Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Yang Pergi dan Tak Kembali
20 September 2023 6:20 WIB
Tulisan dari Gadis Ranty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
![Jenazah pelaut Indonesia diturunkan dari atas kapal Jepang](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01haq02rwvv8vz4ywf0xsmkh8r.jpg)
Bak tersambar petir, siang itu, 15 April 2020, saya sebagai petugas konsuler Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town menerima pesan singkat bahwa seorang kru kapal Jepang Fukukyu Maru No. 22 meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Beliau muntah-muntah dan sakit perut kronis dalam perjalanan dari Jepang ke Afrika Selatan. Dokter kapal melihat riwayat diabetes yang bersangkutan sebagai penyebab utama. Di tengah-tengah Samudera Hindia, Subasri - nama kru dimaksud, menghembuskan nafas terakhir ditemani kapten dan awak kapal.
Kasus meninggalnya pelaut Indonesia di kapal asing di wilayah kerja KJRI di Cape Town rata-rata 1 orang per tahun. Beberapa penyebab umumnya, yakni, sakit kronis dan kecelakaan kerja.
Setelah kapal pembawa jenazah merapat di pelabuhan, otopsi jenazah dilakukan dan jenazah biasanya akan disimpan di rumah duka. Lumrahnya penyimpanan dilakukan hingga waktu pemulangan ke Indonesia untuk prosesi pemakaman lebih lanjut.
Sayangnya, kondisi ideal itu tentu tidak terjadi selama pandemi COVID-19. Pemerintah Afrika Selatan menutup jalur penerbangan dan jenazah pelaut Indonesia terpaksa harus dimakamkan di Cape Town.
ADVERTISEMENT
Keluarga yang ditinggalkan tentu akan berat menerima hal tersebut. Namun demikian, Ratna, anak almarhum Subasri, pada akhirnya dapat mengikhlaskan jenazah ayahanda untuk dimakamkan di pemakaman Islam di Observatory, Cape Town. Kesediaan ini tertera dalam surat pernyataan yang dikirimkan agen kapal di Indonesia.
Pada tanggal 16 April 2020, akta kematian Almarhum dikeluarkan oleh pencatatan sipil Afrika Selatan. Pihak agen kapal Jepang lantas menyampaikan dokumen dimaksud kepada keluarga Almarhum untuk pencairan asuransi jiwa Subasri.
Jenazah Subasri akhirnya dapat dikuburkan dengan layak dalam prosesi pemakaman sederhana pada tanggal 24 April 2020 pukul 13.00 waktu setempat.
Sebulan berselang barang pribadi Almarhum diterima Ratna - puteri semata wayangnya, “Tak ada firasat keluarga bahwa Bapak akan berangkat berlayar dan tidak kembali seperti ini..,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ada lebih dari 3000 pelaut Indonesia tercatat setiap tahunnya bersandar di Pelabuhan Cape Town. Dari jumlah ini, hampir dua pertiga pelaut Indonesia mencari nafkah di kapal-kapal Jepang yang beroperasi di Samudera Hindia dan Atlantik.
Kisah Subasri menjadi pengingat untuk kita semua bahwa negara hadir untuk rakyat di luar negeri melalui perwakilan Republik Indonesia sebagai garda terdepan diplomasi pelindungan Indonesia (GR).