerah irigasi. Seiring dengan perkembangan kota, maka daerah irigasi semakin lama semakin sedikit. Lahan pertanian berubah menjadi daerah pemukiman dan industri. Perubahan tata guna lahan (land use) tersebut menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan nilai limpasan permukaan (run-off coefficient), yang berpengaruh pada sistem drainase (Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Bogor 2015-2020).
ADVERTISEMENT
Salah satu saluran irigasi di Kota Bogor yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya adalah Saluran Irigasi Cibalok, dan dampak dari ketiadaan berfungsi Saluran Irigasi Cibalok yaitu sering terjadinya luapan pada saat hujan, sehingga menggenangi kawasan yang dilalui aliran irigasi tersebut. Penelitian ini akan membahas masalah limpasan yang terjadi pada kawasan yang dilalui Saluran Irigasi Cibalok. Sungai ini memiliki fungsi penting bagi masyarakat sekitar khususnya Kota Bogor, akan tetapi sungai ini memiliki masalah yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh aktivitas rumah tangga. Salah satu penyebab dari pencemaran yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibalok bersumber dari sampah rumah tangga atau limbah domestik.
Menurut perkiraan kami dengan mengamati kondisi sepanjang aliran Sungai Cibalok, beberapa warga masih membuang limbah rumah tangganya langsung ke sungai. Dapat dilihat pada sampah yang menumpuk di pinggiran Sungai Cibalok yang mempersempit lebar aliran sungai. Ada juga sampah dari hasil sisa penebangan pohon seperti ranting, kayu, sampai dengan batang dan ranting pohon pisang yang dibuang ke sungai. Namun, tak semua warga yang ada di bantaran Sungai Cibalok membuang sampahnya langsung ke sungai. Masih banyak warga yang peduli dengan lingkungan dan dampak yang akan terjadi jika mereka membuang limbah rumah tangga mereka ke sungai.
Kawasan Rumah Narasumber (1), Sumber : Fenty W
Ibu Handriyani (37), seorang ibu rumah tangga yang memiliki rumah di kawasan Sungai Cibalok menyebutkan jika ada yang mengelola sampah rumah tangga mereka setiap minggunya. Warga sekitar tempat tinggal ibu Handriyani sepakat untuk mengumpulkan uang Rp 10.000 untuk iuran tukang sampah setiap bulannya. Ibu Handriyani tinggal di kawasan Sungai Cibalok yang memiliki penghalang (tembok) cukup tinggi sehingga ketika datang musim hujan atau hujan deras selama beberapa hari berturut-turut, air sungai tidak sampai meluap tinggi melebihi tembok penghalang. Rumah ibu Handriyani bisa dibilang masuk dalam daerah yang cukup aman jika musim penghujan tiba, dan sejauh ini ibu Handriyani belum pernah terimbas banjir Sungai Cibalok.
ADVERTISEMENT
Kawasan Rumah Narasumber (2), Sumber : Fenty W
Analisis kedua dilakukan kepada warga bantaran Sungai Cibalok yang berbeda RT dengan narasumber pertama, yaitu Ibu Rustiyawati (49). Ibu merupakan pedagang gado-gado yang lokasi penjualannya persis tepat di samping Sungai Cibalok. Untuk mengelola limbah sampah sendiri, beliau telah rutin mengeluarkan dana sebesar Rp20.000,00 tiap bulannya. Sedangkan untuk manajemen air bersih, beliau menggunakan air PDAM. Karena disini beliau tidak memanfaatkan air sungai untuk beraktivitas, air sungai tampak lebih bersih dan terawat sehingga bisa digunakan untuk memancing.
Ketika kondisi sungai sedang meluap dikarenakan hujan deras, biasanya luapan air akan memasuki lokasi tempat ibu Rustiyawati berjualan. Beliau mengatakan bahwa ketika banjir, tindakan yang dilakukan ibu adalah membiarkannya hingga surut sendiri. Hal tersebut sudah sering terjadi di sekitar kawasan tempat tinggal ibu Rustiyawati sehingga sudah terbiasa dengan adanya banjir. Ibu menyadari risiko tempat tinggal yang dekat dengan bantaran sungai pasti akan merasakan dampak dari meluapnya air sungai jika hujan tiba. Untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai, beliau juga menyadari untuk tidak membuang sampah sembarangan ke dalam aliran sungai sehingga sungai masih tampak bersih dan tidak berbau tidak sedap.
ADVERTISEMENT
Dua keluarga yang menjadi narasumber telah mengelola sampah rumah tangga secara baik dengan tidak membuang limbah sampah secara sembarangan ke sungai, tetapi dengan mengeluarkan sebagian pendapatan untuk membayar jasa angkut sampah. Dalam buku “Status Lingkungan Hidup Indonesia 2020” yang merupakan salah satu buku terbitan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dibahas mengenai kelestarian lingkungan sungai dapat berisiko rusak karena tercemar limbah domestik dan industri sampah yang tidak terkelola dengan baik. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab pencemaran air sungai. Namun, berdasar hasil analisis rumah tangga yang diwawancarai, aliran sungai masih lancar dan tidak ada sampah di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa cara pengelolaan rumah tangga sudah baik untuk menjaga kebersihan lingkungan utamanya sekitar sungai.
ADVERTISEMENT
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan dan persamaan kondisi keluarga pada setiap wilayah di bantaran Sungai Cibalok, baik dari segi pendidikan, ekonomi, manajemen keluarga, serta sistem dalam mengelola rumah tangga dan kondisi keadaan tanah di wilayah tersebut. Sungai Cibalok termasuk sungai yang memiliki kondisi perairan yang baik, karena sampah di Sungai Cibalok tidak terlalu banyak dan tidak menumpuk yang membuat air sungai berbau tak sedap. Kadangkala, ada juga petugas kebersihan yang bertugas membersihkan kawasan sungai dari sampah. Terjaganya perairan Sungai Cibalok membuat beberapa warga dan tak jarang juga anak-anak sering memancing di pinggiran sungai.