Konten dari Pengguna

Kenangan

Gagar Asmara
Sarjana Psikologi. Calon Linguis. Penulis syair, puisi, dan prosa di gagarasmara.tumblr.com. Humanis, eksistensialis, dan naturalis.
30 Mei 2017 9:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gagar Asmara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kenangan selalu memaksa perasaan untuk kembali pada waktu-waktu yang tidak diinginkan. Aku sendiri dan tidak denganmu dalam keningku. Jalan-jalan menemukanku tapi bayanganmu selalu pergi dan hendak sirna. Segala catatan soal selamat tinggal selalu membuatku takut dengan keterpisahan.
ADVERTISEMENT
Suaramu adalah penantian yang belum habis untuk ditunda. Langit dan kesepian menandakan engkau masih serupa cahaya panas yang pantas untuk tetap diperjuangkan.
Ada saatnya aku tidak kuasa melakukan apa-apa dan wajahmu masih saja memburu pada lemari bajuku; tempat aku menyimpan segala sajak-sajak tentang sifat keibuanmu.
Hari tidak bergerak seperti biasanya. Siklus terhenti dan menyisakan bahaya. Udara tidak menerima hujan sebagai obat karena tanah telah menyerah; ia menerima gerimis sebagai suara tangisan yang paling membahana.
Cakrawala menyimpan cahaya sebagai azimatmu. Seluas itu aku melindungi engkau dari keterasingan; dan dari segala perkataan orang yang selalu menyudutkan engkau ke ruang paling tepi.
Jika tidak ada aku, maka siapa laki-laki yang selalu mampu mendekap segala tangismu?
ADVERTISEMENT
Tapi engkau selalu membela diri dengan tidak berkata apa-apa. Katamu, berkata-kata hanya akan menjerumuskan engkau pada lubang yang lebih dalam. Aku tidak percaya dengan katamu walau aku yakin engkau adalah perempuan tegar yang tidak terbantahkan dalam hidupku.
Ingatlah ingatan soal cinta yang tidak pernah usai mengurai perasaan. Maka, aku akan di sana: menantikan sukmamu; tempatku mengasah hidup dan jiwa yang dulu kosong karena senantiasa menyelimuti ketiadaan bahasa dan tanda tanya.
Lautan terdalam hanya untuk orang-orang yang berani menyerahkan nyawanya pada tekanan yang tidak terukur oleh apapun. Aku dan keberanianku belum kehilangan udara untuk bernafas dalam sehari-hari; untuk memastikan engkau tetap dalam lingkaran dan dekap nyalang tubuhku.
Sambutlah segala kenang dan tempat-tempat di mana kita mampu bersatu; membuat abu dari api yang menjingga atau membiru, atau dalam hening kata-kata tempat aku menyimpan segala bau tubuh dan pangkuan matamu.
ADVERTISEMENT
Maka, siapakah yang akhirnya pantas mencintaimu dari jarak sejauh ini?
(G)
30/5/17