Konten dari Pengguna

Wahyu Kepada Maryam dan Rasulullah SAW

Gagan Kilat Permata Mega
Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta
21 November 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gagan Kilat Permata Mega tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wahyu turun dari dimensi yang tinggi (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/bima-sakti-bintang-perbintangan-8190232/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wahyu turun dari dimensi yang tinggi (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/bima-sakti-bintang-perbintangan-8190232/)
ADVERTISEMENT
Al Qur'an sebagai mukjizat yang paling agung untuk semesta alam dari dimensi yang sangat tinggi, Lauhul Mahfudz. Yang diturunkan sekaligus ke alam dunia, serta diberikan kepada Rasulullah SAW sebagai wahyu secara berangsur-angsur. Malaikat Jibril sebagai delegator yang ditugaskan oleh Rabb seluruh alam untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Perbedaan jenjang dimensi yang dilalui oleh malaikat Jibril membuatnya bermanifes ketika bertemu langsung dengan Rasulullah SAW. Dan sebaliknya ketika Rasulullah SAW yang Allah izinkan untuk naik dimensinya secara spiritual untuk menerima wahyu, hal yang beliau rasakan badannya menjadi terasa berat.
Pada kisah yang diceritakan dalam Al Qur'an, Allah memberikan informasi kepada kita bahwa pada masanya Maryam terjadi juga peristiwa turunnya wahyu berupa Ilham dari Allah melalui Malaikat Jibril. Kisah ini menjadi sangat viral hingga menjadi sesuatu yang mendunia secara kepercayaan dan ideologi. Dan disini Al Qur'an menjelaskannya dengan cara yang sangat komprehensif dan signifikan, sehingga sangat menarik untuk ditadabburi.
A. Pendahuluan
Dalam era generasi Z, sangat jarang sekali secara mayoritas orang memerhatikan cara pandangnya terhadap Al Qur'an. Begitu Maha Kaya-Nya Allah SWT sebagai pemilik ilmu yang begitu istimewa. Yang selalu membuat hamba-Nya penasaran dan ingin selalu mempelajari apa yang Dia informasikan dalam Qur'an. Maha benarlah firman-Nya, اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ[3]الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ[4]عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ[5]"Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq 3-5.)
ADVERTISEMENT
Sebagai makhluk yang dikaruniakan akal, manusia akan menjadi lebih mulia dan terangkat derajatnya disisi Allah ketika hamba-Nya meningkatkan kedekatan dengan-Nya, salah satunya dengan mentadabburi Al Qur'an. Dengan meningkatkan interaksinya terhadap Al Qur'an, semakin melimpah juga pahala yang diberikan Allah. Dia berfirman, [82] اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا"Tidakkah mereka mentadabburi Al Qur'an? Seandainya (Al Qur'an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya." (QS. An-Nisa 82)
Tersusunnya ungkapan Ulumul Qur'an sebagai suatu cabang ilmu menunjukkan banyaknya ilmu yang berhubungan dengan Al Qur'an. Dari cabangnya ilmu secara definisi Ulumul Qur'an membahas salah satunya cara turunnya wahyu. Dengan ilmu ini, penyusun bermaksud untuk menyampaikan irisan turunnya wahyu ketika masa Ibunda Maryam dengan masanya Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
A. Paradigma Wahyu dari Ulumul Qur'an
Dari Syaiful Arief M.Ag dalam bukunya Teori dasar memahami Kandungan Al-Qur'an, Wahyu disebutkan beberapa kali dalam Qur'an dengan makna yang berbeda, yakni:
1. Ilham yang Allah berikan kepada manusia. Contoh: ...وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ Kami wahyukan kepada ibu dari Musa untuk menyusuinya (QS. Al-Qasas: 7).
2. Insting yang Allah berikan kepada hewan. Contoh: [68]وَاَوْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ Tuhanmu memberi wahyu kepada lebah untuk membuat rumah-rumah (sarang) di pohon dan disela-sela gunung... (QS. Al-Nahl: 68).
3. Isyarat yang diberikan dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Contoh: [11]فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا Kemudian ia (Zakaria) keluar dari mihrab dan menghampiri kaumnya, lalu memberikan wahyu kepada mereka untuk bertasbih di pagi dan sore hari. (QS. Maryam: 11)
ADVERTISEMENT
4. Perintah yang Allah berikan kepada malaikat. Contoh : [12] اِذْ يُوْحِيْ رَبُّكَ اِلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ اَنِّيْ مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ ingatlah ketika Tuhanmu memberikan wahyu kepada malaikat "Sungguh aku bersama kalian, maka teguhkan hati orang-orang yang beriman..." (QS. Al-Anfal 12)
5. Bisikan dari setan. Contoh: [121] وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚ setan-setan memberikan wahyu kepada pengikut-pengikut mereka untuk mendebat kalian. (QS. Al-An'am: 121)
Dengan demikian secara etimologi (kebahasaan), Wahyu memiliki beberapa makna yaitu bisikan atau bujukan dari Allah, insting yang diberikan pada hewan, isyarat yang cepat, bisikan dari setan dan perintah. Wahyu secara kebahasaan tidak menjadikan seseorang yang menerimanya sebagai nabi atau Rasul.
Sedangkan secara terminologi, Wahyu adalah pengetahuan yang didapati seseorang pada dirinya dengan disertai keyakinan pengetahuan itu dari Allah SWT, baik dengan melalui perantara atau tidak, yang mana pengetahuan tersebut terkait dengan ajaran agama. Wahyu secara istilah juga bermakna pemberitahuan dari Allah kepada hamba-Nya yang terpilih mengenai segala sesuatu yang ia kehendaki untuk dikemukakan dan dilakukan oleh hamba tersebut, baik berupa petunjuk maupun ilmu, dengan penyampaian secara rahasia dan tersembunyi yang mana pemberitahuan ini tidak didapati oleh manusia biasa.
ADVERTISEMENT
Dan khusus kepada nabi dan rasul cara penurunan wahyu dari Allah terdapat tiga cara sebagaimana termaktub. Dia berfirman: [51]وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ Dan tidak ada seorang manusia yang mendapat kalam dari Allah kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari balik tabir atau dengan perantara utusan lalu diwahyukan kepada utusan dengan seizin-Nya apa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (QS. asy-Syura: 51)
Jibril adalah malaikat yang membawa wahyu dari Allah untuk diberikan kepada para nabi dan rasul. Al-Qur'an merupakan wahyu yang seluruhnya diterima oleh Nabi Muhammad dengan cara ini. Allah berfirman: [194] عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ [193] نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ [192] وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dibawa oleh Al-ruh Al-amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu termasuk golongan orang-orang yang memberi peringatan. (QS. Asy-Syu'ara: 192-194)
ADVERTISEMENT
C. Turunnya Wahyu berupa Ilham kepada Ibunda Maryam
Dari Ibnu Katsir dalam bukunya Kisah Para Nabi, kisah tentang ibunda Maryam sudah sangat diketahui oleh orang-orang yang dikatakan secara umumnya,"Nabi Isa lahir tanpa seorang bapak". Tapi disini ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum masa mengandungnya Nabi Isa AS, Ibunda Maryam mengalami kejadian turunnya wahyu. Ketika masa haid telah tiba, Maryam keluar dari masjid untuk suatu keperluan yang mesti terlaksana. Ia pergi seorang diri untuk suatu keperluan ke tempat yang terletak di sebelah timur Masjidil Aqsho.
Saat itulah Allah SWT mengutus Ruhul amin, yaitu Malaikat Jibril kepadanya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya: [17] فَاَرْسَلْنَآ اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا "maka ia menjelma dihadapannya (dihadapkan Maryam dalam bentuk) manusia yang sempurna." Ketika Maryam melihatnya, ia berkata: [18] قَالَتْ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ اِنْ كُنْتَ تَقِيًّا "Sesungguhnya aku berlindung dari kamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah jika kamu seorang yang bertaqwa." (QS. Maryam: 18)
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Malaikat Jibril berkata, [19] قَالَ اِنَّمَآ اَنَا۠ رَسُوْلُ رَبِّكِۖ لِاَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu." Maksudnya aku (Jibril) hanyalah malaikat yang menyampaikan wahyu dari Allah kepadamu (Wahai Maryam). "...untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam: 19)
Maryam berkata, [20] قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki..." Maksudnya, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak laki-laki atau bayi laki-laki. "...sedangkan tidak ada seorang (laki-laki )pun yang menyentuh aku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" (QS. Maryam: 20) Maksudnya, aku (Maryam) bukan seorang wanita yang memiliki suami dan aku bukan wanita yang suka melacur (berbuat zina). [21] قَالَ كَذٰلِكِۚ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌۚ وَلِنَجْعَلَهٗٓ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّاۚ وَكَانَ اَمْرًا مَّقْضِيًّا Jibril berkata, "Demikianlah Tuhanmu berfirman: 'hal itu mudah bagiku'." Maksudnya Malaikat Jibril menjawab keheranan dan kejanggalan yang dirasakan oleh Maryam tentang akan lahirnya seorang anak.
Ilustrasi Al Qur'an (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/quran-islam-buku-muslim-tuhan-6862296/)
D. Turunnya Wahyu Kepada Rasulullah SAW
ADVERTISEMENT
Dari Syaiful Arief M. Ag, beliau menyampaikan dalam Teori Dasar memahami Al-Qur'an, Malaikat Jibril menampakkan diri dalam wujud seorang manusia. Sahabat Nabi SAW dan orang-orang biasa bisa melihat Jibril dan mendengar ucapan-ucapannya, sebagaimana disebutkan dalam hadist Malaikat Jibril yang mendatangi Nabi Muhammad SAW dan bertanya tentang Islam, iman dan ihsan.
Wahyu yang langsung diberikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW dan beliaupun mampu untuk mengenali dan mengidentifikasi wahyu yang berasal dari Allah SWT dan yang bisikan yang berasal dari selain Allah SWT berdasarkan pada ayat وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ (Q.S Asy-Syura 51.)
ADVERTISEMENT
Syaikh Abdul Majid Az-Zandani mengatakan dalam bukunya tentang iman, dalam shohih Bukhari disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah RA bahwa Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,"Wahai Rasulullah, bagaimana cara turunnya wahyu kepada engkau?". Rasulullah SAW menjawab,"terkadang wahyu datang seperti suara lonceng yang keras. Tentu saja hal ini memberatkan, sehingga ketika suasana itu berhenti, aku sudah menyadari apa yang disampaikan oleh Jibril. Adakalanya Jibril mengubah wujud menyamar menjadi seorang laki-laki yang berbicara padaku dan akupun menyadari apa yang diucapkan."
Adapun malaikat Jibril menyampaikan wahyu melalui mimpi yang hadist nya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Aisyah RA berkata,"Aku pernah melihat beliau sedang diturunkan wahyu kepadanya saat musim dingin yang sangat dingin, kemudian wahyu itu berhenti, ternyata kening Nabi SAW sudah bercucuran keringat." Ada juga riwayat lain dari Bukhari, bahwa Aisyah RA berkata,"Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW. adalah mimpi yang benar diwaktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya waktu pagi hari."
ADVERTISEMENT
Gagan Kilat Permata Mega, Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta