Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) dari Limbah Kotoran Kambing
12 Februari 2025 15:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Naufal Mulya Andzaka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Jetis, Karangnongko – Salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Natasya Kodew Diasdamai dari jurusan Agroekoteknologi angkatan 2021 dari Universitas Diponegoro (UNDIP) 2025 di Desa Jetis, Klaten, bertujuan untuk memberikan solusi praktis terhadap permasalahan limbah pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Program yang diberi judul “Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) dari Limbah Kotoran Kambing” ini berhasil dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2025, di Tempat Kelompok Tani Desa Jetis.
ADVERTISEMENT
Desa Jetis merupakan desa agraris dengan banyak peternakan kambing yang tersebar di berbagai sudut desa. Salah satu masalah yang dihadapi oleh peternak kambing di sini adalah penumpukan limbah kotoran yang tidak terkelola dengan baik. Kotoran kambing yang melimpah sering kali hanya dibuang begitu saja atau dibakar, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan pemborosan potensi sumber daya alam. Untuk itu, Natasya mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP) 2025 memutuskan untuk melakukan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) yang dapat digunakan oleh petani di desa tersebut.
Pelatihan ini bertujuan untuk:
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat: Memberikan wawasan baru kepada warga Desa Jetis tentang cara mengolah limbah kotoran kambing menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk tanaman mereka.
ADVERTISEMENT
Membantu Pengelolaan Limbah: Mengurangi masalah limbah kotoran kambing dengan mengolahnya menjadi pupuk yang bernilai ekonomi.
Mendukung Pertanian Berkelanjutan: Mendorong petani dan peternak di desa ini untuk beralih ke pertanian organik, yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Peternak: Memberikan solusi yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka dengan menggunakan pupuk organik yang dihasilkan dari limbah ternak.
Pelatihan dimulai pada pukul 09.00 WIB, dengan dihadiri oleh sekitar 20 peserta yang terdiri dari anggota kelompok tani dan Wanita tani di Desa Jetis. Dalam sesi pertama, para peserta diberi penjelasan mengenai pentingnya penggunaan pupuk organik dalam pertanian, yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga membantu memperbaiki kualitas tanah.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, para peserta diberi pelatihan praktis mengenai cara pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) dari limbah kotoran kambing. Proses pembuatan pupuk organik padat ini meliputi beberapa langkah berikut:
Pengumpulan Limbah Kotoran Kambing: Kotoran kambing yang masih segar dikumpulkan dalam jumlah yang cukup.
Fermentasi Kotoran Kambing: Kotoran kambing dicampur dengan air, gula merah serta penggunakan mikroorganisme pengurai yang sudah disiapkan yaitu Em4.
Pengeringan: Setelah melalui proses fermentasi selama beberapa hari, pupuk yang sudah difermentasi kemudian dijemur untuk mengeringkan dan memadatkan bentuknya menjadi pupuk organik padat.
Pengemasan dan Penyimpanan: Setelah kering, pupuk organik padat ini siap untuk digunakan atau dijual. Pupuk ini sangat baik untuk tanaman sayuran, buah-buahan, maupun tanaman hias.
Dalam sesi ini, mahasiswa KKN juga memberikan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk organik padat, serta menjelaskan cara penggunaannya. Seluruh peserta sangat antusias dan aktif dalam mengikuti setiap tahap pembuatan pupuk.
ADVERTISEMENT
Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat mempraktikkan cara pembuatan pupuk organik padat di lahan pertanian dan peternakan mereka. Penggunaan pupuk organik dari limbah kotoran kambing memiliki berbagai keuntungan, di antaranya:
Mengurangi Pencemaran Lingkungan: Mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik dapat mengurangi pencemaran udara dan tanah yang disebabkan oleh penumpukan kotoran kambing.
Meningkatkan Kesuburan Tanah: Pupuk organik padat kaya akan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Dengan pemakaian pupuk ini, tanah akan menjadi lebih subur dan mampu meningkatkan hasil pertanian.
Efisiensi Biaya: Petani dan peternak tidak perlu lagi membeli pupuk kimia yang mahal, karena mereka dapat memanfaatkan kotoran kambing yang melimpah di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Peningkatan Pendapatan: Selain bermanfaat untuk pertanian, pupuk organik ini juga dapat dijual sebagai produk sampingan. Dengan demikian, para peserta dapat menambah sumber pendapatan mereka.
Setelah sesi pelatihan selesai, para peserta memberikan umpan balik yang positif mengenai pelatihan ini. Mereka merasa terbantu dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh tentang pengelolaan limbah kotoran kambing. Beberapa peserta mengungkapkan, “Saya baru tahu kalau kotoran kambing yang biasanya hanya dibuang bisa menjadi pupuk yang berguna untuk tanaman saya. Semoga ini bisa diterapkan di sawah saya.”
Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) dari Limbah Kotoran Kambing ini berhasil memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Jetis. Selain memberikan solusi terhadap masalah limbah ternak, program ini juga mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan meningkatkan hasil pertanian mereka dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Ke depannya, diharapkan masyarakat Desa Jetis dapat terus memanfaatkan pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan ini untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi mereka.
ADVERTISEMENT